Mika POV
Suara pedang Sean yang beradu dengan kuku tajam dari mereka terdengar nyaring.
Terdengar banyak suara erangan kesakitan dari mereka yang berhasil dikalahkan oleh kami.
Vampir Merah itu mengamuk, amukan yang begitu ganas dan menyerang kami secara membabi buta.
Sementara Sang Pangeran, ia seolah puas melihat kami yang melawan Vampir Vampir rendahan ini.
Vampir yang bahkan tidak terlalu kuat, hanya ganas dan dengan jumlahnya yang banyak.
"Mau di hajar berapa kali pun, tidak akan ada habisnya" ujar Stella yang masih terus menyerang vampir vampir itu
"Sean, kau kan pemimpinnya, pikirkanlah sesuatu!" Perintah Elly
"Untuk apa menghabiskan banyak tenaga dan pikiran hanya untuk melawan Vampir yang bahkan tak lebih kuat dari kita" Sean menolak
"Selalu saja kaku. Dio, coba pikirkanlah sesuatu" suruh Audel
"Aku sedang sibuk disini! Kekuatanku bukanlah tipe penyerang maupun pertahanan" ujar Dio
"Ray-"
Stella yang sepertinya ingin meminta bantuan Ray, tidak jadi meminta bantuan pada Ray setelah melihat kondisinya.
Ray yang biasanya selalu memasang senyum itu, bahkan disaat situasi apapun, kini raut wajahnya berubah menjadi serius.
Dan ketika raut wajahnya sudah menjadi serius, itu artinya dia sedang bersungguh sungguh dalam melakukan hal itu.
Kemampuan menghindar Ray bahkan benar benar lincah, aku bahkan tidak tau.
Karena ketika di desaku, yang dilakukan oleh Ray hanya bekerja dan tersenyum.
"Mika!"
Begitu mendengar suara teriakan Audel yang sambil melihat ke belakangku, aku langsung berbalik dan menghindari dari serangannya.
Serangannya yang berupa cairan hijau yang kental itu pun terjatuh keras rerumputan.
Seketika rumput itu berubah menjadi layu dan hangus.
"Racun ya?" Tanyaku.
Vampir itu hanya cengengesan seperti orang gila.
Aku langsung berlari menerjang kearahnya dan menggores tangannya sedikit, cukup goresan kecil saja.
"Semoga kuburanmu sempit, Vampir Rendahan"
Tangan Vampir yang baru saja kugores itu pun langsung bergerak dan mencekik leher Vampir itu sendiri.
Bisa kulihat, wajah Vampir itu mulai membiru dan mengeluarkan keringat yang begitu banyak.
Setelah itu, Vampir itu pun menutup usianya seketika.
Kunaikkan salah satu sudut bibirku melihat mayatnya yang mulai tak bergerak.
Inilah kekuatanku, Ilusi. Kubuat dia melihat hal yang membuatnya berkeinginan untuk bunuh diri.
Ini memang sederhana, tapi sangatlah ampuh dan bisa membuat korbannya terpengaruh.
Aku hanya perlu menyentuh korban dan memasukkan ilusi tersebut.
"Gak ada habisnya!" Teriak Sean sambil mengeluh
"Tapi, anehnya, mereka seolah tidak berniat menyerang kita" ujar Audel dengan begitu polosnya.
Sesuai dengan ucapan Audel, ucapannya itu membuatku dan yang lain seketika langsung menyadari sesuatu.
"Siapa diantara kit ayang terpisah?" Tanya Dio
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Or Myth? [END]
VampireVampir.... Nyata? Atau mitos? Aku terbangun dari tidurku dan menyadari bahwa aku kini sedang tertidur di kamarku tanpa melihat adanya taring di mulutku dan melihat keluargaku berkumpul. Aku sangatlah senang, karena semua kejadian mengerikan yang ter...