Cup!
Sooya menahan napasnya untuk beberapa saat. Bibir Haza berhasil menyentuh kening-nya untuk pertama kali. Rasanya hangat.
Haza dengan seenaknya memasang wajah tersenyum jahil.
"Kamu milik saya, kamu cukup untuk saya."
Sooya tersenyum menatap Haza yang tengah tersenyum juga. Ada rasa malu, canggung dan senang diantara keduanya.
Matahari menyaksikan mereka berdua.
*****
Xavier menangis sambil mengamuk.
"Bunda Daddy jahat nggak ngajak Xavier! Memangnya Xavier anak pungut? Xavi nggak penting gitu bagi kalian berdua hah?! Bunda kok tega selingkuh sama Daddy, Bunda punya Xavier!"
"Daddy milik Xavier juga?" Tanya Sooya.
Xavier mencuri-curi pandang kearah Haza yang tengah berdiri menatap-nya.
Setelah beberapa saat berfikir, Xavier mengangguk. "Iya."
"Do Library date with Daddy?" Usul Sooya.
Xavier dan Haza saling tatap. Keduanya memikirkan akan jadi secanggung apa nanti-nya. Mengingat mereka agak kehabisan topik pembicaraan jika bersama.
Sooya menarik-narik ujung baju Haza, memberi kode agar mau.
Haza tersenyum lalu mengacak rambut Xavier. "Library date sama Daddy mau nggak?"
"Bunda ikut nggak?" Xavier menatap Sooya.
"Em Bunda kayaknya ada urusan. Gimana kalo Xavier duluan sama Daddy lalu nanti setelah urusan Bunda selesai, Bunda nyusul kesana?"
"Boleh." Jawab Haza.
Xavier menatap Sooya yang tengah tersenyum meyakinkan. "Oke deh, ayo Dad."
Sooya diam-diam mengirimkan pesan kepada Haza lewat ponsel-nya. Agar lelaki itu tidak kaku!
Kring!
Sooya
Bicarain tentang hal yang dia suka!
Sekarang bicarain intinya!
Iya iya
Haza jongkok menyamakan tinggi-nya dengan sang anak. "Nanti kita bicarain Gialita. Daddy punya cara jitu membahagiakan wanita."
Mata Xavier langsung berbinar namun segera menutup mulut Haza dengan tangan mungilnya.
"Itukan rahasia kita Daddy!" Bisik Xavier membuat Haza tertawa.
*****
Haza dan Xavier sudah sampai di Gramedia. Aroma khas Gramedia menyeruak di indera penciuman mereka berdua. Banyak sekali manusia-manusia hobi membaca disini.
"Dad Library date yang dimaksud Bunda gimana sih? Kita diem doang lihatin buku apa gimana?" Tanya Xavier heran.
Haza menggeleng. "Daddy juga nggak tahu, nggak pernah."
Xavier dan Haza saling pandang lalu tertawa bersama menertawakan kebodohan mereka yang murni.
"Terus kita harus ngapain?" Tanya Xavier lagi.
"Ya nggak tahu, ngapain?"
"Manusia bodoh."
"Jaga bicaranya Xav."
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...