FMS : 1

92.8K 4.6K 166
                                    

Cut!

Ansel langsung menarik tangannya serta menjauhkan tubuhnya dari wanita di hadapannya. Tanpa basa-basi lelaki itu langsung melangkah menuju salah satu kursi dan meraih sebotol air dingin di atas meja.

"Lanjut adegan Sam dan Mikayla!"

Mendengar teriakan itu tanpa sadar membuat Ansel tersedak. Hidung bangirnya seketika memerah dan membuat beberapa orang di sana menatapnya.

"An, kenapa lo?" tanya salah satu wanita yang menjadi pasangannya di film itu.

"Keselek."

"Iya tau. Maksud gue kenapa lo bisa keselek?"

"Kaget."

"Kaget kenapa?" Tamara; nama wanita itu, bertanya tanpa henti.

"Auah!" Ansel lantas meraih tisu dengan gerakan kasar dan menggulung tisu itu lalu melemparkannya ke arah Tamara.

Tamara yang memang mempunyai sifat jahil tentu saja tidak tinggal diam dan alhasil dua orang berbeda jenis kelamin itu pun ribut seketika dan untungnya tidak mengganggu proses syuting.

Gerakan tangan Ansel yang ingin menarik telinga Tamara terhenti saat melihat adegan selanjutnya di depan matanya. Napasnya berubah sedikit memburu dan dadanya terasa nyeri dan semakin nyeri jika saja dia tidak mengalihkan pandangannya.

"Mau kemana?" tanya Tamara saat melihat Ansel berdiri.

Ansel menunjuk ke salah satu arah. "Toilet."

Tamara hanya ber oh kemudian mulai merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena pergulatannya dengan Ansel barusan.

Ansel menyalakan kran air di wastafel kemudian menyipratkan air itu ke wajahnya. Setelah cukup, dia lantas mematikan kran air itu lalu menatap cermin di depannya yang memantulkan rupa wajahnya. Wajah sayu nya seketika berubah saat dia melihat lewat pantulan cermin ada seseorang yang baru saja masuk ke sana. Tanpa aba-aba orang yang baru masuk itu langsung memeluk pinggang Ansel dari belakang sambil membubuhkan kecupan di belakang telinga Ansel.

"Why?" Orang itu bertanya saat menangkap tubuh Ansel yang begitu tegang. Belum lagi lirikan yang diberikan Ansel mampu membuat si orang asing itu merasa was-was.

"Kita lagi syuting film dewasa ya?" Pertanyaan random itu keluar begitu saja dari bibir si mungil.

"Hah?" Orang itu; Brandon, lantas memutar tubuh Ansel dan memegang dagu si pacar untuk balik menatapnya. "Gimana-gimana?"

"Kalo lo suka cewek terus kenapa lo macarin gue?"

"Kata siapa gue cewek? Lo sendiri kan tau kalo gue belok dan semua itu juga karena ulah lo."

Ansel mendengus sebal. Kenapa laki-laki di depannya itu malah mengingatkan dirinya tentang kejadian saat itu.

"Lo cemburu liat gue sama Valena?" tanya Brandon sambil menatap intens ke wajah Ansel.

"Kenapa gue harus cemburu kan lo sama tuh cewek cuma akting doang." Ansel menjawab sambil memutar tubuhnya kembali menghadap cermin. "Terkecuali emang kenyataannya lo kayak gitu," bisik Ansel yang entah bisa didengar oleh lawan bicaranya atau tidak.

"Kayak gitu gimana?" Brandon menatap cermin yang memantulkan wajah Ansel dengan tajam. Merasa jika pacarnya tak ingin menjawab, itu cukup membuat Brandon merasa kesal karena bagaimanapun masalah ini bukan sekali dua kali terjadi di hubungan mereka penyebabnya selalu karena pikiran Ansel yang terlalu berlebihan. "Gue kira lo udah paham sama apa yang gue omongin sebelumnya, ternyata sama aja!"

"Gue paham tap-"

"Terus sikap lo ini apa? Kalo lo paham lo ngga akan bersikap kayak gini." Kekesalan Brandon memuncak.

"Ya biasa aja dong kalo ngomong! Bisa kan gausah bentak-bentak kayak gitu?!"

