3. Saran Teman

1.3K 239 28
                                    

Sooya tentu saja terus memikirkan perkataan Xavier. Ia tidak bisa tenang karena perkataan itu terus mengusik dirinya.

"Hah yang bener anjir?" Tanya Lisa ketika Sooya menceritakan kejadian yang tadi.

Rosie yang biasanya tidak minat ikut campurpun kali ini sangat semangat juang mempertanyakan kebenaran!

"Wih yang bener? Beuh nama lo ada Mayer-nya dong anjay banget deh temen gue jodohnya yang... Buset deh." Ucap Rosie heboh.

Jennie memutar bola matanya malas. "Nggak setuju."

Ketiganya menatap Jennie aneh. Adakah yang tidak setuju ketika sahabatnya menikah dengan orang terkaya dan lumayan tampan?

"He's not a good person. Gue beberapa kali ketemu dia di club sxbf, dia suka nyewa cewek dan dia kalo mabuk kaya orang stres anjir banyak banget minumnya."

Jennie bersedekap dada menatap Sooya intens. "Dia juga nggak ramah kan? Senyum aja bisa dihitung kan?"

"Iya sih cuma--"

"--Ya gapapa asal menjamin kebutuhan lo! Cinta? Ramah? Nggak bajingan? Tapi miskin dan nggak bisa hidupin lo? Mau jadi apa lo?" Hasut Lisa lagi.

"Tapi kalo Sooya cinta sama dia terus dia masih suka seliweran sana sini sama cewek lain beda urusannya! Sakit hati yang digedein!" Jawab Jennie.

Lisa berkacak pinggang. "Nggak sakit hati tapi sakit perut karena nggak bisa makan lo lebih milih mana Nyet?!"

"Ya maksud gue masih banyak yang nggak nyakitin dan nggak semiskin yang lo bayangin juga!" Jennie menggebrak meja penuh amarah.

"Sifat bisa diubah keuangan susah diubah!"

"Keuangan bisa dicari tapi diselingkuhin susah ngobatinnya!"

BRAKKK!

"STOP ANJIR!" Sooya berteriak cukup kencang. "Belum pasti juga aku nikah sama dia! Nggak usah pada heboh dulu deh heran."

Rosie memutar bola matanya malas. Drama yang sangat malas ia tonton namun cukup untuk mengisi hari-hari membosankannya.

"Kira-kira kalau Pak Haza nuruti permintaan Xavi dan meminta lo untuk jadi istrinya lo bakal gimana?" Tanya Lisa antusias.

"Nggak mungkin juga."

"Nggak mungkin apasih? Jelas-jelas anaknya lagi mengidap penyakit serius dan meminta suatu permintaan. Masuk akal nggak kalau Pak Haza mau nurutin anaknya?" Tanya Jennie juga menyahuti.

"Menurut gue Pak Haza juga lagi mikir berat sekarang. Nggak mudah mengabaikan permintaan anak." Tambah Rosie memperkeruh suasana.

Sooya menggigit bibir bawahnya. Akankah? Ia tidak mau percaya diri namun apa yang dikatakan teman-temannya benar semua!

"Ayah Bunda aku suruh nikah secepatnya karena trauma kejadian Kak Bobby."

Lisa menjentikkan jarinya didepan Sooya. "Nah ini dia bray! Emang jodoh kayaknya, dateng diwaktu yang tepat banget. Fix sih besok Pak Haza lamaran ke Rumah lo."

"Pikirkan baik-baik. Kalau kaya dan tampan tapi bajingan tuh lihat sendiri temen kita jadi kaya apa. Galau mulu tiap hari."

Rosie melotot tajam. "Oh anda menyindir saya ya? Sorry, but that story is true."

Sooya terkekeh pelan.

*****

Haza barusaja menyelesaikan rapat bersama dengan para CEO yang akan bekerja sama dengannya dalam beberapa bulan kedepan.

"Baik Pak, jadi tiga bulan kedepan kita ke New Zealand untuk peresmian brand LIMYER disana dan pada bulan Agustus kita menetap di Miami selama dua bulan untuk memeriksa perkembangan pembangunan." Ucap Jidane sang manager.

My DoctorWhere stories live. Discover now