FAMOUS ; Behind the Incident #5

3.8K 282 30
                                    




Ansel kembali ke kelas dengan pikiran melayang ke mana-mana. Rencananya yang ingin menunggu 'mereka' sampai selesai berbincang, tidak jadi terealisasikan karena saat bel masuk berbunyi nyaring, 'keduanya' masih berbicara.

Di kelas, ia duduk di kursinya sambil menatap pintu kelas; menunggu kedatangan seseorang. Tak berselang lama, seseorang itu masuk dan langsung memberikan senyum lima jari ketika matanya dan Ansel bertemu. Ansel sontak mendengkus, membuang muka.

Hingga sebuah pemikiran tiba-tiba muncul di kepalanya. Apa jangan-jangan ....

"Selamat siang, adik-adik!"

Suara lembut dari guru baru tiba-tiba mengalun yang sukses membuyarkan lamunan Ansel. Terpaksa, Ansel harus mengenyahkan keanehan demi keanehan dan fokus belajar.

"Sel, lo ada pulpen berapa?" tanya teman sebangku Ansel; Farrel.

"Banyak," sahut Ansel agak sombong.

"Wih, cakep, tuh. Gue pinjem satu, dong."

Ansel merogoh isi tasnya dan menaruh sebuah pulpen yang masih baru ke depan Farrel.

"Thanks."

Ansel hanya berdehem sekilas dan setelahnya fokus menatap papan tulis. Berbanding terbalik dengan Farrel yang tampak fokus meneliti leher Ansel.

Merasa ada yang aneh, Ansel langsung menoleh ke arah Farrel. "Apa?" tanyanya saat memergoki Farrel sedang menatapnya secara terang-terangan. 

Ganteng sih, tapi bukan tipe gue. Inner Ansel berucap dengan percaya diri.

"Kagak. Cuma meriksa aja, siapa tau di taman belakang tadi Brandon ngokopin lo." Farrel berkata dengan nada sedikit pelan serta raut lempeng tak berdosa.

"HEH!"

Bonusnya, satu kelas serta guru langsung memutar pandangan serempak ke arah Ansel yang belum sadar. Setelah salah satu siswi berdeham, barulah cowok itu mengangkat pandangan dan raut wajahnya langsung berubah bingung.

"Heh kenapa?" tanya Bu Jenar, guru fisika baru di SMA Cendrawasih. "Ada yang salah, ya, sama penjelasan Ibu?"

Ansel refleks menggeleng. "Eh, enggak, Bu."

Bu Jenar menghela napas dan kemudian duduk di kursi guru lalu membuka sebuah buku serta meraih pena. "Nama kamu siapa?" tanya Bu Jenar seraya menatap Ansel.

Ansel yang tahu kenapa guru itu menanyakan namanya, langsung melirik Farrel dengan sorot penuh permusuhan. "Ansel, Bu."

"Ansel Alardo?"

Ansel mengangguk saat Bu Jenar kembali menatapnya. Setelah menulis nama salah satu muridnya itu, Bu Jenar kembali berdiri dan melanjutkan penjelasan materi di papan tulis.

"Farrel tolol." Ansel masih melirik Farrel yang kini sedang tersenyum tanpa dosa.

"Sorry, deh, sorry." Farrel balas berbisik kemudian sedikit menundukkan kepala sebelum menoleh lagi pada Ansel. "Ya, gue cuma nebak aja ngapain lo sama Ben di taman belakang. Mana taman belakang sepi lagi."

Mendengar itu, kening Ansel sontak mengerut. "Tau dari mana lo kalo gue sama ayang gue di taman belakang?"

Ekspresi Farrel langsung berubah masam ketika mendengar kata 'ayang' dari mulut Ansel. Cowok aneh yang sekaligus merangkap sebagai teman sebangkunya itu ternyata cukup mengerikan jika sedang menyukai seseorang.

"Pas gue lagi ngurus nilai ke Pak Harta, tuh guru olahraga nyegat Brandon yang lewat terus nyuruh ke gudang buat ngambil skipping. Eh, pas gue mau balik ke kelas, gue liat lo lagi jalan ke taman belakang juga. Ya ... nggak ada yang tau, kan, mungkin aja lo grepe-grepe dulu."

FAMOUS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang