"You are a great mother, i love you."
Sooya terkekeh ketika Travi mengatakan hal tersebut. Ia tahu Travi hanya mencoba menghiburnya. Karena faktanya ia Bunda yang buruk hingga meninggalkan anaknya ketika membutuhkan Bunda-nya.
"Gue serius dengan kalimat terakhir gue. Gue cinta sama lo Soo, dari sembilan tahun terakhir." Ucap Travi sambil duduk disebelah Sooya.
Sooya menatap Travi dengan kecewa. Jadi selama lima belas tahun ini Travi memendam perasaan kepadanya?
"Lo gila!"
"Memang."
"Trav,"
Travi tertawa lalu menepuk-nepuk bahu Sooya. "Ketika gue bingung dan nggak tahu harus bagaimana, lo selalu jadi penerang gue Soo. Cara bagaimana lo menasihati dan percaya sama gue, itu hal yang buat gue cinta sama lo. Once again, i love you, still love you."
FLASHBACK:
Travi mengajak Sooya untuk keluar malam karena keadaan Travi sedang kacau. Ia mempunyai masalah dengan Mama-nya karena berbeda pendapat.
"Soo, Mama gue suruh gue masuk IPA agar gue nanti masuk kedokteran sementara lo tahu sendiri gue ingin masuk pertanian karena gue sendiri suka sama alam dan hobi lihatin alam." Curhat Travi menghembuskan napasnya.
Sooya diam. Memikirkan kata-kata yang pas untuk Travi.
Sooya mengacak rambut Travi lalu terkekeh. "Mama kamu berniat baik sama kamu. Nggak ada orang tua yang berniat menjerumuskan anaknya, mereka ingin yang terbaik buat kamu. Kamu melihat alam karena hobi kan? Sementara Dokter akan jadi pekerjaan kamu."
"Nanti kalau kamu jadi Dokter kan bisa banyak uang tuh, jadi nanti kalau kamu sudah banyak uang kamu bisa jalan-jalan kemana saja untuk melihat alam luas. Ajak aku juga tapi!"
Travi mendengarkan Sooya dengan seksama lalu mengangguk. "Ada benarnya juga sih. Tapi gue bodoh untuk masuk IPA."
"Kan ada aku! Aku juga mau masuk IPA. Nanti kita belajar bareng, kamu pasti bisa aku yakin sama kamu. Suatu saat kita bisa memakai seragam Dokter lalu kita jalan-jalan melihat alam berdua dan bicarain tentang bagaimana kita berjuang untuk mencapai itu semua."
FLASHBACK OFF:
Sooya menunduk. "Harusnya kamu bilang dari awal Trav. Kita punya perasaan yang sama sebelumnya. Tapi aku pikir mencintai secara dewasa itu dengan tetap menjadikan kamu sahabat supaya tetap bisa lihat senyum kamu. Karena aku takut kita akan berpisah jika saling jujur."
"Sama. Alasan gue juga gitu." Travi tertawa pedih menertawakan nasib mereka berdua.
Travi menghembuskan napasnya pelan. "Gue selalu kasihan sama diri gue ketika gue bisa dekat sama lo bahkan dengan jarak sedekat sekarang tapi nggak bisa gapai lo."
"Terimakasih sudah cinta sama aku Trav. Kamu tetap jadi sahabat terbaik aku!"
"Terimakasih juga sudah cinta sama gue." Ucap Travi.
Mereka tertawa bersama setelah mengatakan itu. Menertawakan rencana semesta yang sama sekali tidak bisa ditebak. Mereka punya perasaan yang sama namun punya pemikiran yang sama juga.
"Kamu belum nepatin janji untuk ngajak aku jalan-jalan! Kita juga belum sempat bicarain tentang bagaimana susahnya kita berjuang sampai dititik ini!" Kesal Sooya.
Travi kembali ngakak. "Lo pernah sedih nggak sih keinget masa-masa kita pernah sedekat itu? Jam 12 malam gue jemput lo karena lo tiba-tiba pengen nasi goreng, kita muter-muter mall doang nggak beli apa-apa karena mau ngadem doang karena pusing mikirin tugas? Kita naik motor malam-malam terus nyanyi-nyanyi lagu Neckdeep."
![](https://img.wattpad.com/cover/300460558-288-k850899.jpg)
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...