Sooya berjalan untuk menyusul Haza mengikuti perintah Travi. Tapi, kalau Sooya pikir-pikir, dengan ia mengejar Haza itu artinya dia jual murah bukan jual mahal!
"Nggak, aku nggak boleh kejar dia. Enak aja, siapa yang salah siapa yang ngejar?" Gumam Sooya.
Barusaja Sooya akan berbalik badan untuk kembali kearah Kantin namun Bobby berlarian sambil melambaikan tangannya kearah Sooya. Bobby memasang ekspresi tersenyum ceria sambil menunjukkan kertas yang ia bawa.
Setelah sampai dihadapan Sooya, Bobby ngos-ngosan sambil memegangi lututnya.
"Gila kenapa parkiran jauh banget sama Rumah sakit sih, encok kan."
"Alay."
Bobby mendengus lalu mengecup pipi Sooya membuat Sooya tertawa geli.
"Ada apa? Mau menjenguk Xavi?"
"Hah? Xavi kenapa?"
"Lah Kak Bobby gatau?" Tanya Sooya heran.
Bobby menggeleng. "Nggak sama sekali! Emang parah banget?"
"Tadi baru selesai terapi. Nggak apa-apa, dia kuat."
"Kita ngobrol di Ruangan kamu?"
"Oke."
*****
Bobby dan Sooya duduk dengan keadaan canggung. Entah, rasanya Bobby gugup untuk menceritakan semuanya. Bahkan untuk memberikan kertas yang ia bawa. Duh mana lagi si Haza belum dateng aja!
"Hehe bentar ya Soo." Ucap Bobby.
Sooya tersenyum canggung sambil mengangguk. "Iya, jangan canggung gitu ah kenapa sih?"
"Nggak."
Cklek...
Sooya terkejut ketika Haza memasuki ruangannya. Bukankah tadi pria itu sedang merajuk? Sekarang menghampiri Sooya ke Ruangan?
Bobby memberikan kertas yang sedari tadi menjadi salah satu hal yang Sooya ingin tahu. Sooya sadar Bobby membawa kertas itu sedari tadi, namun Sooya enggan bertanya.
Haza membuka kertas tersebut dan membaca hasilnya. Haza menyunggingkan senyumnya ketika hasilnya seperti yang ia harapkan.
Haza duduk disamping Bobby lalu membisiki Bobby. "Makasih, tapi bisa keluar nggak?"
"Anjing, oke."
Bobby menepuk pundak Sooya. "Kak Bobby duluan, takut Yeri diculik."
"Lebay."
Bobby hanya mengacungkan jari tengahnya lalu meninggalkan ruangan tersebut membuat perasaan Sooya menjadi tak nyaman karena tahu situasi ini akan canggung.
Haza menyodorkan kertas USG kepada Sooya tanpa mengatakan apapun.
Sooya dengan grogi menerima surat tersebut dan membacanya. NOT SUITABLE tertera disana. Sooya tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
"Jalerie tidak mengandung anak saya."
Memberikan kembali kertas tersebut kearah Haza, Sooya mengaitkan jari jemarinya pertanda tak nyaman. Sooya sungguh tak mengerti perasaannya.
Haza memandang Sooya yang terlihat seperti orang gelisah. "Saya minta maaf, untuk kamu dan untuk Xavi. Selama kamu tidak ada saya mengerti betapa susahnya menjadi kamu, saya mengerti bahwa saya butuh kamu, saya juga rindu kamu."
Sooya menunduk sambil terus mengeratkan jari jemarinya.
Sooya menatap mata Haza. Mata panda itu tercetak jelas. Lima hari yang panjang tanpa tidur dan mimpi bisa terbuktikan oleh kedua mata yang sayu serta hitam dibawah mata.
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...