BONUS CHAPTER I

39.4K 3.5K 670
                                    

Happy reading dan kalian jangan ngumpat apalagi ngumpatin gue!!

Stay halal.

"Dasar bego! Gimana laki lo nggak ngamuk coba pas tau namanya dijadiin tokoh antagonis ditulisan lo, mana kesannya kek nyata lagi." Seorang wanita lantas menggeplak kening lelaki di hadapannya yang sedang cemberut total.

"Ya itu kan cuma seni, Na!" jawab si lelaki dengan masih membela diri.

Wanita itu lalu berdiri sambil terus menggendong sang keponakan dengan raut kesal. "Seni ya seni tapi tokohnya jangan kita-kita juga dong! Mana lu ngejadiin gue tokoh antagonis lagi, gila lu! Kalo gue nggak lagi gendong Theo, udah gue pites anu lo!"

Mendengar keributan antar adik dan kakak ipar itu lantas membuat Tamara turun tangan. Wanita itu lalu melangkah mendekati pacar wanitanya yang sedang menggendong Theo dan mengecup pelipisnya. "Sabar."

Valena langsung luluh dan balik mencium pipi Tamara.

Jangan ditanya bagaimana reaksi Ansel sekarang. Ya tentu saja iri. Apalagi ketika mengingat jika suaminya sengaja mendiamkannya hampir tiga hari setelah membaca novel karangannya.

Demi apapun! Di sini Ansel hanya meminjam nama orang-orang dekatnya untuk novel itu dan saat mereka semua membaca tulisannya, kenapa dirinya malah disalahkan? Apa salah jika dia ingin membuat seni?

"Terus gimana dong?"

Valena tampak berpikir sejenak. Tamara kini sudah melangkah pergi sambil menggendong Theo dan sekarang hanya ada dua orang di kamar itu. "Sogok ae si Brandon."

"Sogok gimana?" tanya Ansel heran.

"Ya sogok pake hal atau barang yang dia suka. Lo tau kan apa yang laki lo suka?"

Ansel tanpa berpikir panjang langsung mengangguk.

"Btw apa yang disukai si Brandon bangsat?" tanya Valena yang tidak mencerminkan sebagai adik yang baik dan lemah lembut.

"Lobang gue."

Otak Valena berproses sebentar sebelum,

PLAK!!

Wanita itu menampol lengan kakak iparnya dengan sangat keras. "LAH SI ANJIR!"

"Ya kenyataannya Kakak lo suka sama lob---"

"Iye iye kagak usah lo jelasin lagi." Valena lantas menghela napas pelan. "Lo parah banget sih! Nggak bisa bayangin gue kalo Kakak lo baca itu," tunjuk Valena pada laptop Kakak iparnya; Ansel.

Mendengar itu, Ansel lantas menaruh telunjuknya di bibir seolah memberi kode agar Valena diam. "Jangan berani-beraninya ya lo bilang ke Malvin!" ancam Ansel sambil bergidik ngeri. Membayangkan raut dominan Kakaknya yang memerah marah membuat Ansel ketakutan. Biasanya saat Kakaknya mengamuk pasti Ansel langsung bersembunyi di balik badan Brandon, tetapi sekarang? Ya, mana bisa mengingat suami tampannya itu bahkan sedikit menjaga jarak darinya.

"Dahlah! Gue mau nyusul Tamara dulu." Valena lalu melangkah keluar kamar dan kini tinggal Ansel sendiri di sana.

Lelaki itu meraih laptopnya kembali dan melihat naskah yang ditulisnya sejak tiga bulan yang lalu. Saat itu, Ansel memang merasa sangat kesal pada suaminya yang memilih untuk bersenang-senang di bar daripada langsung pulang. Tepatnya saat tiba-tiba Victor; sahabat suaminya, mengiriminya beberapa foto yang memperlihatkan seorang wanita tampak merangkul Brandon yang sukses memancing amarah Ansel.

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang