1. Problem

1.9K 285 0
                                    

Sooya bukan anak tunggal, ia mempunyai Kakak laki-laki yang bernama Bobby, menyebalkan namun kadang sangat dibutuhkan.

Sooya mempunyai Ayah yang bernama Darka Zon Josorn sebagai pemilik Rumah sakit Josorn dan mempunyai Bunda yang bernama Tesa Leus Josorn sebagai Dokter bedah. Keluarga harmonis yang Sooya sukai.

"Morning Ayah, Bunda, Kak."

Sooya duduk di kursi tepat disamping Bobby yang sedang memasang wajah murung. Ayah dan Bunda-nya juga memasang wajah tegang.

"Pada kenapa? Ayo makan semuanya!" Ucap Sooya mencairkan suasana.

Darka berdehem pelan. Raut wajahnya tegang serta kecewa. Perlahan suasana menjadi dingin serta canggung.

"Mari kita bicarakan masalah dahulu. Sooya, Kakak kamu punya masalah yang harus segera diselesaikan." Ucap Darka.

Oh ya, Bobby bekerja sebagai Manager diperusahaan Josorn.

Sooya menatap Bobby yang sedang tertunduk. Sepertinya ini masalah serius.

"Maaf, Bobby akan jadi Ayah."

Sooya membulatkan matanya, hampir saja Sooya berteriak kaget. Menjadi Ayah? Apakah Kakaknya itu menghamili anak orang?

Sementara Tesa, ia sudah tidak kuat menahan air matanya namun Sooya segera mengelus tangan Tesa mencoba menguatkan.

"Ceritakan kronologisnya." Tegas Darka.

Bobby menghembuskan napas panjang. "Pada malam itu Bobby mabuk berat. Seperti yang kalian tahu Bobby suka menyewa cewek, pada saat itu Bobby menyewa cewek dan berencana melakukannya di salah satu kamar di club cukup terkenal disini."

"Karena Bobby dalam keadaan mabuk berat, Bobby tidak melihat dengan teliti nomor kamar berapa yang sudah Bobby sewa. Bobby masuk kedalam salah satu kamar, disana ada gadis yang sedang tertidur."

"Bobby kira dia orang yang Bobby sewa, tanpa ampun Bobby berhubungan dengannya. Entah, Bobby sepertinya memaksa dia dan menerkam dia namun Bobby tidak sadar. Bobby sadar ketika dia sudah menangis tersedu dengan pandangan kosong."

"Ternyata perempuan itu hanya menyewa kamar untuk tidur karena dia telah minum alkohol dan mempunyai masalah dirumahnya. Perempuan itu bernama Yeri dan dia sedang mengandung anak Bobby."

Plak!

"Tamparan dari aku untuk mewakili Yeri. Aku sebagai perempuan rasanya sakit banget Kak denger cerita itu." Ucap Sooya sambil menangis tersedu.

Tesa menggebrak meja dengan sisa tenaganya. "Sudah berapa kali Bunda bilang jangan suka menyewa cewek? Itu berdampak bahaya bukan hanya buat kamu! Tapi buat orang lain juga!"

"Tanggung jawab." Ucap Darka.

Bobby mengangguk. "Pasti Yah, Bobby hanya perlu meyakinkan Yeri sedikit lagi. Mungkin bajingan menikah dengan orang yang merusak dia, tapi sekarang dia juga sedang mempertimbangkan nasib anaknya kelak."

Darka menatap keatas menghalau sesuatu turun dari matanya. Rasanya ia gagal menjadi seorang Ayah.

"Sooya, bukan maksud mencurigai kamu, setelah melihat beberapa berita dan anak Ayah sendiri, Ayah takut kamu juga terbawa pergaulan zaman kini."

Sooya mengangguk. "Sooya paham maksud Ayah. Sooya jujur dan merasa bahwa pergaulan Sooya sampai saat ini tidak melewati batas."

"Tidak ada yang tahu kedepannya? Kamu kapan mau menikah?"

Bobby menatap Darka memohon. "Bobby mohon jangan korbankan Sooya. Ini kesalahan Bobby, jangan Sooya yang kena impasnya Yah. Biarlah urusan menikah menjadi urusan Sooya."

