Vampir Putih?

16 1 0
                                    

Di kamar penginapan, Stella menyajikan darah kepada teman lamaku.

Elly masih saja terus menangis sambil memegang tanganku.

"Kau bilang akan bertemu denganku dalam keadaan manusia, kenapa kau berbohong?" Tanya Elly

"Aku memang masih manusia kok"

Elly berhenti menangis dan melihat kearahku.

"Tolong lepaskan peganganmu dulu ya"

Elly melepaskan pegangannya padaku. Aku berjalan menuju kamar mandi dan membilas bersih rambutku.

Aku pun keluar kamar mandi dan kembali duduk di sebelah Elly.

"Exie...."

Elly lagi lagi menangis sambil memelukku.

"Elly, diamlah sebentar, ini sudah tengah malam!"

Elly melepaskan pelukannya padaku dan mengelap air matanya.

Begitu Elly sudah tenang, aku langsung memeluk Elly dan menangis kedalam pelukannya.

"Aku merindukanmu"

"Alexa"

Audel menarikku dan melepaskanku dari Elly. Aku mengelap air mataku dan berdehem.

"Exie, sepertinya kau tidak membilasnya dengan benar, masih ada rambutmu yang berwarna putih" ujar Elly sambil menunjuk rambutku

"Tidak, kali ini, ini adalah rambutku yang asli"

"Jadi, Alexa, bisa tolong ceritakan?" Ujar Audel

"Biar kujelaskan"

Aku menunjuk kearah Sean yang duduk di pojok ruangan.

"Orang dengan aura tidak mengenakkan disana bernama Sean, seorang Vampir Merah dengan kekuatan tembus pandang.

"Lalu Dio, Vampir Merah. Ray, Vampir Merah. Elly, Vampir merah. Dan yang terakhir Mika, Vampir Putih"

Mereka pun saling mengenalkan diri satu sama lain. Karena aku sudah mengenal mereka, jadi aku tidak perlu mendengarkan hal tidak berguna seperti perkenalan mereka.

"Alexa, apa yang kau lakukan disini? Ini tempat yang berbahaya" ujar Ray panik

"Sesuatu"

"Alexa sedang-"

Aku buru buru menutup mulut Audel yang ingin membicarakan mengenai siAlan.

"Yang pasti, ini tidak ada kaitannya dengan kalian. Kalian sendiri sedang apa disini?"

"Sesuatu" jawab Dio seolah ingin memutar balikkan pertanyaannya

"Baiklah. Aku disini sedang ingin menyelidiki soal kenapa manusia tiba tiba menghilang" jawabku pada akhirnya

"Kami disini ingin mencari tempat tinggal" jawab Dio

"Eh? Kenapa? Bukankah kau sudah nyaman tinggal di desa Mika?" Tanyaku

"Memang, tapi, entah karena apa, desa kami dibakar sampai habis tanpa tau siapa dan kenapa"

"Dan, kami baru tiba disini saat tadi pagi" tambah Ray

"Berkat kekuatan Mika, kami berhasil sampai dengan selamat" lanjut Elly.

Aku mengambil buku harian ku dan menuliskan mengenai desa yang dibakar.

"Untuk sekarang, kalian boleh tinggal di kamar ini bersama kami, khusus untuk malam ini saja, besok, kalian harus mencari tempat tinggal sendiri" ujarku.

Pagi hari yang begitu dingin seperti biasa, ketika aku bangun dari tidurku, aku melihat kamarku kosong.

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang