Setelah pergi dari Rumah sakit, Haza segera bergegas menemui pemilik Sxbf. Ini cara satu-satunya untuk mendapatkan bukti bahwa yang dikandung Jalerie bukan anaknya.
Tomas, pemilik Sxbf sudah duduk dihadapan Haza. Mereka berbicara di Restoran yang Haza pesan sengaja hanya untuk mereka berdua. Karena ini pembicaraan yang cukup privat.
"Setiap kamar ada kamera tersembunyi kan Pak?" Tanya Haza.
Tomas menyeruput americano-nya. "Sayangnya tidak, kami menghargai privasi pelanggan jadi kami tidak memasangnya."
Haza berdecak kesal sambil memukul meja. Sungguh, mood-nya seketika berantakan. Padahal ini harapan terakhir-nya untuk mendapatkan bukti.
"Pak masa tidak ada satupun? Memangnya jika ada kekerasan atau pembunuhan dikamar bagaimana? Pasti setiap kamar ada!"
"Saya sudah menjelaskan."
Haza melempar amplop berisikan uang. "Seratus juta."
Tomas menghela napas lalu mengusap wajahnya gusar. "Pak-"
"-Tiga ratus juta." Haza melempar uangnya lagi kearah Tomas.
Tomas menggeleng tak percaya. Tomas menatap Haza sambil berdecak lalu mengangguk pasrah. Uang adalah segalanya dibandingkan privasi orang.
"Tapi benar kan pada tanggal tersebut Pak Haza yang masuk kamar itu? Saya takut Bapak meminta cctv untuk kepentingan pribadi." Jelas Tomas.
"Saya nggak semenjijikan itu."
"Oke, sebenarnya ada cctv namun kami tidak boleh memberinya pada siapapun karena menggangu privasi orang yang berada disana. Namun karena Pak Haza orang yang berada dikamar tersebut...."
Tomas merogoh saku celananya lalu memberikannya pada Haza. "Cctv lengkap kamar Sxbf lantai dua nomor lima puluh tujuh."
Haza menyunggingkan senyumnya. Jalerie, it's start.
*****
"Istirahat Za, udah kayak gembel banget itu muka sumpah." Celetuk Bobby sambil menyetir.
Bobby dan Haza akan menjalankan misi terakhir untuk mendapatkan bukti. Misi yang beresiko sebenarnya. Namun misi ini akan menjadi bukti yang paling penting.
Haza hanya menghela napas menyahuti ucapan Bobby.
"Jangan nyiksa diri sendiri Za. Sebenarnya kamu tidak sepenuhnya benar tapi tidak sepenuhnya salah. Walaupun kamu brengsek tapi kan anak yang dikandung Jalerie bukan anak kamu. Sooya juga salah disini tidak mau mendengarkan penjelasan kamu."
Bobby menepuk bahu Haza. "Setelah buktinya terkumpul semua saya antar kamu bertemu Sooya."
Mata Haza langsung berbinar. "Sooya dimana?"
"Temuin buktinya saja dulu. Sabar."
"Ck."
*****
Bandung.
Tempat lahir adalah tempat paling menenangkan. Termasuk ketika sedang banyak masalah. Tempat sewaktu lahir bisa dipakai untuk mendamaikan kepala dari ributnya pikiran.
Begitupun Sooya.
Sooya duduk di kolam renang pinggir Rumahnya sembari meminum teh.
Benar kata orang, kabur dari masalah adalah hal yang sangat bodoh. Bukannya tenang malah semakin gelisah. Bukannya masalah selesai malah menambah masalah.
Darka duduk disamping Sooya lalu terkekeh pelan. "Hidup jahat ya Nak?"
"Hm... Sedikit." Ucap Sooya sambil terkekeh juga.
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...