Sooya menunduk, ia tak mengira semuanya akan seperti ini. Rasanya ia belum bisa menerima dengan kasus Bobby ditambah ia juga harus menikah dalam waktu cepat?

"Sooya?" Tanya Darka tak menghiraukan ucapan Bobby.

"Sooya tidak tahu, calonnya pun Sooya tidak punya."

Darka menghela napas pelan. "Yasudah. Kalau kamu sudah mempunyai calonnya, langsung bawa ke Ayah dan lanjutkan ke tahap berikutnya."

"Baik Ayah."

*****

"WHAT THE HELL SOOYA!" teriak ketiga temannya sekaligus membuat telinga Sooya rasanya ingin meledak.

Lisa, Jennie dan Rosie.

Sooya menghela napas jengah. "Iya, beneran. Rencananya minggu depan Kak Bobby menikah, kalau Yeri mau."

Jennie tampak berpikir sejenak. Jennie merasa sangat familiar dengan nama Yeri. Bahkan rasanya sangat dekat.

"Anjing Yeri maksud lo Yeri Van Wissele? Wah gila, gila, gila!" Pekik Jennie heboh.

Lisa melotot kaget. "Hah maksud lo Yeri sekretaris diperusahaan Josorn? Temen kita waktu kuliah juga kan?"

"WOI JADI YERI YANG DIMAKSUD KAKAK AKU ITU YERI TEMEN KITA PAS KULIAH? HAH?!" teriak Sooya sambil menggebrak meja cafe.

Sementara Rosie, ia hanya menyimak kehebohan teman-temannya sambil memakan lemon cake.

Jennie menggelengkan kepalanya. "Wih kalo beneran sih Kak Bobby hoki banget dapetin Yeri sepinter dan secantik itu?"

"Ya tapi kan Yeri juga beruntung, Kak Bobby hartanya buset, siape diantara pacar kalian yang punya RR Phantom gue tanya?" Tanya Lisa si matre level max.

"Tapi bajingan." Sahut Sooya.

"Yeri pacar siapa dah?" Tanya Rosie yang sedari tadi diam.

Keempatnya saling tatap lalu sama-sama menggeleng. Rupanya tidak ada yang tahu.

"Cuma bisa do'a yang terbaik buat Kak Bobby dan Yeri aja, semoga sakinah mawadah warohmah." Ucap Rosie.

"Dokter!"

Keempat gadis cantik itu menoleh ke arah anak kecil lucu yang memanggil Dokter ke arah empat Dokter.

Sooya tersenyum lalu memeluk Xavier. "Hallo Xav, ngapain disini sayang?"

"Beli gelatto sama Daddy!"

"Loh Daddy-nya dimana?" Sooya melihat sekitar namun tidak dapat menemukan Haza.

"Lagi beli eskrimnya ditoko sebelah, deket kok Dokter." Jawab Xavier meyakinkan.

Lisa berdehem lalu mendekati Xavier. "Xavier pengen Mama yang kaya gimana? Dokter Lisa ceria, baik, cantik dan asik."

Sudah terkenal dikalangan publik Haza mempunyai anak tampan yang bernama Xavier, maka dari itu Lisa mengenalinya.

"Yang kayak Dokter Soo--"

"XAVIER KAMU KENAPA?!"

Sooya mengusap darah yang keluar dari hidung Xavier. Teman Sooya pun panik tak karuan sekarang. Masalahnya semakin lama pandangan Xavier semakin sayu.

"Yaampun Xavi, apa kamu merasa pusing, nyeri dada dan merasa tegang?" Tanya Sooya, mata Sooya sudah berair karena khawatir.

"Iya Dokter. Tapi Dokter jangan nangis, Xavi baik-baik aja."

"Ayo ke Rumah sakit sekarang! Nanti Daddy kamu biar Mbak Feni yang suruh nyusul ke Rumah sakit!"

"Jen, Li, Rosie, aku duluan."

•••••

Wah aku kaget banget chapter PROLOG ada yang baca. Padahal aku bikin cerita ini iseng aja mengobati rasa kerinduan pada Snowdrop hehe.

Yaudah have fun ya semua bacanya!

My DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang