Kejadian yang Tak Diinginkan

14 2 0
                                    

"Dan ternyata, ada yang terbangun lebih cepat dari dugaan ku. Bukan begitu? .... Xandra"

Teman temanku sepertinya kebingungan, dengan siapa 'dia' berbicara.

Aku mengabaikannya seolah tak pernah mengenalnya.

"Padahal sudah kuberi peringatan agar tidak ikut campur urusanku di ibukota, tapi sepertinya kau memang anak yang selalu menutup telinga ketika kakakmu berbicara"

Nggak kenal, nggak kenal...

"Jadi kau yang mengurung kami?! Memangnya apa hubungannya kau dengan kami?!" Elly dengan beraninya membentaknya.

Kau seharusnya tidak membentaknya, Elly

"Aku memang mengurung kalian, tentu saja dengan alasan yang bagus. Ditambah, kalian memiliki hubungan denganku selama kalian berhubungan dengan adikku"

"Memangnya siapa adikmu?! Diantara kami, tidak ada yang mengenalmu!" Bentak Elly dengan begitu tegas

"Jahat banget kau menganggap ku tidak ada, seharusnya kau memelukku karena sudah lama tidak bertemu, adikku tercinta"

Aku tetap diam seolah tidak mengenalnya, karena bagiku, kakakku sudah lama mati sejak ia membunuh ibuku.

Dan saat ini yang berdiri di depanku, hanyalah seorang bajingan psikopat tidak bermoral.

"Siapa ya nama adikku? Aku sedikit melupakannya karena sudah lama tidak bertemu dengannya"

"Cukup basa basinya"

Sean berdiri di garis depan dan melakukan posisi siaga.

"Mari kita lawan antara satu lawan satu"

"Tantangan diterima"

Dalam hati, aku langsung tau, kalau Sean tidak akan memiliki kesempatan untuk menang sedikitpun.

Karena, dia bukanlah sembarang orang yang tidak mengetahui apapun soal pertarungan.

Aku bisa melihatnya dari badannya yang terlatih, seolah siap untuk bertarung hidup dan mati.

Dia pun ikut dalam posisi siaga untuk menyerang, kini, Sean dan dia sedang berhadapan satu sama lain.

Kini, hidungku mulai mencium suatu aroma yang begitu sedap, sesuatu yang sangat menarik perhatian.

Dan aroma itu, berasal dari leher Ray.

Aku menggigit lidahku agar tidak terbawa nafsu, karena aku yakin, sebentar lagi aku bisa mendapatkan makanan manusia.

"Kalau aku menang, kau harus memberitahukan alasanmu menangkap kami dan membiarkan kami pergi" ujar Sean melakukan kesepakatan

"Dan kalau aku yang menang, kalian mati"

Sean langsung melompat keatas, dengan sangat cepat, ia berdiri tepat dibelakangnya dan memegang kakinya.

Namun, sepertinya dia sudah menduganya dan langsung melompat kecil keatas lalu menginjak tangan Sean hingga tulang di tangannya terdengar hancur.

Aku merasa ngeri mendengar suara tulangnya yang patah.

Sean pantang mundur, seolah tangannya tidak kenapa napa, dia memanfaatkan kakinya untuk menendang dia.

Sepertinya dia sedikit lengah dan berhasil ditendang oleh Sean hingga terpental sangat jauh.

"Boleh juga, kalau begitu, aku akan sedikit serius"

Entah sejak kapan, dia sudah berada di belakang Sean lalu menendang kepala Sean hingga terlepas dari tubuhnya.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang