2. Lupus eritematosus sistemik

1.5K 257 20
                                    

Keadaan diruangan unit gawat darurat tengah panik dan bau obat-obatan menguak di indera penciuman.

Sooya, Dokter cantik itu tengah menangani darah yang tidak mau berhenti keluar dari hidung Xavi. Xavier juga merasa pusing dan sesak berkepanjangan.

"Xavi sayang, gimana sekarang keadaan kamu?" Tanya Sooya, matanya terus berkaca-kaca.

Xavier tersenyum sambil mengusap air mata Sooya. "Everything's okay, Xavi kan Spiderman, bakal baik-baik aja Dokter."

Sooya menunduk mengusap air matanya. Rasanya Xavier sudah seperti anak kandungnya sendiri. Selama dua tahun ia dan Xavi seperti dua sejoli yang selalu bercanda ria.

Cklek...

"Xavi is everything okay?"

Haza datang dengan membawa ice cream matcha kesukaan Xavier. Walaupun memasang wajah tanpa ekspresi, namun mata Haza tidak bisa bohong bahwa ia khawatir.

"Dad, Xavi baik-baik aja. Ini Xavi tadi lagi diskusi perencanaan pembentukan fans global Spiderman sama Dokter." Ucap Xavier.

Sooya menatap Haza. "Xavi sewaktu di cafe vique mimisan, dia juga merasakan pusing, sesak dan ototnya tegang. Hasil pemeriksaan sore keluar, namun Xavi sekarang sudah merasa baik."

Haza hanya menaikkan alisnya sambil mengangguk pelan.

"Ini ice cream kamu, mau dimakan?" Tanya Haza duduk disebelah Xavier.

Xavier menepuk kasur disebelah kanannya yang kosong. "Dokter, sini duduk."

Sooya terkejut lalu menggeleng sambil tersenyum. "Tidak Xavi, Dokter mau keluar dahulu, Xavi enjoy sama Daddy ya."

"Oh gitu. Xavi mau lepasin infusan ini kalo gitu."

"Xav.."

"Xavi..."

Haza menatap Sooya lalu melirik kasur disebelah Xavier mengisyaratkan agar Sooya mau duduk disana.

Sooya mengangguk lalu duduk disebelah Xavi. Sekarang mereka seperti keluarga yang sedang memakan ice cream sambil mengobrol santai.

"Sometimes Xavi wants and waits for this moment, Xavi wants to be like this like any other family. As felt by Xavi's friends."

Translate : Terkadang Xavi menginginkan dan menunggu moment seperti ini, Xavi ingin seperti ini layaknya keluarga lainnya. Seperti yang dirasakan teman-teman Xavi.

Haza dan Sooya hanya terdiam ditempat. Tidak ada yang berani menyahuti ucapan Xavi yang cukup dalam itu.

Sooya meneguk salivanya susah payah lalu mengelus rambut Xavi. "Tentu saja! Sekarang moment yang ditunggu-tunggu Xavi kan? Saatnya Xavi menikmati ini."

Haza memalingkan pandangannya ke arah lain. Rasa gagal menjadi Daddy datang lagi padanya.

"I'm sorry Xav."

Xavier tersenyum lalu menyenggol lengan Haza. "Wah kok Daddy baperan? Xavi bercanda. Itu teks teater yang akan Xavi perankan di acara pentas seni bulan depan."

"Xav.." Haza menatap Xavier serius lalu menggelitiki perut mungil Xavi membuat Xavi tertawa lepas.

Sooya tersenyum melihat interaksi anak dan Ayah itu. Rasanya sangat hangat.

"Permisi."

Suster yang membawa surat pemeriksaan mendekati Sooya dan membisiki sesuatu lalu memberikan surat tersebut pada Sooya.

Sooya membaca surat tersebut dan rasanya jantungnya sangat lemas. Apa-apaan ini?

Examination letter

My DoctorWhere stories live. Discover now