Pesta Berdarah

11 2 0
                                    

"Karena itu.... Gerhana akan terjadi malam ini"

Semua orang bersorak-sorai dengan penuh semangat dan kebahagiaan meliputinya.

Sedangkan aku hanya bisa terdiam.

Tidak mungkin! Tidak mungkin bisa mempercepat Gerhana! Itu sangatlah mustahil!

Aku mengatakannya mustahil, karena kalau ingin mempercepat proses terjadinya gerhana, maka seharusnya ia menggeser semua planet, bahkan matahari dan bulan.

Itu hal gila yang pernah kudengar, bagaimana bisa menggeser seluruh planet. Sedangkan tubuh manusia tidak bisa menahan gaya gravitasi di luar angka.

Atau bahkan menggerakkan planet.

Tiba tiba saja langit menjadi gelap, bahkan ruangan ini pun menjadi gelap.

Aku langsung berlari melompati jendela dan melihat kearah langit.

Dan benar saja, bulan menghilang, seolah tertutupi oleh awan hitam yang begitu tebal.

Namun perlahan lahan, bulan mulai terlihat. Bukan berwarna putih seperti biasanya, melainkan berwarna merah.

Seketika langit pun ikut berubah menjadi merah layaknya darah.

Dari dalam aula, terdengar suara sorak sorai dipenuhi kebahagiaan dan semangat.

Angin kencang pun berhembus dan menerbangkan rambutku dan melunturkan pewarna rambutku.

Rambutku perlahan lahan mulai berubah menjadi warna putih seiring bulan yang semakin berwarna merah layaknya darah.

Aku bisa merasakannya, seolah ada luapan energi di dalam diriku yang terus memberontak ingin keluar.

Sepasang gigi taring mulai tumbuh hingga keluar dari dalam mulutku.

Kedua mataku sepenuhnya berwarna merah darah yang begitu pekat dan terang.

Setetes air mata berhasil lolos dari dalam mataku, aku buru buru mengelap air mata tersebut dan terus menatap langit.

Ketika bulan mulai sepenuhnya berwarna merah seperti darah, rambutku sudah sepenuhnya berubah menjadi putih.

Luapan energi terus kurasakan bergejolak didalam diriku, memaksaku untuk mengeluarkannya.

Rasa haus yang tak tertahankan juga turut kurasakan.

Begitu kualihkan pandanganku kedalam aula, aku tidak bisa melihat wujud mereka.

Yang bisa kulihat hanyalah pembuluh darah yang berjalan, serta suara detak jantung yang terus menggema di kepalaku.

Suara aliran darah yang terdengar begitu menggoda, serta aroma darah yang begitu menggiurkan.

Menurut pergerakan pembuluh darah mereka, aku bisa melihatnya, sedang terjadi kerusuhan didalam sana.

Entah apa yang merasuki diriku, kedua kakiku secara tiba tiba berlari kearah aula dan ikut mengacau.

Tanpa bisa kuhentikan, kedua tangan ku bergerak, mulai mencari mangsa dengan menghisap darah siapapun yang kulihat.

Dengan begitu ganasnya, tanpa bisa mendengarkan apapun, atau bahkan melihat apapun.

Pendengaran dan penglihatan ku telah dibutakan oleh satu hal yang tersaji di hadapanku.

Ketika darah itu mengalir masuk kedalam tenggorokanku, rasa dahagaku seolah sirna begitu saja.

Energi yang kurasakan dalam diriku semakin bergejolak ketika aku semakin meneguk darah.

Benar benar tak terkendali, instingku menjadi seperti hewan liar yang sedang berburu mangsa.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang