Penglihatan Masa Depan

20 2 0
                                    

"Bismillah headshot!"

Aku melemparkan sebuah balon berisikan air kepada Elly yang berlarian, menghindari seranganku.

Ketika aku mulai melemparkan balon berisi air tersebut, tiba tiba Elly menghilang dan justru bola air itu mengenai Ray yang sedang mencuci baju di pinggir sungai.

"Maaf Ray, aku tidak sengaja" ujarku kepada Ray yang sempat terhenti mencuci.

Ray menengok kearahku dan tersenyum. "Tidak apa apa"

Ray kembali mencuci baju seolah tak terjadi apapun sama sekali.

Aku berjalan menghampiri Elly dan berbisik di telinganya. "Apa tidak apa apa menyuruh Ray mencuci semua bajunya?"

"Tidak masalah, dia dapat diandalkan. Untuk sekarang, kita cukup bersenang senang saja" jawab Elly dengan enteng.

Aku tersenyum dan kembali bermain air bersamanya.

Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian dimana kami dihadang oleh Vampir Putih.

Alasan mengapa Elly tidak terbunuh adalah, karena Elly memindahkan jantungnya.

Elly mengetahui kode yang kuberikan dan memindahkan jantungnya. Memang terdengar aneh, tapi dia katanya dia memiliki beberapa pengalaman sebagai seorang dokter saat bekerja di rumah sakit ayahnya sebelum menjadi Vampir.

Kalau seandainya saat itu Elly tidak memahami kode yang kuberikan, maka, aku terpaksa menusuk tanganku sendiri agar terlihat seolah aku menusuknya.

Itu ide gila yang tiba tiba terpikirkan olehku, mungkin insting saat terdesak.

Dan sejak saat itu, Ray seolah berpihak padaku, sama seperti Elly.

Sementara Dio dan Sean, mereka semakin menjauh dariku dan seolah tidak mempercayaiku sedikitpun.

Jujur saja itu menggangguku, karena hubungan yang tidak didirikan atas dasar kepercayaan, itu bukanlah sebuah hubungan baik.

Aku mempelajarinya saat didekat Alan dulu.

Dan kuharap, Ray tidak membaca pikiranku dan mengganggu privasi- ku seperti yang dia lakukan mengenai kejadian terkelam di kehidupanku.

Ngomong ngomong soal Ray, aku juga agak terganggu dengan dirinya yang selalu tersenyum seolah tak terjadi apa apa.

"Exie, bisa tolong bawa cucian ini ke markas? Aku dan Ray akan berburu beberapa hewan untuk persediaan makanan dan 'minuman' selama seminggu" ujar Elly

"Baiklah"

Kuangkat keranjang yang terbuat dari bambu berisikan pakaian basah berjalan menuju markas.

Setibanya di markas, aku langsung menjemur pakaian yang sudah di cuci oleh Ray.

Tinggal di sini tidak terlalu buruk.

Walau jauh dari kota dan terisolasi, tapi tempat ini dekat dengan hutan yang menyediakan segalanya.

Air, tanaman, makanan, hewan, dan sinar matahari yang cukup, disini kami tidak kekurangan sumber daya alam sedikitpun.

Aku mulai merasa nyaman disini.

"Hey, kurasa kita perlu bicara"

Dio berjalan mendekatiku dengan ekspresi yang sulit dibaca.

"Apa... ada yang bisa kubantu?" Tanyaku dengan ragu

"Kita perlu bicara empat mata" ujar Dio.

Ekspresinya sulit untuk kubaca, aku tidak tau apa yang sedang dipikirkannya atau bagaimana perasaannya.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang