Pagi sekali, Xavier terus menangis karena merasa seluruh tubuhnya tegang, kepalanya katanya sangat pusing. Kali ini tidak mimisan namun terus menangis karena tidak kuat menahan pusing.
Sooya mengambil peralatan medis-nya lalu mulai mengobati Xavier. Sooya menyuntikkan obat pereda rasa nyeri dan meminumi obat auotoimun kepada Xavier.
Sekarang Xavier sedang tidur karena efek samping dari obat. Sementara Sooya dan Haza sedang duduk di sofa kamar mereka.
Haza menyandarkan kepalanya di sofa. "Keadaan Xavi bagaimana?"
"Membaik. Tadi kambuh karena kemarin disekolah-nya mungkin terpapar sinar matahari, kalau sudah lebih parah terpaksa Xavi harus homeshooling." Jawab Sooya sambil terus menunduk.
"Untuk makanan?"
"Dia hanya bisa memakan sayuran hijau seperti bayam, brokoli dan memakan kacang-kacangan seperti almond dan minumannya susu. Selebihnya tidak."
Haza mengusap wajah gusar. Anaknya harus dilarang ini itu saat umurnya bahkan masih sangat kecil.
Sooya memberanikan diri mengusap bahu Haza. "Everything will be okay."
*****
"Dad..."
Haza dan Sooya segera menatap Xavier khawatir. Xavi tiba-tiba saja bangun dari tidur nyenyaknya.
"Ya Xav?" Jawab Haza segera.
Xavier menunjukkan senyum manisnya. "Xavier berhasil lawan pusingnya, sekarang udah pergi pusingnya."
"Wah anak Bunda hebat!" Puji Sooya.
Sooya menyenggol lengan Haza keras, pasalnya lelaki batu itu hanya diam saja. Tidak meng-apresiasi ataupun senyum sedikit saja.
"Hebat."
"Oh tentu nggak gratis pemirsa!" Ucap Xavier bersedekap dada.
Haza menatap Sooya lalu mengangkat alisnya meminta jawaban. Namun Sooya hanya mengangguk sambil tersenyum mengisyaratkan bahwa dengarkan saja celotehan anak lucu itu.
Xavier berdehem pelan. "Xavi akhir-akhir ini mempunyai jiwa marvel yang sangat luas ya, jadi Xavi bukan fans Spiderman aja. Xavi kemarin menonton Black Widow, The Avangers, Venom dan Captain America."
"Ya, lalu?" Sahut Sooya.
"Beliin semua poster-nya, photocard-nya, aksesoris-nya dan lain-lainnya!"
Haza segera mengangguk setuju. "Ayo."
Sooya memukul lengan Haza. "Ya nggak sekarang juga! Anak baru sembuh juga!"
"Loh-loh jangan ada KDRT dong." Lerai Xavier memegang lengan Sooya yang tadi memukul Haza.
"Dengerin." Ucap Haza sambil tersenyum sinis seakan puas karena dibela marvel lovers.
"Nyebelin!"
Xavier tersenyum meledek. Ini saatnya jiwa usilnya beraksi. Ia harus membuat permintaan konyol untuk mendekatkan dan meromantiskan hubungan Daddy dan Bunda-nya!
"Dad, Bun, Xavi punya permintaan."
"Apa?!" Jawab Sooya dan Haza serentak dihiasi muka gugup masing-masing.
"Cie bareng, kayaknya jodoh." Goda Xavier mencolek dagu Sooya dan Haza.
"Udah jodoh!" Greget Sooya.
"Ayo apa Xav." Ucap Haza tak sabar.
Xavier berdehem pelan, tak lupa membenarkan jambul Jimin-nya. "Gimana kalo kita ke Taman sepeda lalu bersepeda bersama? Yang pertama menang yang nentuin hukuman buat yang kalah?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/300460558-288-k850899.jpg)
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...