Tangan yang Ternodai

27 3 0
                                    

"Nih"

Elly memberikanku semangkuk sup panas serta segelas air putih.

Elly pun duduk di sebelahku dan menatap api unggun di hadapannya.

"Elly, kalau memang seluruh manusia menghilang, bagaimana dengan nasibmu? Bukankah Vampir mengkonsumsi darah manusia?" tanyaku

"Kami berempat hanyalah Vampir lemah, kami tidak bisa berburu manusia, jadi kami sudah terbiasa mengkonsumsi darah hewan" jelas Elly.

Aku meniup niup sup yang ada di sendok  untuk mendinginkannya.

"Dulunya, kami adalah mantan manusia" ujar Elly tiba tiba.

Aku berhenti meniup sup panasku dan mendengarkan cerita Elly dengan seksama.

"Kami berempat awalnya tidak saling mengenal, tapi, kami dipertemukan oleh satu keadaan yang sama.

"Kau pasti tau bukan, mengenai kejadian pembunuhan yang terjadi akhir akhir ini? Karena itulah kami jadi dapat berkumpul.

"Saat itu, aku hendak berburu di hutan. Saat sedang menikmati santapanku, tiba tiba saja ada beberapa pemburu yang melihatnya dan langsung menembak ku menggunakan senapan.

"Manusia itu menyalahkan ku atas pembunuhan oleh Vampir"

Aku sempat diam membeku mendengarnya, karena pelaku dari pembunuhan itu adalah ulahku.

"Karena aku tidak mengkonsumsi darah manusia, akhirnya regenerasi ku lambat dan saat itu, aku sudah sekarat.

"Saat itulah aku bertemu dengan mereka bertiga. Karena itulah aku bisa bersama mereka"

Setelah mendengar cerita Elly, aku jadi merasa bersalah atas apa yang telah kuperbuat.

Padahal, aku tidak berniat seperti itu

"Beberapa bulan setelah aku bertemu mereka bertiga, kejadian itu terjadi, kejadian dimana seluruh umat manusia menghilang secara tiba tiba dalam satu malam.

"Kami berempat keluar dari tempat persembunyian untuk mengecek apa yang terjadi, dan saat itulah kami menemukanmu" Elly melihat kearahku. "Kau pun tak sadarkan diri selama dua tahun lebih"

Eh? Dia mengatakan dua tahun itu dengan santainya..

"Saat itu, kukira kau sudah meninggal, karena suhu tubuhmu terus menurun. Kami tak bisa berbuat banyak, karena kami tidak bisa mendonorkan darah kami begitu saja.

"Dan, ajaibnya ternyata kau bisa bangun. Jujur saja aku sangat mengkhawatirkan mu"

"Kenapa kau begitu mengkhawatirkan ku? Padahal aku saja baru mengenalmu" tanyaku

"Karena, aku tidak akan membiarkanmu mati konyol hanya karena sebuah pulpen" jawab Elly dengan senyuman lebar, yang terdapat kesedihan kecil didalamnya.

Aku pun tertawa mendengar jawaban Elly.

"Kenapa kau tertawa? Jawabanku ini bukanlah lelucon tau" Elly merasa sedikit kesal

"Habisnya, kau mirip dengan sahabatku" jawabku

"Sahabatmu itu, yang Vampir itu bukan?" tanya Elly

"Ya, dia satu satunya orang yang kupercaya dan kusayangi dalam hidupku" jawabku dengan senyuman

"Eh? Terus bagaimana dengan keluargamu?" tanya Elly penasaran

"Semuanya 'mati' " jawabku

"Eh maaf, aku tidak bermaksud membuatmu mengenang kembali kenangan buruk itu" Elly terlihat gelagapan seolah sudah berbuat salah

Real Or Myth? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang