Brandon ga muncul di chap ini, cause aku lagi kemusuhan sama si dominan alias papanya Theo.
"Apa lagi sih ini," keluh Ansel sambil memijit keningnya frustrasi.
"Lagian bisa-bisanya Brandon kek gitu."
"Ya mana gue tau. Dia yang nonjok kok malah gue yang ikut keseret."
"Udah lah serah lo mau curhat apaan yang penting untuk beberapa hari kedepan lo kudu stay di apart dulu dan jangan kemana-mana," peringat Dikta sambil fokus membuka kulit jeruk.
"Gabisa sumpah. Popok sama bedak Theo semuanya mau abis asal lo tau dan gue harus belanja."
"Tenang, kan ada gue. Ntar abis ini gue cariin lah, lo tinggal nge list aja."
Dan pada akhirnya, Ansel mengangguk setuju.
Setelah menulis beberapa barang keperluan bayinya, Ansel lalu menyerahkan sebuah kertas yang hampir dipenuhi tulisan kepada Dikta.
"Gue capek Dikta."
Dikta menoleh menatap temannya prihatin.
"Gini amat ya hidup gue." Ansel melirik menatap Theo nya yang sedang tertidur di tengah ranjang. "Dia ngga ada ngasih kontribusi apapun dan sekarang pas gue mau hidup tenang berdua sama anak gue, eh dia tiba-tiba dateng ngerusuh."
Dengan lembut, Dikta mengelus lengan Ansel sambil terus mendengarkan curhatan lelaki itu dengan seksama.
"Kok gue bego banget ya bisa-bisanya pacaran sama Brandon dulu."
"Asli Dikta, tuh cowok brengseknya astaga. Tiap malem gue terus berdoa biar Theo ngga nurunin sifat dia." Ansel lalu menghela napas pelan. "Kasih tau gue gimana biar si Brandon ngga ngerusuh di hidup gue lagi." Lelaki itu menatap Dikta intens.
"Ya lo kudu cari seme baru," jawab Dikta tanpa berpikir panjang lebar.
Tanpa aba-aba, Ansel langsung menggaplok lengan Dikta dengan keras.
"Anjir apa-apaan sih!?" keluh Dikta sambil mengelus lengannya yang nyeri.
"Lagian lo sema-seme sema-seme, dikira nyari seme gampang apa."
"Ya buat lo pasti gampang lah."
Ansel mendengus. "Yakali Dikt, liat badan gue udah agak molor, perut ada stretchmark dikit sama bekas sayatan, belum lagi gue juga dah punya Theo. Amit-amit kalo ntar tuh orang malah ngapa-ngapain anak gue."
"Itu mah lo nya aja yang hobi insecure. Ngaca coba! Lo itu manis tau, gue yang sesama uke kayak lo aja mengakui itu."
"Iya kah?"
Dikta mengangguk semangat.
"Kalo gue manis terus kenapa si Brandon malah selingkuh?"
Mendengar nama itu kembali disebut membuat sorot mata Dikta berubah datar. "Ya itu emang Brandon nya aja yang goblok."
++
Dikta.
Sel, buruan ke sini elah. Ini nyokapnya Malvin udah ngga sabar lagi buat nyubitin pipi anak lo.Ansel sontak tertawa saat membaca pesan dari temannya.
Setelah selesai bersiap dan menyiapkan Theo, lelaki itu lalu menggendong anaknya yang sudah sangat wangi dan tanpa sadar membuat si mama tunggal itu mendesah gemas.
Theo masih asik dengam celotehan bahasa bayinya dan terlihat menghiraukan sang mama yang berusaha mengajaknya bicara.
"Kamu jangan rewel ya di sana, terus satu lagi kamu kudu akur sama Darren dan jangan ngelempar mainan lagi ke dia, paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOUS [✓]
Fantasia[BL] [MPREG] "Lo masih mau berhubungan sama gue?" "Lo diem." "Mau bagaimanapun sikap gue ya lo harus terima dan cukup diem. Gausah komentar! Tapi kalo lo emang ngga bisa ya gampang, putus selesai." Brandon kembali berkata dengan nada yang super sant...