35. Memancing

968 231 17
                                    

Aksi terakhir Haza yaitu menjebak Jalerie agar mau di tes DNA. Mereka membawa beberapa bukti yang menurut mereka akan cukup membuat Jalerie takut.

Haza dan Bobby tidak bisa membekap Jalerie dan membawanya ke Rumah sakit dengan begitu saja. Mereka masih punya rasa kemanusiaan karena Jalerie sedang mengandung.

"Perlu diantar?" Tanya Bobby.

"Kalo ada apa-apa saya telepon." Ucap Haza lalu keluar dari mobil.

Apartmen dengan kamar 207. Haza harus menginjakkan kaki disana lagi.

*****

Jalerie membuka pintu ketika ada tamu yang menekan bel Apartemen-nya. Betapa terkejut sekaligus senang-nya Jalerie ketika melihat siapa yang bertamu. Dengan sigap Jalerie membuka pintu lebar-lebar.

Haza tersenyum tipis lalu masuk kedalam. "Jalerie, saya tidak ingin kita punya masalah lagi."

"Hah?"

Haza melempar satu map yang berisi tentang asal-usul Jalerie hingga siapa orang tua Jalerie dan beberapa foto Jalerie dengan banyak lelaki dan beberapa foto yang menunjukkan hasil USG Jalerie yang Jalerie gugurkan anaknya.

"Satu, kamu berasal dari keluarga terpandang. Diarqa group? Akan bagaimana reaksi orang jika tahu salah satu anak dari Bapak Diarqa melakukan hal seperti yang ada di foto?" Tanya Haza sambil menyunggingkan senyum puas.

Jalerie sudah keringat dingin. Tangannya mengepal.

"Dua, saya tentu akan memberi foto-foto tersebut kepada orang tua kamu dahulu, saya juga akan memberi foto beberapa USG kamu agar mereka tahu berapa anak yang sudah kamu gugurkan Jalerie." Lanjut Haza.

Terduduk, Jalerie menghentakkan kakinya. "Oke. Ayo tes DNA."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa kamu kecewakan Pak Diarqa? Jujur saya kaget sekali setelah tahu info tersebut. Pak Diarqa membangun harga diri keluarga dan kamu malah hancurkan itu?" Tanya Haza tak habis pikir.

Jalerie menunjuk wajah Haza dengan hawa marah. "Lo. Nggak. Tahu. Apa. Apa."

"Lo nggak tahu seberapa inginnya gue sekedar memancing berdua dengan Diarqa tapi dia hanya memikirkan harga diri! Gue nyabu, gue masuk dunia gelap lalu gue kecanduan. Puas lo?!"

Haza diam. Mulutnya seketika kaku. Jalerie bagai menampar dirinya sendiri. Pernahkah ia memancing berdua dengan Xavier? Bahkan sampai sekarang Haza bisa menghabiskan waktu berdua beberapa kali dengan Xavier itu berkat Sooya.

Dan sekarang pemersatu mereka berdua telah pergi.

Haza sadar betapa pentingnya peran Sooya dalam hidupnya. Banyak sekali perubahan dalam hidupnya setelah mengenal perempuan cantik itu.

"I realized how lucky I was to have you, and how bad it was to be a father to Xavier." Lirih Haza.

*****

Haza menyuruh Bobby untuk mengantar Jalerie ke Rumah sakit sementara Haza sendiri ingin menemui Xavier. Haza jadi tersadarkan ketika mendengar cerita Jalerie.

Rencananya Haza akan menghabiskan waktu hari ini dengan Xavier. Perlunya waktu berdua itu karena membantu untuk saling tahu dan mengerti apa yang dirasakan masing-masing.

Jika sudah seperti Jalerie, akan parah.

Tepat sekali! Haza pulang ke Rumah dan Xavier barusaja sampai dari Sekolah. Mereka bertatapan dengan mata sayu dari keduanya.

"Hai." Sapa Haza canggung.

Haza takut Xavier membencinya karena sudah membuat Bunda-nya pergi.

Xavier tiba-tiba memeluk Haza erat membuat Haza terkejut. Haza menggendong Xavier dengan Xavier yang terus saja memeluknya.

My DoctorOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz