FMS : 2

38.6K 3.7K 262
                                    

"Lo mau ke mana?"

Brandon hanya melirik lalu kembali memakai pakaiannya. Mereka berdua sama-sama lelaki dewasa dan tentu saja gaya pacaran mereka pun ikut dewasa.

"Jangan bilang kalo lo ngeiyain permintaan Valena kemaren?" Ansel kembali bertanya sambil menyandarkan tubuh polosnya yang terbalut selimut ke headboard ranjang.

"Gausah mikir aneh!" Brandon berbalik menatap sang pacar yang sudah memicingkan matanya. "Gue mau pulang."

"Pulang ke mana?"

"Rumah."

"Lo nggak bohong kan?"

Brandon menggeleng. Lelaki itu aslinya sudah merasa sangat-sangat jengkel akan sikap Ansel belakangan ini tetapi untuk sekarang dia berusaha sabar.

Setelah selesai bersiap, lelaki itu langsung berdiri dan tak lupa untuk mencium bibir pacarnya dan melumatnya sebentar sebelum keluar dari kamar apartemen Ansel.

Sepeninggal Brandon, Ansel hanya termenung beberapa saat sebelum beranjak untuk membersihkan diri. Lelaki itu sedikit meringis saat rasa nyeri mulai terasa di pusat tubuhnya. Dia melangkah tertatih-tatih menuju kamar mandi.

++

"WOY BRANDON!"

Brandon langsung menoleh ke arah kumpulan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Lelaki itu lantas melangkahkan kakinya ke arah kumpulan itu.

"Tumben lo telat?" tanya lelaki berambut gondrong yang sedang memangku seorang wanita.

"Ketiduran," jawab Brandon singkat.

Brandon langsung meraih salah satu gelas di meja dan tanpa-tanpa cairan di gelas itu langsung ia teguk dalam satu tegukan. Raut wajahnya berubah puas saat cairan itu mengalir melewati tenggorokannya.

"Syuting lo dah selesai?"

"Hampir selesai," balas Brandon.

Pandangannya menyapu seisi club malam itu hingga tatapannya terhenti di satu titik. Matanya reflek ia sipitkan saat melihat orang yang dikenalnya ternyata juga berada di tempat itu.

Ajaibnya merasa jika sedang ditatap, orang yang dilihat Brandon itu langsung menoleh ke kesamping dan pandangan mereka berdua pun bertemu. Tanpa basa-basi saat melihat keberadaan Brandon, orang itu langsung melangkah menuju ke arah Brandon.

"Lo di sini?" tanya orang itu lalu duduk di samping Brandon.

Orang itu; Valena, terlihat menyapa satu persatu teman Brandon. Sikap Valena yang friendly membuat perempuan itu langsung diterima di perkumpulan teman-teman Brandon; lawan mainnya.

Sebelum bermalam bersama Ansel, Brandon memang menolak permintaan Valena tentang birthday party. Lelaki itu beralasan jika dia sangat kelelahan dan Valena tentu saja langsung mempercayai alasan itu.

"Dipaksa temen gue." Brandon menunjuk satu persatu temannya yang sedang asyik dengan kesenangan mereka masing-masing.

Valena mengangguk mengerti. Setelahnya keheningan mulai menyelimuti kedua orang itu berbanding terbalik dengan suasana club yang semakin malam malah semakin ramai.

"Dance floor?" Brandon bertanya tiba-tiba dan langsung membuat Valena mengangguk.

Perempuan itu lantas menarik tangan Brandon dan lelaki itu juga terlihat tidak menepis ataupun menolak tangan Valena.

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang