Sebuah Perjalanan

14 2 0
                                    

• 3 Tahun Kemudian.....

Aku berlari menghindari pepohonan sambil menghindari anak panah yang terus ditembakkan padaku.

Betapa bodohnya diriku, menantang para Vampir itu

"Tangkap dia!"

Para Vampir itu masih mengejar ku di belakang dengan sangat cepat, tapi, aku lebih cepat dari mereka.

Aku langsung melompat keatas atap salah satu rumah dan mengambil bubuk mesiu yang ada di dalam tas ransel ku.

Langsung saja kutaburkan secara acak bubuk mesiu tersebut.

Ketika para Vampir itu masuk kedalam perangkap bubuk mesiu ku, aku langsung mengambil korek api kayu milikku dan menyalakannya lalu melemparkannya kearah bubuk mesiu.

Seketika itu juga terjadi ledakan yang begitu besar hingga menghancurkan sebagian besar rumah para penduduk.

"Yah, mereka Vampir, jadi bisa beregenerasi dengan sendirinya"

Aku langsung lanjut berlari keluar dari desa tersebut.

Dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari desa itu, aku berhenti di sebuah sungai.

Aliran sungai itu tenang, serta airnya jernih dan banyak bebatuan, dan sudah pasti ada begitu banyak ikan di dalam sungai itu.

"Jujur saja, aku mulai bosan memakan ikan"

Kulepaskan tas ranselku dan aku langsung membasuh wajah serta rambutku dengan air sungai.

Perlahan lahan cat rambut yang kugunakan mulai luntur.

Beberapa helai rambutku yang berwarna putih mulai terlihat semakin jelas ketika pewarna rambutnya luntur.

Langit perlahan lahan mulai berubah warna menjadi oranye yang mengartikan hari sudah mendekati malam.

Aku langsung mengumpulkan kayu bakar di sekitar sungai dan membakarnya menjadi api unggun yang berfungsi sebagai penerangan sekaligus penghangat tubuh.

Kuambil sebuah kantung kresek besar dari dalam tas ranselku dan membukanya.

Isinya hanyalah daging yang kucuri tadi.

"Makanan pokok Vampir kan darah, jadi aku tidak berdosa kan"

Dengan lahap aku langsung memakan daging yang baru saja kucuri.

Setelah selesai makan, aku mengambil sebuah panci kecil dari dalam tas ransel ku dan mengambil air dari sungai.

Tanpa sengaja, aku menatap kearah pantulan diriku yang ada di air.

Terutama kearah mata kiriku yang berwarna merah darah itu, serta beberapa helai rambutku yang berubah menjadi putih.

Entah ini hanya perasaanku saja, atau memang kulitku semakin pucat.

"Sepertinya aku kelelahan"

Langsung kuletakkan panci tersebut diatas api unggun yang kubuat dan merebusnya sebentar untuk menghilangkan bakteri yang ada.

Malam yang begitu sunyi seperti biasanya, bukan berarti sunyi sepenuhnya.

Tentu saja aku ditemani oleh suara jangkrik, suara air yang mengalir, serta suara angin yang berhembus.

Kesendirian ini, sudah kurasakan 3 tahun lamanya.

Yang biasanya setiap malam akan dipenuhi oleh canda tawa ria, kini hanya dipenuhi oleh berbagai macam suara alam.

Saat ini, aku sudah memasuki kawan para Vampir Putih itu berada.

Benar, aku baru memasukinya 4 bulan yang lalu.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang