Lagu Enchanted - Taylor Swift mengalun sempurna di dapur.
Sooya dan Bi Vivi sedang membuat makan malam untuk Haza dan Xavier. Mereka juga membuat makanan dari olahan almond khusus untuk Xavier.
"Saya tuh ya Nyonya, suka masih nggak nyangka kalo Den Xavi terserang penyakit ganas diumurnya yang baru tujuh tahun. Rasanya sangat sedih apalagi Den Xavi orangnya periang, nggak bisa ngebayangin Bi Vivimah kalo Den Xavi tahu dia menderita penyakit apa." Curhat Bi Vivi sambil menahan air matanya.
Sooya tersenyum lalu mengusap punggung Bi Vivi. "Kita nggak boleh sedih terlalu larut. Emang susah nerima kenyataan, tapi kalo kita terus-terusan sedih didepan Xavi, dia akan mikir memangnya dia kenapa kok semua orang natap dia kasihan? Makanya kita hanya bisa hibur dia dan menunjukkan sisi bahagia kita ke Xavi."
Bi Vivi langsung memeluk Sooya sambil menangis. "Nyonya..."
"Astaga Bi Vivi heh kok malah nangis? Ayo itu ayam katsu-nya gosong Allahuakbar Bibi..." Ucap Sooya mengangkat ayam katsu dari wajan.
"Ya abisnya kita malah ngomongin yang sedih begini."
"Siapa duluan?"
"Bibi.."
Sooya tertawa pelan lalu mulai fokus menata makanan yang sudah matang ke meja makan.
*****
Setelah kemarin cuti, hari ini Haza kembali ke perusahaan. Memakai kemeja hitam dan celana hitam membuat para karyawan wanita dibuat kagum oleh visual Haza.
Di Ruangannya sudah ada empat orang teman-temannya yang sedikit stres. Ralat, hanya dua yang stres.
"Selamat pagi Pak." Ucap keempatnya sambil membungkuk.
Haza mengernyit. "Mau tambah gaji?"
"Loh tiba-tiba Pak?!" Tanya Luca senang.
"Tumben nyambut saya."
Haza duduk dikursi khusus untuknya lalu menyeruput secangkir americano yang disediakan sedari pagi.
Suho membenarkan posisi duduknya. "Za, lusa ke Miami Za."
"Ya, lalu?"
"Lah lo nggak mikirin perasaan istri lo baru nikah ditinggal ke Miami?" Tanya Jidane sewot.
"Dia bakal bodoamat." Jawab Haza enteng sambil mengendikkan bahu-nya.
Devan menatap Haza intens. "Tapi lo udah izin kan?"
"Belum."
"Za sorry kalo perkataan gue terlalu lancang tapi Za! Lo bukan anak muda lagi yang kemana-mana tinggal pergi! Lo punya istri Za, diskusiin sama istri lo." Ucap Devan menasihati.
"Ya nanti."
"Lagian lo belum ada rasa dikit aja gitu ke Dokter Sooya?" Tanya Jidane penasaran.
"Belum."
Luca tertawa garing. "Lah anjir gue cuma butuh satu menit kayaknya langsung suka sama Bu Sooya, jelmaan bidadari gitu Za yaampun nyerah guemah nyerah sama lo."
Haza mengendikkan bahunya terlihat acuh tak acuh. Ya bagaimana? Kalau belum suka ya namanya perasaan tidak bisa dipaksakan.
"Kalo Sooya nggak setuju perwakilan dari kalian aja ke Miami." Ucap Haza pada akhirnya.
"Gue!" Sorak ketiganya kecuali Devan. Devan tak minat pusing harus mengurus ini itu di Miami.
Jidane membenarkan dasinya. "Kalo gue yang berangkat, ini pembukaan perusahaan yang dimana banyak investor disana, of course gue pinter public speaking yang bisa menarik para investor dong tentunya!
![](https://img.wattpad.com/cover/300460558-288-k850899.jpg)
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...