"Bentak dari mana? Gue ngomong baik-baik loh Sel atau kalo gue emang beneran bentak itu juga karena sikap lo yang makin kesini makin berlebihan." Brandon meraih tubuh Ansel lalu memojokkannya ke dinding.

Tatapan mata Ansel berubah nanar. "Bukannya wajar kalo gue bersikap kayak gitu ke pacar gue sendiri?"

"Wajar darimana gue tanya? Lo paham kan pekerjaan kita sekarang? Harusnya lo bisa bersikap lebih profesional lagi. Gue ngga pernah marah setiap lo beradegan sama perempuan lain bahkan lo ciuman sama Tamara pun gue biasa aja karena gue tau semua itu ngga lebih dari akting. Harusnya lo paham dan gue harap lo juga kayak gitu ke gue."

Sebelum Ansel menjawab, seseorang langsung muncul dan memberitahukan jika syuting kembali akan dimulai. Untungnya sebelum seseorang itu tiba, Brandon lebih dulu sudah menjauhkan tubuhnya dari Ansel.

Setelah itu, Brandon langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Ansel seorang diri di sana. Ansel yang melihat itu hanya bisa menatap nanar dan rasa tak nyaman mulai melingkupi dirinya.

"Lo awalnya cowok normal dan gue bisa liat tatapan-tatapan aneh di mata lo untuk Valena. Bukannya wajar kalo sikap gue berlebihan? Gue cuma pengen mempertahankan lo biar nggak ngejauh dari hidup gue."

++

"Brandon!"

Brandon langsung menoleh saat Valena memanggil namanya. Terlihat wanita berkaki jenjang itu berlari kecil ke arahnya. Semua itu tentu saja tidak luput dari pandangan Ansel.

"Besok malem lo free?" Valena bertanya.

"Kenapa?"

"Kalo misal lo free, lo mau ngga jadi partner gue buat dateng ke birthday party salah satu temen gue," ujar wanita itu sambil tersenyum sexy.

"Di mana?"

"Club xxx."

Brandon tampak berpikir sebentar sebelum menjawab. "Liat besok deh. Kalo gue sempet bakal gue kabarin elo."

Dengan cepat Valena langsung mencium pipi kiri Brandon kemudian mengucapkan terima kasih. Tak lupa wanita itu juga tersenyum kecil ke arah Ansel yang kian mematung di tempat sebelum dia memasuki mobilnya.

Setelah mobil yang dikendarai Valena melaju, barulah Ansel mempercepat langkahnya ke tempat Brandon berdiri. "Tadi apa?" cerca Ansel tiba-tiba.

"Valena reflek. Lagian ngga cuma lo doang yang kaget gue juga sama," jawab Brandon tanpa beban.

"Reflek lo bilang?"

"Ya kan emang reflek, Sel!" Brandon menatap wajah pacarnya dengan kesal. "Valena cuma cium pipi gue bukan bibir, so gausah berlebihan."

Ansel benar-benar tidak habis pikir sekarang. Bagaimana pacarnya itu terlihat biasa saja. Jika dalam lingkup akting, Ansel pasti bisa berusaha positif thinking tapi tadi?

"Sebaiknya lo agak jaga jarak dari gue takutnya para kru dan pemain lain tau tentang hubungan gue dan elo." Setelah mengucapkan itu Brandon langsung melangkah menuju mobilnya yang terparkir tepat di samping mobil Ansel.

Ansel hanya bisa menatap nanar kepergian Brandon. Perlu kalian tahu jika keduanya resmi berpacaran sejak empat bulan yang lalu. Awal pertemuan mereka adalah ketika Ansel dan Brandon diundang di salah satu acara TV dan dari sanalah keduanya mulai mengenal. Ansel yang memang seorang penyuka sesama jenis mulai merasakan perasaan suka untuk Brandon; yang saat itu masih normal.

Beberapa minggu berlalu dan perasaan Ansel kian membesar hingga dirinya mendapatkan tawaran untuk bermain di salah satu judul film yang juga akan dibintangi Brandon sebagai pemeran utama pria. Entah apa yang dilakukan Ansel hingga akhirnya Brandon mengajaknya berkencan dan mereka pun menjalin hubungan diam-diam; hanya mereka berdua dan Tuhan yang mengetahui hubungan itu.

++

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang