FAMOUS ; Behind the Incident #3

2.2K 243 3
                                    

Ansel memasuki unit apartemennya dengan langkah lunglai. Setelah mengunci pintu, dia bersandar di daun pintu dengan mata menyorot ke sliding door balkon. Sesaat sebelum pulang tadi, Ansel kembali mendekati Brandon yang kebetulan sedang mengeluarkan motor dari parkiran. Belum sempat Ansel menyapa, Brandon lebih dulu melajukan motornya keluar dari area sekolah dengan kecepatan tinggi. Alhasil, Ansel harus menerima dengan segenap jiwa raga saat semua murid menatapnya terang-terangan. Ada tatapan kasihan, mencemooh, dan tatapan tidak peduli.

"Apa gue kurang ganteng, ya?" monolog Ansel dan sedetik kemudian langsung berlari ke kamar. Ia melepas tas dan berdiri di depan cermin full body. Matanya begitu cermat menatap pantulan wajah dan tubuhnya. Tidak ada yang salah. Dia tetap tampan seperti biasa. Hingga sebuah kenyataan tiba-tiba menamparnya telak. "Apa jangan-jangan Brandon straight lagi?"

Ansel langsung jatuh terduduk di atas kasur. Raut wajahnya berubah nelangsa. Ia terus menyalahkan Brandon yang bisa-bisanya membuat dia suka. Coba saja Brandon tidak terlambat tadi, pasti dirinya tidak akan melihat dan mengenal cowok tampan itu, ya mungkin saja. Tanpa sadar, Ansel meremat kedua tangannya. Tidak ada kata menyerah dalam kamus Ansel. Iya, dirinya tidak boleh menyerah.

Ansel kembali berdiri dengan sorot angkuh. Kedua tangannya saling mengepal begitupun dengan tubuhnya yang berdiri tegap. "Oke! Kalo Brandon lurus, gue bakal buat dia belok. Belok-nya cuma ke gue tapi." Ansel menyemangati dirinya sendiri. Ia lantas menatap tasnya yang berisi hp. "Jangan panggil gue Ansel kalo malem ini gue nggak dapet kontak Brandon!"

Dan tanpa berganti pakaian atau pun membersihkan diri, Ansel mulai menjadi stalker dengan mengobrak-abrik grup sekolah dan tidak butuh waktu lama untuk dia menemukan nomor Brandon. Ketika melihat username Brandon, Ansel langsung menyimpan kontak itu sebelum mengirim pesan.


Ansel
haii brandon
save nomor gue ya ( ̄3 ̄)



Cukup lama Ansel menunggu tetapi pesannya tak kunjung dibalas. Sembari menunggu, Ansel mengisi daya hp sebelum membersihkan diri. Setelah ia mengganti baju serta makan, semoga Brandon sudah membalas pesannya. Ayo sama-sama ucapkan AMIN.

Ansel mencicipi apakah sayur kangkungnya bau dan bibirnya menyunggingkan senyum kecil saat lidahnya tidak menemukan rasa aneh. Dengan riang, ia mengambil nasi dari dalam mejikom serta memakan semua sayur kangkung yang tadi pagi ia masak. Saat sedang mengunyah, sebuah ide cemerlang tiba-tiba hinggap di kepala Ansel. Ia tersenyum puas dan kembali mengunyah dengan raut riang bahagia.
Selesai makan, Ansel langsung mencuci peralatan kotor dengan gerakan terburu-buru. Dia tidak sabar melihat balasan dari Brandon. Tanpa mengelap sisi wastafel yang basah karena terciprat air, Ansel langsung berlari ke kamar. Dia mencabut colokan daya seraya membuka aplikasi pesan.

Detik itu juga jantung Ansel seolah akan jatuh ke perut saat menyadari jika nomornya diblokir oleh Brandon.

****


Keesokan harinya, setelah memarkirkan motor, Ansel bergegas ke kelas Brandon. Ia akan memaksa cowok tinggi itu untuk membuka blokirannya. Sepanjang koridor, beberapa siswa dan siswi tampak menatap Ansel secara terang-terangan namun bukan Ansel namanya jika hal sepele itu membuatnya terganggu. Yang ada, Ansel semakin mengangkat dagunya tinggi-tinggi untuk menunjukkan kesan angkuh.

Sesampainya di kelas X MIPA 1, Ansel sengaja berdiri di ambang pintu dan menatap kelas yang lumayan ramai namun dia tidak menemukan keberadaan Brandon di sana. Warga X MIPA 1 juga ikut menatap Ansel terang-terangan karena mereka semua tahu jika cowok bermata sipit itu tengah mengejar-ngejar Brandon.

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang