⚠️TRIGGER WARNING⚠️
❗BLOOD, VIOLENCE, HARS WORD❗jika tidak suka dengan adegan tersebut, dipersilahkan untuk melewati BAB ini!
Selamat membaca~
🥀🥀🥀
Preticia tersungkur di atas ranjang kala Victoria mendorong keras dirinya ke arah depan. Ia berusaha mati-matian untuk tidak menangis di hadapan Ibunya.
"Apa ini Preticia? Kau ingin membunuh Ibumu?"
Preticia menggeleng.
"Dua kali, Preticia. Dua kali kau berulah. Apa sih sebenarnya yang kau pikirkan?"
"Aku ingin bersama dengan Lynch Bu, bukan dengan Pangeran Eldrick!"
"Astaga Preticia gunakan otakmu! Kau hanya akan menderita jika kau memilih untuk bersama dengan pria algojo itu. Hidupmu akan sulit. Kau akan mendapatkan cacian dan hinaan, belum lagi kau akan merasa kesulitan secara finansial."
Victoria menarik Preticia untuk berdiri menghadapnya.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini Preticia. Kau tidak tahu betapa dunia ini tidak adil terhadap orang-orang yang memiliki status lebih rendah. Jangan gunakan perasaanmu tapi otakmu!" Victoria menekan dahi Preticia dengan kencang.
"Dengan kami menikahimu dengan Pangeran Eldrick bukan karena kami ingin menjualmu demi status kami. Di mana pikiranmu? Ayahmu dan aku sayang kepadamu, kami ingin yang terbaik untukmu. Asal kau tahu, kami sempat cemas memikirkan tentang masa depanmu, bahkan kedua Kakakmu rela berkorban untukmu, Preticia. Tidakkah kau menyadari itu?"
"Ber-korban?"
"Ya. Mereka membuat keputusan untuk tidak menikah sebelum kau dulu yang menikah. Kau pikir mengapa Pangeran Eldrick bisa memilihmu, hah? Itu karena kedua Kakakmu yang mengatur pertemuan antara kalian. Dia menyuruhmu untuk pergi ke pusat kota bersamaan dengan Pangeran Eldrick yang juga sedang berada di sana. Dan sekarang inikah balasanmu pada mereka? Pada pengorbanan kami yang sayang kepadamu?"
Rahang Victoria mengatup keras, menatap putrinya dengan perasaan campur aduk. Sesekali air matanya menetes akibat tak dapat ditampung lagi di kelopak matanya.
"Apa Ibu terlihat jahat di matamu sekarang, hah?" ujarnya dengan tegas. "Kau pikir ini untuk siapa? Untuk dirimu, Preticia!"
"Sekarang pikir! Pikir menggunakan otakmu kalau kau memang memilikinya!" Victoria kembali menekan dahi Preticia. "Kau pikir cinta bisa membuatmu kenyang? Cinta bisa menyelamatkanmu dari hinaan dan cacian dari semua orang? Apa cinta bisa membuatmu tetap tersenyum di saat masyarakat membicarakanmu dan mempersulit hidupmu? Mengutukmu di setiap tarikan napas mereka, APA KAU PIKIR SEMUA ITU AKAN HILANG HANYA KARENA CINTA? JAWAB!!"
Preticia menangis tersedu. Pikirannya kosong karena tak mampu untuk berpikir sekarang. Rasanya semua ucapan Ibunya itu memang benar adanya, membuatnya jadi meragukan semua keputusannya.
Bersamaan dengan itu, Duchess Lexia, Cassiopeia, Alicia, Elicia serta Ratu Ladyana datang memasuki kamar Preticia. Mereka melihat Victoria dan juga Preticia yang sedang sama-sama menangis.
"Victoria,"
Cassiopeia berjalan mendekat ke arah Victoria, berusaha menenangkannya yang seperti sedang terguncang.
"Siapa saja, tolong sadarkan anak ini dari kebodohannya!! Kumohon!" Tangisannya pilu, ia menunjuk ke arah Preticia, memohon dengan putus asa pada siapa saja yang bisa menyadarkan Preticia dari kebodohannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/299003109-288-k398309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be With You [The End]
Romance[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Semua tidak terjadi di dunia nyata dan hanya bersifat khayalan. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] #mari vote dan komen, wahai kalian yang membaca...