BONUS CHAPTER II

35.1K 3.2K 138
                                    

Hai, skusky here!!

++

"APA-APAAN NIH?!"

Ansel reflek menutup telinganya saat mendengar Dikta berteriak. Lelaki itu lantas mengalihkan pandangannya saat tatapan tajam Dikta kini mengarah kearahnya.

"Bener-bener ya lo!" Dikta merasa gemas dan ingin sekali mencubit otak Ansel yang absurd hingga memasuki sel-sel terdalamnya. Bagaimana bisa Malvin yang luarbiasa cerdas memiliki adik yang... Dikta menghela napas kasar. "Ini kalo gue kasih tau ke Kakak lo, bisa-bisa--"

"EH JANGAN!" Ansel menggelengkan kepalanya heboh. Bisa-bisa habis riwayatnya saat Malvin membaca mahakaryanya yang sukses membuat Brandon, suaminya, pundung tiga hari tiga malam.

Dikta menaruh laptop itu kembali keatas meja. "Gue pengen banget nyubit lo tapi lagi nggak ada tenaga. Ntar deh kali gue udah melahirkan, awas aja lo!" ancam Dikta diakhir kalimatnya.

Ansel hanya memutar bola mata malas. Kenapa semua orang jadi berlebihan seperti ini? Hanya karangan fiksi dan bisa-bisanya semua seolah menyalahkannya. Dia tidak salah dan tidak akan salah, pikir Ansel.

"Btw, Sel... Lo beneran hamil lagi?" tanya Dikta yang sudah mengubah topik.

Ansel diam namun tak lama lelaki itu melangkah menuju laci di dalam lemari dan mengambil sebuah kotak. "Gue coba-coba cek di benda ini dan..." Ansel mengulurkan benda itu kepada Dikta. Dikta melihat dengan jelas jika terdapat dua garis di sana.

Positif.

"Lo nggak periksa ke dokter?"

Ansel menggeleng. "Gue takut."

"Ansel--"

"Gue takut sama respon Brandon. Lo tau sendiri kan gimana suami gue?" ujar Ansel yang terdengar sedang kebingungan.

Dikta yang mendengar itu langsung merangkul pundak adik iparnya dan membawanya duduk di ranjang.

"Kalo gue beneran hamil lagi, gimana kalo Brandon nolak anak ini?"

"Hush! Lo ngomong apa sih?! Brandon nggak mungkin kayak gitu. Brandon itu trauma, Ansel! Bukan benci bayi."

Jadi saat Ansel melahirkan Theo kala itu, kondisi Ansel jauh dari kata baik. Pendarahan yang terus menerus membuat Ansel hampir meninggal di meja operasi dan Brandon yang tau mengenai hal itu tentu saja merasa hancur sehancur-hancurnya. Pria itu bahkan tidak bicara seharian penuh saat Ansel dinyatakan kritis pasca melahirkan.

Hal itulah yang membuat Brandon berikrar jika mereka hanya akan memiliki Theo seorang. Berulang kali Ansel terkadang membujuk suaminya itu tetapi tetap berakhir nihil. Brandon sudah kekeh akan keputusannya dan bahkan setiap mereka berhubungan, Brandon selalu memakai pengaman walaupun Ansel sendiri tau jika suaminya itu sangat membenci kondom dan sebangsanya.

Jadi tidak salahkan jika Ansel merasa takut sekarang?

"Mending lo pastiin dulu deh ke dokter, mungkin aja kan itu testpack salah." Dikta berkata.

"Nggak mungkin salah, Dikta!"

Dikta mendengus. "Lo lupa kalo gue dulu juga korban testpack? Tiga testpack gue coba dan hasilnya negatif tapi setelah gue ke dokter buat mastiin, gue ternyata hamil udah tiga bulan bahkan hampir masuk bulan keempat!"

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang