Ibukota Negeri Vampir Putih

11 1 0
                                    

Keesokan paginya, kami kembali berkeliling lagi.

Atas saran dari Stella, kami menginap di desa itu. Tentu saja Stella yang membayar biaya penginapan dan makanannya.

"Stella, apa aku boleh bertanya?" Tanyaku

"Terserah" jawab Stella datar

"Kau ini, Vampir jenis apa?"

Mungkin pertanyaanku terdengar sedikit aneh, tapi aku memang penasaran.

"Setengah Vampir Putih" jawab Stella

"Jadi, apa ayah atau ibumu Vampir Putih?"

"Tidak keduanya. Orangtuaku Vampir Merah"

"Eh?"

Kok bisa anaknya setengah Vampir Putih?

"Saat aku lahir, seorang Vampir Putih datang ke rumahku dan ingin memburu darah. Tapi, karena ayahku berhasil melakukan perlawanan, tanpa sengaja, darah Vampir itu terminum olehku.

"Seperti darah suci, dengan setetes darah Vampir Putih membuatku berubah menjadi setengah Vampir Putih"

"Lalu, bagaimana tanggapan kedua orangtuamu?" Tanyaku

"Mereka tetap membesarkan ku, hingga hari dimana mereka terbunuh oleh Vampir Putih"

Sekarang aku tau, alasan kenapa Stella mencari perlindungan dengan berubah wujud menjadi diriku.

"Giliranku bertanya, sebenarnya, kau ini manusia atau Vampir?" Tanya Stella

"Tentu saja aku manusia. Lebih tepatnya 70% manusia"

"70%?"

"Ya"

Aku menyingkirkan rambutku yang menutupi mata kananku.

"Sebelah mataku berwarna merah, dan sebelah lagi berwarna biru tua?" Stella kebingungan melihat mataku

"Kau pasti tau mengenai asal usul mata ini bukan? Jadi aku tidak perlu menceritakannya"

"Itu sangatlah janggal, Alexa. Kau seharusnya sudah berubah menjadi Vampir"

Aku tersenyum kecil. "Mungkin aku sedang beruntung"

Audel berlari kearah kami dan memeluk kami berdua secara bersamaan.

"Pagi yang indah bukan? Sarapan dulu yuk!" Ajak Audel

"Kalau gitu, aku yang pilih tempat makannya" ujar Stella

"Aku ikut saja"

Stella yang memimpin. Dia masuk kedalam salah satu tempat makan yang ada.

Karena dia yang punya uang, aku ikut saja, daripada aku tidak makan.

Kami bertiga duduk di meja makan bagian pojok, Stella yang memilih.

"Mau pesan apa?" Tawar pelayan

"Dua gelas darah, dan daging bakar" ujar Stella

"Siap"

Begitu pelayan itu pergi, aku langsung mengambil buku harian ku dan melihat informasi yang kudapatkan.

"Jadi, selanjutnya mau kemana?" Tanya Audel

"Aku ingin melewati desa ini, lalu mengikuti arus sungainya yang mengarah langsung ke ibukota" jelasku

"Setibanya di ibukota, kau ingin apa?" Tanya Stella

"Kita lihat kondisinya, lalu mencari informasi mengenai banyak hal. Informasi apapun, tak harus selalu berkaitan dengan siAlan" jelasku lagi

"Rencananya terdengar sempurna, apa kau memiliki rencana cadangan?" Tanya Stella lagi

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang