FMS : 32

30.3K 3.2K 349
                                    

"Btw lo ngajak kami keluar emang si Valena kagak ngamuk? Gue lagi males buat perkara sama si tuh medusa," celoteh Ansel memecah keheningan di mobil yang dikendarai oleh Brandon.

Brandon tak langsung menjawab. Pria itu lantas memberhentikan mobilnya saat lampu lalu lintas bewarna merah dan seketika berbalik untuk mengecup pipi berisi Theo yang sedari tadi asik berkutat dengan empengnya. Setelah puas merusuhi putranya, barulah Brandon menatap wajah Ansel yang juga sedang balik menatapnya.

"Ya mau ngamuk juga nggak mungkin. Dia bukan siapa-siapa gue."

"Oh just partner sex, right?"

"Ansel!" tegur Brandon saat mendengar ucapan frontal ibu dari anaknya.

"Lah kenapa? Emang bener kan?"

Brandon memilih mengabaikan pertanyaan Ansel dan fokus pada kemudinya.

Melihat itu cukup membuat Ansel merasa kesal dan lelaki itu memilih merusuhi Theo yang sepertinya lagi dan lagi ingin nenen. Tanpa sadar situasi, lelaki itu lalu melepas kancing kemeja teratasnya dan menyodorkan sebelah putingnya yang langsung dilahap oleh putranya. Tidak tau saja jika pria mesum aka Brandon sejak tadi terus curi-curi pandang kearah bulatan merah muda yang kini berada di dalam mulut putranya.

Brandon iri dan Brandon mengaku.

"Aurora lo tolong sedikit ditutupin," ujar Brandon dengan suara serak.

Ansel tersentak kaget bukan main. Lelaki itu reflek menoleh kearah Brandon yang juga menatapn--- menatap kearah dadanya.

Setelah Brandon fokus pada jalan raya, Ansel semakin memepetkan duduknya ke pintu mobil sambil terus menutupi aurora nya yang terlihat jelas karena putranya.

Setelah memastikan Theo sudah terlelap, barulah Ansel melepaskan putingnya dengan hati-hati dan tak lupa mengancingkan kemejanya kembali. Bertepatan dengan itu, mobil yang mereka kendarai akhirnya berbelok ke halaman parkir di salah satu restoran Jepang.

"Gue belum makan. Berhenti bentar nggak papa, kan?"

Ansel mengangguk. Saat dirinya akan keluar dari mobil, dari pantulan spion lelaki itu melihat seperti ada seseorang yang sedang menatap mobil mereka. Namun sayang Ansel tidak bisa melihat wajah seseorang itu dikarenakan jarak mereka yang terpaut cukup jauh.

"Ayo turun!"

Ansel sedikit tersentak saat mendengar seruan Brandon barusan. Lelaki itu langsung keluar dari mobil dengan membawa Theo yang masih terlelap digendongannya.

Peka akan Ansel yang begitu kesusahan, Brandon berinisiatif mengambil alih putranya yang terus menggelendot di dada sang Mama.

"Hati-hati! Anak gue nanti kebangun," tegur Ansel saat melihat gerakan Brandon yang grasak-grusuk.

"Anak gue juga."

Ansel memilih mengabaikan ucapan itu dan mengekor masuk ke restoran.

Saat sampai di dalam, mau tak mau Ansel harus kembali mengingat kenangannya bersama Brandon dulu. Pria dominan di depannya memang sangat menyukai segala jenis makanan Jepang dan alhasil dulu setiap mereka berkencan pasti restoran ini selalu mereka kunjungi. Hingga lamunan Ansel buyar saat menyadari langkah Brandon terhenti di salah satu meja yang mempunyai kenangan tersendiri... untuk Ansel.

"K-kenapa nggak nyari meja lain?" tanya Ansel yang terlihat cukup ragu untuk duduk di kursi yang dipilih oleh Brandon.

Meja itu...

Di restoran dan di meja itu untuk pertama kalinya seorang Brandon resmi mengencaninya. Ansel ingat dengan jelas saat Brandon meraih tangan kirinya dan menyematkan sebuah cincin pertanda jika dirinya saat itu adalah milik seorang Brandon Lexander.

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang