Ansel mengerjapkan matanya beberapa kali karena silau. Setelah penglihatannya mulai normal, lelaki itu tampak meneliti ruangan tempatnya berbaring. Ini adalah kali keduanya dia jatuh pingsan di tempat umum. Untungnya saat dia pingsan tadi di area parkiran bawah yang tempatnya lumayan sepi. Dia hanya bisa mengingat jika dirinya berjalan terburu-buru menuju mobilnya lalu saat ingin membuka pintu mobil, semuanya menggelap.
"Ini di rumah sakit?" beo Ansel saat melihat tangannya di infus.
"Iya." Tiba-tiba datanglah seorang dokter wanita berjalan ke arahnya.
Ansel yang melihat dokter itu pun berusaha bangkit dari pembaringannya.
"Eh, jangan banyak gerak dulu." Dokter wanita itu menahan tubuh Ansel dan membantu lelaki di depannya agar berbaring kembali.
"Saya sakit apa dok?" tanya Ansel setelah menyamankan diri di bangsal rumah sakit.
Dokter itu terdiam dan tampak meneliti wajah Ansel hingga membuat si empunya merasa risih sekaligus dugun-dugun. Apakah sakit yang dideritanya sangat parah hingga si dokter langsung diam?
Tetapi ingatannya langsung terarah ke siapa yang membawanya ke sini? Padahal seingatnya di parkiran itu tidak ada siapapun selain dirinya sendiri.
"Boleh saya bertanya?"
Ansel mengangguk.
"Apakah kamu seorang transgender?"
Mata Ansel melotot. Apa-apaan itu? Transgender? Dirinya transgender?
"Hah? Gimana dok?" Raut wajah Ansel berubah tak terima. Bagaimana bisa seorang dokter profesional bertanya hal semacam itu. Oh, apa jangan-jangan penyakit yang dialaminya kini berkaitan dengan penyakit seksual?
Ansel menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Sejak bersama Brandon, keduanya memang sangat sering having sex dan sialnya Ansel baru ingat jika saat melakukan 'itu' Brandon tidak pernah memakai kondom.
"Saya cowok tulen, dok." Ansel berkata.
"Dok, apa saya menderita penyakit menular seksual?"
"Saya positif HIV ya dok?"
"Dok, bag-"
Dokter itu lantas menggeleng; seolah menjawab jika semua pertanyaan Ansel itu tidak benar. "Kamu hamil."
Tubuh Ansel menegang. Dia hamil? Bagaimana bisa seorang lelaki tulen seperti dia bisa hamil seperti wanita.
"Pasti dokter salah diagnosa, mungkin di perut saya itu..."
"Tumor?" tanya si dokter wanita. Setelahnya dokter itu tersenyum kecil. "Awalnya saya juga berpikir seperti itu. Tapi setelah saya cek dan saya teliti, 'sesuatu' di perut kamu itu bukan tumor melainkan janin."
Ansel langsung menggeleng. Tentu saja ia tidak terima dengan semua ini. Bagaimana bisa di hamil saat hubungannya dengan ayah si bayi makin berantakan.
Saat promosi film tadi, Ansel sudah memantapkan hatinya untuk berpisah dengan Brandon karena dia tahu bahwa pria itu bukanlah miliknya lagi. Dia bisa melihat tingkah Brandon yang menunjukkan jika si pria memang menyukai Valena; lawan mainnya, begitupun sebaliknya. Tetapi seluruh rencana itu harus kembali Ansel pikirkan, karena bagaimanapun dia tidak ingin anaknya lahir tanpa orang tua yang lengkap.
Ansel adalah korban broken home. Kedua orang tuanya sudah berpisah, ayahnya pergi ke luar negeri bersama istri barunya serta anak mereka dan ibunya beberapa waktu yang lalu pun kembali menikah.
Dan alasan kenapa Ansel memutuskan untuk tinggal sendiri adalah karena lelaki itu merasa jika ayah tirinya selalu menatapnya aneh. Belum lagi saat waktu makan malam tiba, pria tua itu selalu memaksa Ansel untuk duduk di sebelahnya dan berakhir si tua bangka itu diam-diam menyentuh paha Ansel dan itu terjadi tentu saja tanpa sepengetahuan ibunya. Ansel yang awalnya tidak sadar saat itu mulai merasa jika memang ada sesuatu yang aneh pada diri suami baru ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOUS [✓]
Fantasy[BL] [MPREG] "Lo masih mau berhubungan sama gue?" "Lo diem." "Mau bagaimanapun sikap gue ya lo harus terima dan cukup diem. Gausah komentar! Tapi kalo lo emang ngga bisa ya gampang, putus selesai." Brandon kembali berkata dengan nada yang super sant...