Hari kini sudah berganti, aku terbangun di pagi hari seperti biasanya.
Sean juga berlatih pedang seperti biasanya, hari ini dia terlihat lebih bersemangat dan giat dibandingkan biasanya.
Sudah kuputuskan, hari ini, aku akan pergi ke ibukota dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.
Aku ingin sekali menyelesaikannya dan hidup normal seperti manusia.
Aku akan pergi pada malam hari, menelusuri setiap tempat yang kuingat dan menemukan tempat untuk kembali ke ibukota.
Walau yang lain menolaknya, aku akan tetap maju.
♪♪♪
Malam harinya, ketika semua orang sudah tertidur, aku memasukkan buku harian ku kedalam saku jaket yang kukenakan.
Kukenakan sarung tangan serta kaus kaki dan sepatu yang kutemukan di sekitar gubuk.
Agak sulit mengendap endap, karena ada begitu banyak manusia yang mengungsi disini.
Dan manusia ini, adalah sumber harapan terakhir dari kehidupan manusia.
Jadi aku berpikir, untuk meninggalkan yang lain disini dan melindungi mereka semua disini agar mereka bisa aman.
Aku tau, terlalu beresiko jika pergi sendirian, tapi aku tidak memiliki pilihan lain.
Mereka jelas menolak rencana ku, aku tidak bisa memaksakan kehendakku pada mereka, itu artinya aku egois.
Aku menutup secara perlahan pintu yang mengeluarkan suara decitan dan melangkah pergi sambil menunduk, melihat kakiku yang meninggalkan jejak di tumpukan salju.
"Pergi ke suatu tempat?"
Begitu kuangkat wajahku, aku melihat kehadiran mereka semua sedang berdiri di hadapanku dengan pakaian dan peralatan lengkap.
"Kalian bilang tidak ingin ikut?" Tanyaku
Dio menghampiriku dan mengusap usap rambutku. "Apasih yang nggak buat manusia lemah satu satunya diantara kami"
"Tapi-"
"Kalau kau mengkhawatirkan manusia itu, mereka bisa menjaga diri mereka sendiri" jelas Sean dengan begitu yakin
"Kita terseret kedalam masalah bersama, jadi mari kita selesaikan bersama juga" Audel berjalan kearahku dan merangkul ku dengan senyuman lebar cerianya
"Kalian yakin?"
"Tentu saja!" Ujar mereka semua serempak.
Aku sangat terharu mendengarnya, aku hampir meneteskan air mata.
Aku tidak pernah mendapatkan teman se loyal ini sebelumnya, mereka benar benar setia dan selalu bersama.
Kutahan air mataku agar tidak keluar dan tersenyum dengan lebar. "Terimakasih!"
(Info kagak penting: kalau mau baca scene ini, boleh sambil dengerin lagu laskar pelangi agar mendukung suasana)
♪
♪
♪
Langkah demi langkah, hari demi hari, kami terus berjalan bersama.
Dan selama perjalanan, semuanya ikut merasakannya, adanya kehadiran sosok lain selain kami berdelapan.
Anehnya, setiap kali kami berhitung, jumlah kami selalu bertambah satu orang, tapi kami tidak tau, siapa orang kesembilan itu.
Mau dihitung ribuan kali, hasilnya tetap sama. Tapi, tetap saja orangnya terlihat seolah ada sembilan, hanya saja kami tidak mengetahui orang kesembilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Or Myth? [END]
VampireVampir.... Nyata? Atau mitos? Aku terbangun dari tidurku dan menyadari bahwa aku kini sedang tertidur di kamarku tanpa melihat adanya taring di mulutku dan melihat keluargaku berkumpul. Aku sangatlah senang, karena semua kejadian mengerikan yang ter...