Sesuatu yang perlahan hilang

15 1 0
                                    

Pagi hari yang indah dan begitu menawan.

Mengapa aku mengatakannya? Karena tubuhku tidak sakit lagi. Aku tidur di kasur yang empuk dan dalam kehangatan.

Biasanya aku tidur dengan beralaskan dedaunan dan menggunakan batu sebagai bantal dan tanah sebagai kasur dengan selembar daun pisang sebagai selimut.

Ditambah, kali ini, aku tidak perlu bersusah payah mencari makanan sendiri.

Aku benar benar merindukan keseharian yang seperti ini, benar benar kehidupan normal.

Yang kurang hanya satu, tidak ada nasi disini.

"Bagaimana kalau aku dan Audel saja yang bekerja? Kau cukup mencari informasi dalam bayang" Stella memberi saran

"Tapi, Audel itu Vampir Merah, bagaimana kalau dia ketahuan?" Tanyaku sambil berbisik

"Setidaknya lebih baik dibandingkan manusia" jawab Stella sambil berbisik.

Aku mengambil gelas di depanku dan meminumnya.

"Alexa, itu bukan air putih!" Seru Audel.

Aku langsung memuncratkan nya dan baru sadar kalau itu darah.

"Aku lupa kalau sudah di negeri Vampir" gumamku.

"Selamat datang kembali!"

Dari kejauhan, aku memandangi pekerjaan baru Audel dan Stella.

Lebih tepatnya mereka bekerja di sebuah toko bunga.

Aku tidak heran sih, soalnya Audel memang menyukai hal yang berwarna warni dan wangy wangy.

Aku harus beli tepung secepatnya. Persediaan tepungku hampir habis

Kalau kalian bertanya kenapa aku sangat membutuhkan tepung seperti layaknya aku membutuhkan air, jawabannya simpel dan sedikit konyol.

Karena selama ini aku menggunakan tepung untuk membuat rambutku berwarna putih.

Makanya aku tidak pernah membiarkan rambutku disentuh atau bahkan terkena air, supaya penyamaran ku tidak terbongkar.

Demi bertahan hidup, aku harus memanfaatkan apa yang ada di sekitar bukan?

Oke, cukup sekian untuk penjelasan soal tepungnya, aku akan fokus untuk mengawasi dari jauh.

Berkat kekuatan Stella, dia merubah wajah Audel menjadi berbeda dari wajahnya yang biasa.

Stella benar benar bisa diandalkan, dia dengan cepat terbiasa menjadi seorang penjual bunga dan berbaur.

Karena sejauh ini belum ada keanehan, lebih baik aku berkeliling

Tujuan pertamaku adalah, menuju tempat pedagang yang kemarin, aku berpikir kalau dia mungkin masih memiliki rahasia.

Jaraknya tidak jauh, jadi aku bisa cepat sampai.

Begitu di tempat pedagang kemarin, aku tidak melihat adanya sebuah gerai warung disini.

Hanya ada kekosongan.

Aku menghentikan seorang pejalan kaki dan bertanya. "Permisi, dimana pedagang aksesoris disini?"

"P"

Setelah mengatakan satu huruf itu, pejalan kaki itu melarikan diri secepatnya seolah ketakutan.

"P? P apaan?"

Aku benar benar tidak mengerti, apa yang dimaksudkan dengan huruf P?

Dengan pertanyaan besar di kepalaku, aku kembali berjalan mengelilingi kota.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang