68

1.2K 65 7
                                    

Semakin hari semakin sakit ketika Arfa melihat Wahyu dengan kesedihannya yang yak kunjung membaik.

Wahyu menangis di saat arfa pura pura tertidur nyenyak .

Wahyu menangis dalam diamnya , Arfa pun juga meneteskan air matanya tanpa sepengetahuan Wahyu.

Ketika dukanya tak tertahankan lagi . Arfa mendorong pintu kamarnya dengan keras .

' brakkk ' bunyi bantingan pintu kamar Arfa dan Wahyu

Wahyu terkejut dan menoleh ke arah Arfa , yang sudah menangis , dengan mata yang sudah basah oleh air matanya.

" Bun ... Kamu kenapa ?? " Tanya Wahyu

" Kamu gapapa kan ... " Ucap wahyu sambil memegang pundak Arfa.

Arfa menepis tangan Wahyu.

" Sudah cukup mas .... Sudah... " Ucap Arfa setengah berteriak

" Coba duduk dulu . Ada apa ... " Ucap Wahyu

" Kamu kira aku gatau ... Kamu masih menyimpan rasa untuknya bukan . Kenapa harus aku ... Kenapa aku yang harus kamu sakiti . Aku salah apa mas " ucap Arfa

" Sayang...kamu bicara apa , mas ga paham " ucap Wahyu

Arfa mengambil kotak yang selama ini ia sembunyikan .

" Ini apa... " Ucap Arfa

Wahyu terdiam.

" Aku fikir pelan pelan kamu bisa berubah dan mencintaiku , tapi untuk belajar mencintaiku pun kamu tidak pernah , bahkan adanya Ayu tidak bisa membuat mu berubah dan memandangku dengan cinta " ucap Arfa

" Aku janji aku akan lebih berusaha " ucap Wahyu

" Ini sudah berapa tahun mas , selalu ucapanmu begitu . " Ucap Arfa

Arfa meninggalkan Wahyu yang berlutut di hadapannya dengan emosi.

Di sisi lain Ayu melihar ayah dan bundanya . Ia menangsi dalam diam .

Namun ia masih terlalu takut jika sampai ia kehilangan ayahnya itu.

Hati Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang