Sooya malam ini seperti biasanya akan menidurkan Xavier dahulu. Setiap malam Xavier selalu minta dinyanyikan lagu Lullaby - Sleeping At Last. Pembawaan tenang lagu itu membuat Xavier selalu mudah tertidur.
"Kamu punya cerita tentang hari ini? Apa yang kamu rasakan hari ini?" Tanya Sooya sambil mengusap-usap rambut Xavier.
Xavier menampilkan senyum manisnya. "Sangat, sangat, sangat bahagia. Cerita hari ini akan jadi the best story buat Xavi. Xavi belum pernah membayangkan sedekat itu dengan Daddy, bahkan lihat Daddy ketawa aja Xavi nggak berharap lebih. But now i can."
Sooya tersenyum bahagia mendengarnya lalu menempelkan hidungnya pada hidung Xavier.
"Kata-kata nggak bisa menuliskan bagaimana Xavi ingin berterimakasih kepada Bunda. Bunda change my life. I love you so much."
"And i love you more."
Xavier dan Sooya terkekeh pelan lalu Xavier memeluk Sooya. "It's time to sleep. Semoga besok bahagia, besok akan tetap seperti ini, selamanya seperti ini. Xavi tidur Bunda!"
Seperti itulah perkataan yang Xavier ucapkan sebelum tidur. Selalu seperti itu.
Goodnight... Goodnight...
It's time now to sleep...
The Moon's watching over...
You and your dreams...Goodnight... Goodnight...
My sweet little one...
Tomorrow your eyes...
They will light up the sun...Alunan suara Sooya sangat lembut didengar ketika bernyanyi. Xavierpun dengan cepat tertidur dan bertemu dengan mimpi-nya.
Sooya mencium kening Xavier. "I love you, always, will and forever."
*****
Sooya menghampiri Haza setelah Haza memberi pesan kepada Sooya menyuruhnya untuk ke Taman samping Rumah.
Sooya duduk disamping Haza yang tengah menatap lurus kedepan. Tersirat rasa gugup yang ditunjukkan oleh wajah Haza. Entah kenapa lelaki itu gugup, padahal pemandangan malam kali ini sangat indah ditemani bulan terang.
"Kenapa?" Tanya Sooya tanpa basa-basi.
Haza menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya. "Saya pikir saya sudah pantas menceritakan semua-nya sama kamu."
Jujur Sooya juga merasa sangat gugup ketika Haza berbicara demikian. Bagaimana kalau masalalu Haza tidak seperti yang ia pikirkan? Bagaimana kalau begini bagaimana kalau begitu. Banyak sekali yang ia takutkan.
"Oke. Let me hear you." Sooya tersenyum menenangkan sambil menatap Haza lembut.
"Estefania Dwi Winaya. Mami Xavier."
Deg!
Mendengar nama-nya saja Sooya sudah merasa tidak enak. Sooya bukan egois, tapi ternyata tidak semudah yang ia kira menerima bahwa Haza bukan hanya pernah jadi milik-nya.
"Oke, Estefania, lalu?"
Haza menunduk, memainkan jari-nya. "Kita berpacaran sewaktu kuliah, selama dua tahun kita saling support sampai akhirnya kita membuat tragedi yang tercipta-nya Xavier."
Sooya mencoba berpikiran positif.
"Ya, Xavier adalah anak diluar nikah saya bersama Estefania. Saya selalu takut untuk cerita sama kamu karena saya se-buruk itu."
Wah... Kenyataan apalagi ini ya Gusti. Sooya diam beberapa saat. Meredam gejolak-nya. Sooya menunggu kepala-nya dingin dulu agar jika berbicara tidak menyakiti Haza.
Sooya tersenyum lalu mengangguk. "Everybody make mistakes."
Haza menatap Sooya tak percaya. Sooya tak marah sama sekali? Tak bertanya lebih lanjut? Haza selalu bingung sebenarnya didalam diri Sooya punya amarah atau tidak.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
My Doctor
Любовные романыSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...