Sooya membuka matanya, badannya terasa mengapung lebih dari biasanya. Benar saja, ternyata badannya nemplok diatas badan Haza, entah bagaimana ia tertidur sampai berada disana.
"Mas bangun, katanya ada urusan?" Ucap Sooya menggoyangkan badan Haza.
"Ngh...."
Haza membuka matanya, mendudukkan dirinya. Melihat Sooya yang sedang duduk, Haza segera menarik ujung piama Sooya dan Sooya pun tertidur kembali diatas badan Haza.
"Sebentar, mengumpulkan nyawa dulu."
Sooya berdecak. "Harus dengan menarik baju aku?"
"Harus."
"Mas... Ada jadwal pagi aku."
Haza tertawa pelan. "Iya ini saya lepas."
Sooya akhirnya duduk kembali, Sooya menguncir rambutnya asal bersiap untuk mandi.
"Mas Haza, bisa antar Xavi dulu sebelum ke Perusahaan? Aku soalnya bener-bener lagi buru-buru."
"Sama supir aja kenapa?"
Sooya menatap Haza intens. "Mas, yang namanya diantar sekolah sama orang tua itu bagus sekali buat kepercayaan diri anak. Antar ya?"
"Iya-iya."
"Nggak ikhlas itu."
"Iya saya antar Xavier kedepan pintu gerbang sekolahnya dan mengucapkan semangat ke anak saya." Ucap Haza jelas.
Sooya tertawa sambil menepuk kasur. "Bagus-bagus, tingkatkan ya."
*****
Xavier benar saja diantarkan Haza. Ini kali kedua Xavier diantar oleh Daddy-nya setelah dahulu pertama masuk sekolah.
Sekarang Xavier dan Haza berada di lorong sekolah Xavier bersama guru Xavier.
"Daddy pulang ya, semangat."
Xavier tersenyum jahil. "Semangat apa? Semangat sekolah apa semangat lihat Gialita?"
"Terserah Xav terserah." Pasrah Haza.
Xavier tertawa puas lalu memegang lengan Haza. "Semangat juga Daddy! Xavier masuk dulu ya sama Bu guru."
"Iya, titip Xavi." Ucap Haza pada Bu guru lalu segera berlalu dari sana.
*****
Xavier memasuki kelasnya yang sudah ramai dengan teman-temannya. Xavier berteman dengan siapa saja, mengingat anak ini ceria dan pandai bergaul membuatnya disukai teman-temannya.
Xavier duduk disebelah Gialita lalu tersenyum menatap Gialita. "Halo pacar."
Gialita sedang berusaha memakai pita pink yang akan ia pakai di rambutnya.
"Xav, menurut kamu aku bagus pakai pita ini disebelah kiri atau kanan? Atau tidak pakai saja ya?" Tanya Gialita
"Sebelah kiri."
"Yakin? Tapi aku kurang percaya diri memakai pita, tapi Mama maksa aku memakai ini, katanya agar lucu."
"Pakai atau tidak pakaipun Gia tetap lucu kok, senyaman Gia aja, nggak usah pakai juga nggak apa-apa." Ucap Xavier sambil tersenyum meyakinkan.
Gialita menatap Xavier ragu. "Yakin aku lucu?"
"Kamu tidak percaya?"
"Iya."
"Kamu lucu karena itu kamu. Bukan karena pita."
Gialita tersenyum. "Iyakah? Yasudah Gia nggak pakai pita aja deh kalo gitu "

BINABASA MO ANG
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...