⚠️TRIGGER WARNING⚠️
❗BLOOD, VIOLENCE, HARS WORD❗jika tidak suka dengan adegan tersebut, dipersilahkan untuk melewati BAB ini!
Selamat membaca~
🥀🥀🥀
"Lynch, bukankah kita juga berhak untuk bahagia?" tanya Preticia dengan parau. Akibat menangis terlalu hebat, ia pun mulai merasa lelah. Selama beberapa menit ia hanya melamun sembari bersandar di dada bidang Lynch.
Lynch pun hanya bersandar di bawah pohon sembari mengelus lembut rambut Preticia yang terlihat berantakan, ia merapihkannya dengan menyisirnya menggunakan jari jemarinya, arah pandangnya melihat ke arah mayat Pangeran Eldrick yang ada dihadapan mereka.
"Ya," jawab Lynch, masih sembari melamun.
Jari telunjuk Preticia bermain di atas dada bidang Lynch, membentuk pola acak yang ia sendiri pun tidak tahu. Sebab pikirannya saat ini sangat kacau. Ketakutannya sama sekali tidak mau menghilang dalam dirinya.
"Terus kenapa kita tidak bahagia?" tanya Preticia. Suaranya sangat lirih, sarat akan kesedihan yang mendalam.
Lynch menunduk guna melihat wajah Preticia yang terlihat basah, namun Lynch tidak tahu apakah itu keringat atau justru air mata.
"Kau percaya adanya reinkarnasi?"
Preticia menggeleng.
"Aku percaya," jawab Lynch tanpa diduga.
"Kenapa?"
Preticia sedikit mendongak karena mulai tertarik dengan alasan Lynch yang percaya pada hal yang tidak bisa dibuktikan itu.
"Karena hanya dengan percaya akan hal itu, aku masih bisa berharap bertemu denganmu lagi di kehidupan selanjutnya," Lynch menggenggam tangan Preticia yang masih setia berada di atas tubuhnya. "Jatuh cinta padamu dengan cara paling normal, seperti yang terjadi pada pasangan kekasih pada umumnya. Kemudian membangun rumah tangga yang harmonis sesuai dengan impian kita."
"Kenapa harus menunggu kehidupan selanjutnya? Kenapa tidak sekarang saja?" Ada nada khawatir saat Preticia menanyakan hal itu. Ia pun jadi ingat dan langsung duduk tegap menatap Lynch.
"Apa kita tidak jadi pergi? Sekarang aku sudah baik-baik saja, ayo kita pergi dari sini Lynch, sebelum ada yang melihat kita!"
Preticia menarik tangan Lynch untuk bangkit berdiri. Namun yang terjadi justru malah Lynchlah yang menariknya untuk duduk kembali di sebelahnya. Ia memeluk Preticia seerat mungkin, membuat Preticia menjadi takut karenanya.
Dan bersamaan dengan itu, mereka mendengar suara langkah kaki banyak orang dari kejauhan.
"Lynch," Preticia panik.
"Dia hanya melihatku," kata Lynch. Nadanya serak dengan isak tangis yang tertahan. Dalam pelukannya, Preticia masih dapat mendengar Lynch yang menarik air dari hidungnya, membuat Preticia merasa yakin bahwa Lynch sedang menangis sekarang.
"Dia hanya melihatku!" ulangnya sekali lagi.
"Apa maksudmu, Lynch?" Preticia kacau. Hatinya berdenyut sakit ketika ia paham maksud dari ucapan Lynch, namun menolak untuk percaya.
Kembali. Preticia kembali menangis untuk yang kesekian kalinya.
Tiba-tiba, Lynch mendorongnya ke belakang, membuatnya terbaring di atas rumput liar bersamaan dengan Lynch yang menatapnya dari atas.
![](https://img.wattpad.com/cover/299003109-288-k398309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be With You [The End]
Romance[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Semua tidak terjadi di dunia nyata dan hanya bersifat khayalan. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] #mari vote dan komen, wahai kalian yang membaca...