11. Lemon Vs Matcha

1.2K 259 49
                                    

Sooya dan Xavier melaksanakan janji Sooya untuk jogging pagi ini. Haza tidak ikut karena katanya masih tidak enak badan. Untuk ngambeknya, sepertinya sudah sembuh.

"Xavi lelah nggak? Mau berhenti dulu di bangku Taman itu?" Tanya Sooya khawatir.

"Iya Bunda ayo."

Mereka duduk dikursi Taman sembari menatap sunrise, keduanya diam beberapa saat untuk fokus menatap sunrise yang begitu indah.

"Bunda, kalo Xavi nanti jadi matahari Bunda bakal gimana."

"Kenapa bicara seperti itu Xavi?"

Xavier menggeleng pelan lalu kembali menatap matahari. "Xavi pengen ngelakuin hal kecil bersama Daddy. Xavi selalu iri ketika melihat teman Xavi memancing bersama Daddy-nya, diantar sekolah bersama Daddy-nya, berkebun, memasak dan lainnya."

Sooya mengusap rambut Xavier. Ia harus segera melaksanakan aksinya agar Haza dan Xavier semakin dekat lagi.

"Hal yang pengen dilakuin pertama sama Daddy tuh apa?" Tanya Sooya penasaran.

"Memasak."

"Oke sekarang!"

Xavier menatap Sooya berbinar. "Serius Bunda? Gimana kalo Daddy sekarang sembuh terus Daddy kerja lagi sampai malam di Perusahaan?"

"Sekarang hari libur Xav."

"Oh iya!"

*****

Sooya masuk kedalam kamar Haza lalu tersenyum cerah sambil menatap Haza yang tengah meminum secangkir kopi.

"Kenapa?" Tanya Haza.

"Masak yuk."

"Hah?"

"Kita masak!"

"Bi Vivi kemana?"

"Aku, Xavi sama Pak Haza masak bareng ayo!" Ajak Sooya sedikit demi sedikit mendekati Haza.

"Saya tidak bisa masak."

"Kita bikin cake lemon?"

"Oke."

*****

Karena bahan-bahannya tidak ada di Rumah, jadi mereka bertiga memutuskan untuk ke Supermarket dahulu belanja yang diperlukan.

Sekarang mereka tengah berkeliling di Supermarket untuk mencari bahan-bahannya.

Xavier menaiki troli belanja yang didorong oleh Haza, itupun atas perintah Sooya agar mereka banyak mengobrol.

"Xavi sama Daddy tunggu disini aja ya, Bunda mau beli bahan diujung sana dulu bentar aja ya bentar." Ucap Sooya lalu meninggalkan mereka berdua.

Keadaan canggung antara Xavier dan Haza. Keduanya tidak tahu apa yang harus dibicarakan sampai Haza bertanya...

"Seneng punya Bunda?" Tanya Haza.

Xavier mengangguk beberapa kali. "Ya! Sangat senang Daddy, Xavier sayang banget sama Bunda! Sama Mami juga..."

Haza menghela napas pelan. Lalu berusaha mengalihkan pembicaraan lagi.

"Hari-hari kamu disekolah gimana?"

"Seru! Daddy jangan bilang-bilang sama Bunda ya, Xavi lagi suka sama temen Xavi disekolah, dia cantik banget tau!" Ucap Xavi berbisik sambil meletakkan jari telunjuknya dibibir Haza.

Haza tertawa lepas lalu mengacak rambut Xavier. "Are you serious Xavi?"

"Ih serius Dad!"

"Oke, what is her name?"

My DoctorWhere stories live. Discover now