12. Bertemu

1.1K 226 39
                                    

Hari ini berjalan seperti hari biasanya. Sooya yang harus beradaptasi dengan bau obat-obatan dan beradaptasi dengan teman-temannya yang sedikit stres.

Tentu saja teman Dokter Sooya tidak hanya wanita saja. Mereka berempat mempunyai teman lelaki di Rumah sakit yang bernama Travi dan Haidar.

Travi sendiri sudah berteman dengan Sooya sejak TK. Mereka sudah tak saling canggung dalam hal apapun itu.

Sooya ikut bergabung ke teman-temannya yang sedang menikmati sarapan.

"Wih Bu Mayer datang!" Canda Haidar.

Sooya mendorong kepala Haidar pelan. "Apasih jangan gitu deh."

Sooya duduk disamping Travi dan segera berbaur dalam obrolan mereka.

"Oke karena formasi udah kengkap, gue punya berita super duper hot!" Ucap Jennie berteriak kehebohan.

Lisa segera berusaha membekap mulut Jennie. "Jangan cepu jadi temen ah!"

"Lisa sama Pak Devan ternyata pacaran udah satu tahun woi?!"

Sooya, Travi, Haidar dan Rosie diam beberapa saat, mencoba mencerna perkataan Jennie.

Setelah beberapa detik...

"HAH?!" Ucap keempatnya kompak.

Lisa mendengus pelan. "Yaudah lah guemah pasrah pasti diledek. Ayo ledek aja gue ledek sekarang."

"Sa?! Kok bisa Pak Devan yang seserius itu bisa kepincut sama kamu?" Tanya Sooya penasaran.

"Kan apa gue bilang, gue yang diduduh make pelet." Ucap Lisa jengah.

Travi sedari tadi masih ngakak dengan hubungan temannya. Lisa yang petakilan dan Devan yang super serius? Wah tidak bisa dibayangkan perhara rumah tangga jika ribut.

"Sa? Nggak gue nggak akan ngeledek, gue malah acungin jempol sama lo, lo kok bisa naklukin Pak Devan?" Tanya Travis sambil tertawa pelan.

Lisa memukul lengan kekar Travi. "Sama aja setan lo semua!"

Rosie tertawa ngakak sambil memukul Lisa beberapa kali. "Cie bentar lagi ditinggal ke Miami. Balik-balik diselingkuhin lo Sa."

"Sumpah rasanya gue mau keluar dari genk nggak jelas ini!"

*****

Haza hari ini sedikit pusing karena kerjaan-nya semakin lama semakin banyak. Ia sedang mempersiapkan presentasi didepan para investor hari ini.

"Zize, tolong bantu saya mengatur rapat kali ini." Ucap Haza ketika sekretarisnya datang ke Ruangannya.

Zize segera duduk disamping Haza dan mengerjakannya dilaptop Haza. Mereka berdua fokus tanpa bicara beberapa menit.

"Akhirnya..." Lega Haza menyandarkan kepalanya disofa.

Zize menghembuskan napas legah sambil memijat keningnya sendiri. Rasanya memabukkan dan ingin meledak.

Zize berdehem pelan. "Pak, kayaknya progres pembangunan di Bali beres bulan depan deh, sementara di Miami dan New Zealand juga bulan depan? Saya tahu Pak Devan yang mengurus di Luar Negeri, tapi di Bali? Siapa?"

"Saya juga bingung." Keluh Haza.

"Pak Jidane nggak bakal bener sumpah sayamah, apalagi di Bali, dia main cewek aja disana nggak bakal fokus, Pak Luca juga sebelas dua belas, Pak Haza juga sama aja."

Haza menatap Zize garang.

Zize tertawa puas. "Jujur aja sih Pak."

"Yang waras Pak Suho doang, Pak Suho juga ngurus yang di New Zealand kan?" Tanya Zize membuat Haza semakin bingung.

My DoctorWhere stories live. Discover now