23. Cemburu

1.3K 296 65
                                    

Haza dan Xavier sudah sampai Rumah. Mereka dengan segera berlarian mencari Sooya keseluruh penjuru ruangan namun Sooya masih belum bisa ditemukan.

"Bi Vivi Bunda dimana?!" Teriak Xavier.

"Di kolam kali Den!" Teriak Bi Vivi dari dapur.

Haza dan Xavier segera ke kolam mencari Sooya. Dan benar saja, Sooya sedang duduk sambil membaca novel santai sambil meminum jus stroberi-nya.

"Bunda!"

Xavier memeluk Sooya erat sambil bermanja menggesekkan hidungnya dihidung Sooya.

"Gimana? Are you happy?" Tanya Sooya.

Haza mendudukkan dirinya disamping Sooya lalu menatap Sooya dan memanyunkan bibirnya sedikit membuat Sooya terkejut.

Sooya menaikkan alisnya mengisyaratkan menanyakan kenapa Haza memanyunkan bibirnya seperti itu.

"Xavier sama Daddy tadi menggambar matahari, Bunda ayo nilai gambaran kita soalnya kita lagi taruhan memperebutkan nilai tertinggi!" Ucap Xavier semangat.

Xavier memberi dua buku gambar kepada Sooya dan Sooya pun segera menerimanya.

"Wah bagus-bagus sekali gambaran Xavi sama Daddy, duh Bunda jadi bingung." Ucap Sooya tersenyum bangga.

Sooya melihat-lihat untuk beberapa saat, memang gambaran keduanya terlihat bagus! Namun gambaran Xavier ternilai sangat rapi.

"Keduanya sama-sama bagus! Namun gambaran Xavier terbilang sangat rapi! Jadi Bunda pilih Xavier!"

"Bunda serius?!"

"Ya!"

Xavier bersorak heboh lalu menjulurkan lidahnya kearah Haza yang memasang wajah datarnya.

Sooya tersenyum jahil. "Memang apa sih taruhannya? Kalo menang kenapa?"

"Yang kalah traktir ice cream matcha lima kilo!"

Sontak Sooya tertawa keras sementara Haza terlihat seperti memanyunkan bibirnya sedari tadi.

"Hebat anak Bunda bisa ngalahin Daddy!" Sooya mencium pipi Xavier.

Sooya memegang lengan Haza. "Dan Daddy hebat bisa mengasuh Xavier sampai punya ide bertaruhan seperti ini!"

Haza menoleh sebentar, akhirnya ia diakui keberadaannya disini. Sedari tadi ia merasa dianggap patung disini.

"Iya."

Sooya menatap Haza. "Kita mau beli ice cream-nya kapan Mas?"

"Gatau."

"Ih Daddy kok gitu biasanya kan kita beli di toko gelato!" Keluh Xavier.

Haza mengangkat bahunya malas. "Yaudah disana aja."

"Mas..."

Haza melenggang pergi duluan sementara Sooya dan Xavier berhadapan dan mengendikkan bahu masing-masing, tidak mengerti kenapa Haza tiba-tiba seperti sedang mengambek.

"Yaudah ayo susul Daddy, kayaknya mau ke toko gelato."

*****

Mereka membeli ice cream di toko gelato tempat favorit Xavier. Disana cukup banyak orang karena memang cukup hits di daerah sini. Tentunya banyak pasang mata mentap mereka bertiga.

"Bunda, Daddy, apa kalian famous? Kok pada natap sih, Xavi heran tau. Setiap kemana-mana selalu ditatap orang, padahal bukan artis." Ucap Xavier kesal.

Sooya mengusap rambut Xavier. "Karena Xavier ganteng, makanya suka ditatap semua orang, mereka suka sama Xavier."

My DoctorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora