Gadis yang terlalu baik

21 2 0
                                    

"Ruangan ini terkunci!"

Samar samar aku mendengar suara seseorang dari balik pintu.

Kesadaranku seolah kembali sepenuhnya hingga memberiku kekuatan untuk bisa merasakan sekitarku.

Siapa?

Aku dapat mendengar suara langkah kaki dari beberapa orang yang berlari.

"Apa mungkin, ada manusia di dalamnya?"

Hah? Pertanyaan konyol macam apa itu? Seakan aku hanya satu satunya manusia

"Kita tidak bisa berharap lebih, Elly. Bagaimana Sean? Mau dibuka?"

"Tidak usah, kemungkinan didalam ada Vampir Putih, kita tidak bisa mengambil resiko"

Firasatku mengatakan aku harus meminta bantuan mereka, tapi, hatiku ragu karena mereka menyebutkan kata Vampir.

"Kau yakin? Kalau memang ada manusia di dalam sana, bukankah itu bagus?"

"Bagus apanya?"

"Ya, bagus, karena kita menemukan satu satunya manusia yang selamat"

Apa? Satu satunya?

"Dengar Ray, kalau memang ada manusia di dalam, justru kita hanya akan membahayakannya. Sudahlah, lagipula tidak mungkin ada manusia"

Saat itu juga aku mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Jauh dalam lubuk hatiku, aku merasa sedih. Apa mungkin karena mereka? Aku juga tidak tau pasti.

"Bagaimana ini? Apa mau dibuka? Aku penasaran dengan isinya"

"Aku juga penasaran, Elly, tapi, Vampir lemah seperti kita tidak boleh bertindak sembarangan"

Saat itu juga terdengar suara pintu yang didobrak dengan kencang.

"Aku tidak bertindak sembarangan loh, karena ini berdasarkan instingku saja"

"Ray! Lihat!"

Suara langkah kaki berlari kecil menghampiriku, samar samar aku merasakan sepasang tangan yang dingin menyentuh tanganku.

"Manusia!"

Langsung terdengar langkah kaki yang terburu buru ikut menghampiriku.

"Beneran manusia dong"

"Lah? Kau balik lagi Sean?"

"Berisik kau Ray"

Tangan yang dingin dan kecil ini terasa seperti tangan seorang gadis, tapi siapa?

"Sepertinya percuma, gadis ini tidak akan terselamatkan. Kalian lihat sendiri bukan? Dia terluka cukup dalam"

"Ya. Mata kirinya benar benar rusak, darahnya juga tidak mau berhenti, mungkin sudah tidak ada harapan"

"Kalian berhentilah berburuk sangka. Hei, apa kau masih hidup? Jawablah!"

Nada bicaranya yang terdengar cemas itu seolah mengkhawatirkan ku, padahal aku saja tidak mengenal suaranya sedikitpun.

Dengan sekuat tenaga aku berusaha menggerakkan bibirku.

"Tadi bibirnya gerak! Kalian lihat?"

"Nggak tuh"

"Sudahlah Elly, tidak ada gunanya. Dia sudah mati"

Enak aja, aku masih hidup woi

"Tapi Sean, kalau dia masih hidup bagaimana?"

"Tidak mungkin"

Aku masih hidup

Dengan sekuat tenaga, kubuka mata kananku untuk memberi tanda bahwa aku masih hidup.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang