"You're so fucking bastard i hate you, i'm pregnant bitch!"
Walaupun tidak di loudspeaker, namun suara teriakan wanita itu terdengar sempurna ditelinga Sooya. Suara teriakan dengan suara yang seperti sedang frustasi.
Haza segera mematikan telepon-nya lalu memberhentikkan mobilnya ditepi jalan. Tidak akan selamat jika membawa mobil dikeadaan seperti ini.
"Saya jelaskan." Ucap Haza.
Sooya tersenyum. "Tidak perlu dijelaskan aku ngerti. Mas Haza yang aku kenal Mas Haza yang selalu bertanggung jawab. Tanggung jawab kepada wanita yang mengandung anak kamu. Terimakasih, ini kado ulang tahun terburuk yang pernah aku terima. Aku keluar."
"Nggak. Dengerin saya."
Haza mencengkram lengan Sooya. Sooya berusaha melepas lengan Haza namun kekuatan Haza lebih besar daripada kekuatan Sooya.
"Sooya dengerin saya, ngerti sedikit--"
"--NGERTI SEDIKIT?! Mas kamu gila?! Aku selalu ngertiin kamu, bahkan kamu tidur dengan wanita lain, siapa yang redain mabuk kamu?! Aku! Kamu pikir aku nggak cemburu lihat kamu sana-sini sama sekretaris kamu sama cewek-cewek sewaan kamu, aku selalu nangis diem-diem karena kamu. Aku coba ngerti saat kamu memperlakukan aku seperti babby sitter karena aku NGERTI kamu belum bisa nerima aku. Aku bahkan NGERTIIN kamu dengan relanya menikah dengan orang yang belum aku kenal demi apa? DEMI NGERTIIN KAMU!"
Dada Sooya kembang kempis. Air matanya sudah tak terbendung. Hidungnya memerah serta nafasnya terdengar keras.
Haza mendekati Sooya untuk memeluk Sooya namun Sooya malah menampar Haza dengan kerasnya.
"Benar kata cewek itu, you are so fucking bastard i hate you!"
"Sooya tapi dia belum tentu bener." Sorot mata Haza sudah sayu.
"BELUM TENTU BENER? Berarti ada kemungkinan bener? Berarti beneran kamu ngelakuin hal keji itu, lagi? Padahal aku berharap kamu sudah berhenti kayak gitu setelah mulai nerima aku Mas."
Haza segera menggeleng. "Saya terakhir ngelakuin sama Jalerie waktu saya ke Sxbf sehari setelah menikah dengan kamu. Saya frustasi dan merasa nyesal waktu itu makanya berhubungan dengan Jalerie. Maaf."
Sooya memalingkan pandangannya. Nyesal? Jadi Haza menyesal menikah dengannya? Entah harus sesakit apa lagi ia menjalankan pernikahan ini.
"Aku keluar. Lepasin lengan aku. Aku turun disini--"
"--Kita selesaikan."
"SELESAIKAN APA?! Selesaikan pernikahan ini karena Mas Haza nyesal menikah dengan aku?" Tanya Sooya dengan emosi memuncak.
"SAYA BILANG NYESAL WAKTU SEHARI SETELAH MENIKAH KARENA BELUM BISA MENERIMA KAMU SOOYA, BUKAN SEKARANG!"
"YA MAS HAZA PIKIR AKU JUGA BISA LANGSUNG NERIMA MAS HAZA? AKU JUGA BUTUH WAKTU! KITA SAMA-SAMA TERPAKSA DISINI, BUKAN MAS HAZA AJA YANG FRUSTASI!"
Lengan Sooya bergetar menahan gejolak amarah yang semakin meningkat. Hidung Sooya juga sudah sangat merah.
"Tapi aku nggak pernah bilang aku nyesel karena apa? Aku NGERTIIN perasaan Mas Haza takut Mas Haza merasa tersinggung." Lanjut Sooya dengan nada lemah karena lelah menangis.
Haza serasa ditampar beton bertubi-tubi. Rasa kesal, marah, kecewa, sedih melihat Sooya yang menangis lagi karena-nya. Bahkan masalah ini bukan masalah yang gampang untuk diselesaikan.
"Maaf. Mungkin sejuta maaf tidak akan bisa mendeskripsikan betapa nyesalnya saya sudah tidur dengan Jalerie tapi saya benar-benar minta maaf."
Sooya tertawa. Tertawa sangat kencang. "Mas Haza pikir dengan maaf itu atau bahkan sejuta maaf itu bisa merubah keadaan? Bisa?"
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...