FMS : 15

31.6K 3.5K 197
                                    

"Jadi emang bener kalo pulau ini tempat para cowok aneh berkumpul?" Brandon bergidik. "Bisa-bisanya cowok kok hamil," julid pria itu.

++

"Oh inget jalan pulang ternyata," sindir Ansel saat melihat dua orang budak cinta yang sedang berpelukan di depan TV.

Dikta menoleh dan sontak menyengir saat melihat tatapan tajam temannya itu. "Hehehe abis dari mana?"

"Lobang om-om." Ansel menjawab dengan nada kesal lalu mulai membakar obat nyamuk yang dipegangnya.

"Eh mulut! Inget lagi hamil jir. Emang mau pas anak lo lahir langsung ngumpat jancuk bukannya nangis?!"

Malvin yang sejak tadi menonton kembali ngakak. Bisa-bisa wajahnya cepat keriput bila terus hidup bersama kedua orang itu.

"Udah!" Malvin menyela. "Di meja ada ikan bakar, lo habisin aja!"

"Terus lo sama Dikta?"

"Kami udah makan tadi." Ansel langsung ngibrit ke dapur dan di atas meja makan terlihat sebuah kantong plastik, saat dibuka dengan Ansel ternyata benar sebuah ikan bakar yang masih hangat dan hal itu membuat perut buncitnya keroncongan. Tanpa berniat mengambil nasi, Ansel langsung mencuci tangan dan menyantap ikan bakar itu dengan sangat lahap.

++

"Buruan badut!"

"Woy elah! Lo make eyeliner dulu apa gimana sih lama bener!?"

"Gue embat juga si Malvin kalo lo-"

GUBRAK!!

Dikta langsung membuka pintu rumah dengan kasar. Melihat itu Ansel langsung mendengus. "Dasar bucin! Giliran nama Malvin dibawa-bawa langsung gercepnya minta ampun."

"Nyenyenye.."

Pagi ini Dikta dan Ansel memutuskan untuk berjalan-jalan mengingat usia kehamilan keduanya yang sudah tua dan membuatnya harus sering-sering gerak, ya walaupun proses persalinan mereka pasti SC. Jika normal juga bayi mereka akan keluar lewat mana, lewat lubang penis juga kan tidak mungkin.

"Laki lo mana sih? Tumben kagak ngintil?"

"Gatau dah, tadi bilangnya ada urusan yang kudu diurus sekarang."

Ansel ber oh ria lalu memfokuskan langkahnya mengingat jika di jalan yang mereka lewati banyak batu bertebaran. "Pelan-pelan deh kalo jalan! Ntar kepleset bisa berabe," peringat Ansel saat melihat langkah Dikta yang grusah-grusuh.

Sedangkan yang ditegur hanya tersenyum polos.

Cukup lama mereka berjalan hingga tiba di suatu tempat yang cukup ramai orang.

"Kayaknya ada yang ngelakuin pemotretan di sana," tunjuk Dikta saat melihat seseorang dan beberapa kru sedang menyiapkan kamera.

"Mau ke sana?" tanya Ansel tanpa tahu hal apa yang didapatinya setelah ini. Dikta sontak mengangguk.

Mereka lalu menuju sebuah kursi kayu panjang yang kebetulan kosong. Kebetulan juga tidak jauh dari kursi itu ada penjual es kelapa yang sedang mangkal.

"Mas, es kelapa murninya dua tanpa gula."

Penjual itu langsung membuatkan pesanan kedua boti hamil itu.

Dikta sesekali mencuri pandang ke arah Ansel yang makin kesini semakin cantik hingga kadang membuatnya insecure.

"Jangan suka sama gue! Ntar susah siapa yang nusuk." Ansel tiba-tiba berkata sambil menoleh ke arah Dikta.

"Anjir! Bisa-bisanya lo punya pikiran durjana kek gitu," sinis Dikta sambil menampol lengan temannya.

"Ya lagian lo ngeliatin gue gitu amat. Kan gue ngeri kalo lo tiba-tiba ngajak gue ngelesbi." Hampir saja Dikta menampol si calon ibu durjana sebelum suara penjual es kelapa menyela keduanya.

Ansel langsung menyedot air kelapa itu kemudian mendesah tanpa sadar saat rasa segar menguar dari tubuhnya dan membuatnya lebih fresh, begitupun dengan Dikta. Hingga....

Ansel menggigit pipet di mulutnya saat pandangannya menangkap seseorang yang sialnya juga sedang balik menatapnya datar.

Tidak! Bukan hanya satu orang, melainkan semua orang di perkumpulan itu kini beralih menatap ke arah Ansel yang tubuhnya sudah bergetar.

"Dikt-"

".... P-perut gue sakit, S-sel."

Ansel reflek menoleh ke arah Dikta yang sudah mencengkram ujung bajunya sambil meringis menahan sakit.

DAMN! Apa Dikta akan melahirkan di situasi seperti ini.

Yang lebih sial adalah keduanya tidak ada yang membawa hp dan tidak tau bagaimana mau menghubungi Malvin yang sekarang entah berada di mana.

"Ansel... Hiks- sakit!" Dikta kini sudah bercucuran air mata hingga pada akhirnya Ansel merasa pundaknya ditepuk seseorang. Saat lelaki itu membalikkan badannya untuk melihat siapa orang itu ternyata....

Dia Brandon.

Sedikit dulu ya gaiseu, soalnya ku lagi ga enak badan (efek vaksin ketiga) juga jariku lagi agak trauma abis ngetik bonus LASKEN tadi yang 2000+ kata lebih hshshs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedikit dulu ya gaiseu, soalnya ku lagi ga enak badan (efek vaksin ketiga) juga jariku lagi agak trauma abis ngetik bonus LASKEN tadi yang 2000+ kata lebih hshshs


FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang