81

306 20 2
                                    

Suasana di rumah Anna dan Rangga dipenuhi suara tangisan pilu.

Anna yang sedang hamil menangis hingga pingsan. Rangga menungguinya di kamar sembari memberikan minyak kayu putih .

Sementara Wahyu duduk dengan tatapan kosong . Wahyu tak makan sejak tadi malam . Wahyu merasa seluruh dunianya hancur .

" Ayah... Makan dulu yaa... Ayah dari semalam belum makan " ucap Ayu

" Ayah belum lapar sayang... " Ucap Wahyu tersenyum dengan mata sendu

Ayu tak lagi memaksa karena ia tau ayahnya sedang tidak baik baik saja.

Wahyu mengaji surat yasin bersama dengan semua orang . Tak bisa terbendung air matanya lagi lagi menetes dan membasahi buku yasin yang di pegang nya .

Arfa menepuk lembut bahu suaminya . Dan wahyu memeluk Arfa dengan tangisan menyakitkan.

" Mas.... Adis asti sudah bahagia sekarang. Kamu yang sabar yaa " ucap Arfa

" Aku ikhlas.... Insyaallah aku ikhlas tapi aku tak bisa menahan air mataku yang terus-menerus terjatuh "ucap Wahyu

Arfa memeluk suaminya

Selesai dimandikan dan melaksanakan salat jenazah tubuh hadis yang telah terbungkus dengan kain kafan atau pakaian terakhirnya dimasukkan ke dalam keranda.

Keranda itu dimuatkan ke dalam ambulans karena jarak pemakaman dari rumah mereka sangat jauh.

Yang ada di dalam ambulance hanyalah Wahyu dan Adam sementara ana ia yang sedang hamil besar terkapar lemas di rumah.

Turun dari ambulans dan sesampainya di pemakaman keluarga. Benar Adis dimakamkan di pemakaman keluarga ana.

Adam dan Wahyu memikul keranda Adis lalu berjalan sambil mengucapkan " la Ilaha illallah "
Terlihat tiga pengalih kubur yang sedang menunggu di bawah Wahyu juga ikut turun ke bawah liang lahat.

Wahyu menerima tubuh putrinya dan menggendongnya untuk hutang terakhir kalinya lalu menaruhnya ke tiang kubur.

Perlahan papan yang telah disediakan satu persatu mulai menutup tubuh Putri kecilnya itu.

Wahyu yang hampir meneteskan air matanya ditarik ke atas oleh beberapa orang.

Beberapa butiran tanah hingga sampai menutup liang lahat dan putrinya itu tak terlihat oleh setumpukan tanah.

Terlihat kuburan yang masih basah dengan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama putrinya Wahyu menaburkan bunga di atas makam itu.

Adam yang tak terlalu dekat dengan papanya sehabis berdoa ia langsung meninggalkan tempat itu.

Wahyu menatap sendu ke arah batu nisan yang bertuliskan nama putrinya.

" Lihatlah nak Papa sudah mengantarkanmu ke tempat barumu maaf dulu Papa tidak sempat mengantarkanmu ke sekolah lalu menjemputmu di sekolah bahkan Papa tidak ada di saat setiap tahun ulang tahun mu. Papa harap kamu sudah bahagia di tempat barumu dan Papa juga berharap kamu bisa memaafkan papa karena Papa belum pernah bisa menjadi ayah terbaik untuk kamu. Berbahagialah sayang bilang sama Allah Papa titip Putri papa " ucap Wahyu sambil mengusap batu nisan Adis

Disisi lain Anna yang pingsan kembali tersadar dari pingsannya.

Anna membuka matanya . Terlihat suaminya sedang menggenggam tangannya .

" Mas.... " Ucap Anna

"Sayang.... Minum dulu yaa " ucap Rangga sambil memberikan minum oada istrinya

" Mas tau enggak . Aku mimpi aneh " ucap Anna

" Mimpi apa sayang " ucap Rangga

" Masak aku mimpiin Adis meninggal. Padahal kan dia lagi tidur di kamarnya " ucap Anna

" Sayang.... " Ucap Rangga

" Mas... Panggilkan Adis boleh enggak. Aku kangen sekali sama anak itu "ucap Anna

" Istighfar sayang.... " Ucap Rangga sambil  mengecup lembut pucuk kepala istrinya

" Mas.... Panggilin Adis mas.... Cepeet " ucap Anna dengan nada sedikit keras

" Sayang..... Istigfar sayang.... Adis sudah tenang di sisi allah " ucap Rangga

" Enggak.... Enggak mungkin mas.... Dia masih terlalu muda.... Dia .... Awww " ucap Anna smabil meringis memegang perutnya

" Sayang.... Kamu kenapa " ucap Rangga

" Mas... Perutku sakit ... Air ketuban ku mas... " Ucap Anna

Tanpa bertanya lagi Rangga langsung membopong tubuh istrinya .

"Dek.... Anna kenapa ? " Ucap Arfa

" Sepertinya mau melahirkan mbak ... " Ucap Rangga

" Yaudah kamu berangkat aja kerumah sakit . Urusan perlengkapan bersalin mbak yang siapkan ... Mbak doakan smeoga perslinan nya lancar . Ibu dan bayinya sehat " ucap Arfa

" Makasih mbak... Rangga berangkat dulu " ucap Rangga

....
Sesampainya dirumah sakit. Anna lansgung di tangani oleh dokter.

Rangga menemani Anna di ruang bersalin.

" Sakitt mas...  " Lirih Anna

" Tarik nafas pelan pelan dan dorong yaa bu " ucap dokter

" Kamu pasti bisa sayang.... " Ucap Rangga

Dan akhirnya .....

Hati Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang