"10, Jack, Queen, King dan As. Aku yang menang!" Ray meneriakkan kemenangannya dengan lantang
"Curang! Kau pasti membaca pikiranku dan menang kan?!" Stella yang tak terima karena kalah pun menuduh Ray
"Aku ini orangnya jujur dan tidak pernah berbohong" dengan santainya Ray membalas ucapan Stella dengan senyumannya
"Hanya karena kau laki laki bukan berarti aku akan segan, sini kau!"
"Sudah, sudah, kita berkumpul bukan untuk berjudi kan?" Dio melerai mereka agar tidak bertengkar
"Kita disini untuk menunggu Sean selesai latihan" lanjut Audel
"Kita sudah menunggu hampir dua jam lebih, Sean belum juga selesai latihan" Elly merasa jengkel karena Sean tak kunjung muncul
"Daripada kau seperti patung pameran, mending kau coba panggil Sean" Stella menyuruh Mika yang sedari tadi jungkir balik diatas kasur
"Aku disini sedang olahraga tau" secara tidak langsung, Mika menolak perintah Stella
"Tidak berguna"
Stella pun berdiri dan keluar dari kamar ini.
Aku hanya tersenyum kecil melihatnya, karena aku mengetahuinya, perlahan lahan kepribadian Stella sepertinya mulai terbentuk kembali.
Dan, yang lain juga sepertinya mulai menunjukkan sikap asli mereka ketika kondisi dirasa sudah aman dan tenang.
Hal ini membuatku merasa lega, karena Kahirnya mereka bisa bersantai setelah lama merasakan ketegangan.
Audel yang biasanya terlihat pemalu juga kini mulai akrab dengan yang lain, dan Elly juga terlihat lebih akrab dengan mereka.
Inilah yang kunamakan ketenangan sesungguhnya.
Biasanya perasaanku di penuhi rasa was was karena bisa kapan saja diserang oleh para Vampir Putih. Tapi disini aku merasa aman.
Sebenarnya, aku ingin ketenangan ini berlangsung lama, tapi, sepertinya takdir tidak akan membiarkanku tenang sebelum aku membereskan urusanku.
Tak lama kemudian, Stella kembali datang bersama Sean.
"Karena semuanya sudah berkumpul, ayo kita serius"
Mika langsung berhenti jungkir balik dan dalam posisi duduk siaga.
Ray memperbaiki posisi duduknya dan menatapku dengan begitu serius.
Audel, Elly, dan Stella duduk di sampingku dengan begitu serius.
"Sebelum aku akan menjelaskan, apa ada yang punya pertanyaan?" Tanyaku.
Sean mengangkat tangannya. "Apakah lelaki yang kita lawan tempo hari adalah benar kakakmu?" Tanya Sean, lalu menurunkan tangannya
"Benar. Namanya adalah Alexander Exie, kakak kandungku. Untuk masalahnya tidak bisa kujelaskan, karena aku sendiri tidak ingin ada yang tewas karena ikut campur kedalam masalahku.
"Sudah sangat lama aku tidak bertemu dengannya, aku sudah lupa banyak hal mengenai dirinya. Tapi, ada beberapa hal yang kuingat.
"Kakakku adalah orang yang licik dan pintar, tidak cukup melawannya hanya dengan kekuatan atau kecepatan, dia bahkan bisa menjadikan siapapun sebagai bawahannya jika ia mau"
Seluruh orang di dalam ruangan ini terdiam, tidak ada yang menanyakan sesuatu lagi.
"Baiklah, seperti yang kukatakan tadi, kakakku bisa saja adalah pelaku dari semua insiden yang terjadi, tapi aku tidak bisa membuktikannya sehingga ia dinyatakan tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Or Myth? [END]
VampireVampir.... Nyata? Atau mitos? Aku terbangun dari tidurku dan menyadari bahwa aku kini sedang tertidur di kamarku tanpa melihat adanya taring di mulutku dan melihat keluargaku berkumpul. Aku sangatlah senang, karena semua kejadian mengerikan yang ter...