FMS : 22

32.7K 3.7K 431
                                    

Aku nulis ini sambil dengerin lagunya Ariana Grande - 7 rings. Gatau deh nyambung kagak, but lagi tergila-gila sama ni lagu<3




"Ngapain lo masih di sini?!" Ansel sontak mendelik saat melihat Brandon yang masih ngemper di sofa sambil menonton TV.

Salah nya juga karena tidak mengusir pria gila itu dan memilih tidur bersama baby Theo di kamar.

"Gue mau liat Theo," ujar Brandon tanpa ragu.

Lelaki beranak satu itu langsung terkekeh sinis. Masih punya muka juga ternyata pria itu. Lihatlah! Dengan tidak berdosanya duduk di dalam rumah orang yang pernah ia sakiti dengan sangat santai dan juga perlu diingat juga jika satu kata maaf pun belum juga keluar dari mulut si brengsek itu.

"Lo udah tau kan kalo gue bakal jawab ngga. Terus kenapa lo masih nekat?" Ansel tiba-tiba menjetikkan jarinya. "Oh atau lo mau ngambil Theo dari gue? Lo mau misahin gue sama anak gue kan?! Bangsat ya lo! Anjing! Sialan! Bab-"

Mata Ansel sontak membulat saat tanpa aba-aba Brandon mengecup bibirnya lembut. Otaknya sedikit berhenti berproses saat bibir kenyal yang dulu menjadi favoritnya kini kembali dapat dia rasakan sebelum....

PLAKK!

Bayangan jika bibir itu juga pernah mencium Valena seketika membuatnya mengernyit jijik.

Ansel mengusap kasar bibirnya sebelum kembali melayangkan sebuah tamparan ke pipi kiri Brandon.

Pria dominan itu hanya diam. Entahlah hatinya tiba-tiba berubah tak nyaman saat melihat Ansel mengusap bekas ciumannya tadi.

Sebegitu marahnya kah Ansel padanya?

Padahal menurutnya kesalahan yang diperbuatnya tidak terlalu berlebihan. Menurutnya. Menurutnya. Menurutnya. Menurutnya. Menurutnya. Menurutnya.

Untung saja dia bergumam dalam hati. Jika saja Ansel mendengar itu sudah dibayangkan sandal rumahan yang dipakainya beralih menimpuk kepala tak berisi Brandon.

"Gue ngga suka bekasan. Kalo mau nyium gue, sterilin dulu bibir lo. Kalo perlu bersuci lagi deh sono, biar hawa-hawa si medusa bisa ilang dari badan elo." Ansel berceloteh dan itu terlihat imut di mata sang dominan.

Ansel mendelik tak terima saat melihat Brandon tertawa kecil hingga membuat sebuah dimple terlihat di salah satu pipi pria itu.

"Oh pantes si Theo punya lesung pipi. Turunan dari nih orang toh," batin Ansel.

"Gue balik dulu. Ntar malem gue bal-"

"GAADA BALIK-BALIKAN! MINGGAT SONO BANGSAT! ANJING! DASAR SIAL--"

"Mau gue cium lagi?"

Ansel langsung menutupi bibirnya. Persis seperti anak perawan padahal kondisinya sekarang sudah memiliki buntut.

Brandon langsung melangkah pergi hingga Ansel menyadari jika dompet pria itu tertinggal di sofa. Sebelum berteriak, Brandon keburu memotongnya.

"Pegang aja dompet gue! Ada uang sama beberapa kartu, pake aja! Anggep uang sendiri."

Ansel ingin sekali menimpuk kepala tak berotak Brandon tapi sayangnya tangannya malah membuka dompet itu.

"Kartu lima biji sama uang tunai.... anjir lima juta?"

Maklum, hampir satu tahun tinggal di pelosok membuat Ansel agak kaget saat memegang uang cukup banyak.

"Tidur ya nak?" Ansel kembali menjejalkan dot susu ke mulut Theo yang matanya masih bersinar terang dan terlihat tidak ada tanda kantuk sedikit pun. Berbeda dengan Ansel yang sudah berulang kali menguap lebar.

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang