7. Hiroshima Nagasaki

1.2K 268 69
                                    

Sooya sedang melaksanakan kegiatan malam-nya yaitu skincare ria. Rencananya malam ini ia akan menonton netflix ditemani granola dan americano. Malam yang sempurna!

Sooya juga bersenandung ria menyanyikan lagu-lagu Adele dan The 1975. Itu artis favoritnya.

Cklek...

Haza muncul dengan wajah lelahnya beserta penampilannya yang acak-acakan. Wah, se hardworking itukah sampai kaya orang abis dikejar maling?

"Mandi Pak, abis itu udah aku siapin makan malam." Ucap Sooya.

"Ya."

"Kenapa ke kamar ini? Kan kamar Bapak dikamar sebelah?"

Haza mengernyit bingung. "Ngusir saya?"

"Astaga bukan gitu Pak, kan kemarin katanya mau tidur dikamar sebelah. Aku cuma mengingatkan Pak, takutnya Bapak lupa terus salah masuk kamar."

Sooya menghela napas jengah. Jutek banget Bapak-Bapak satu ini.

"Malam ini saya disini."

Sooya sedikit terkejut. "Loh kenapa Pak?"

Haza menatap Sooya malas. "Kalau beda kamar gimana mau jatuh cinta? Saya denger ada yang bilang itu semalem."

Sooya segera mingkem. Pipinya tiba-tiba panas, rasanya sangat malu! Kenapa harus kedengaran oleh Bapak jutek itu?!

"Ehkm, udah sana mandi, abis itu makan malam." Ucap Sooya mengalihkan pembicaraan.

Haza tersenyum miring lalu segera memasuki kamar mandi.

Sooya melotot kaget. Haza senyum?! Bagaimana Haza bisa mengagetkan hati mungil Sooya yang satu ini?

"Bapak-Bapak jutek itu senyum? Wah... Hati mungil ini tidak kuat."

"SAYA DENGAR!" teriak Haza dari dalam kamar mandi.

"SIALANNNNN!"

*****

Setelah makan malam selesai, Haza dan Sooya hanya tiduran dikasur. Keadaan sangat canggung dan menggelikan. Ini pertama kalinya Sooya tidur bersama lelaki.

Sooya mengubah posisi tidurnya menjadi menatap Haza. "Can we do some deeptalk? Kita juga belum mengenal satu sama lain?"

Haza yang sudah mulai tertidur langsung membuka matanya kembali dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mami sebelum menikah pernah bilang sama aku, Haza punya masalalu, kamu punya masalalu, semua orang punya masalalu, kalau ada salah paham tentang masalalu Haza, kamu obrolkan baik-baik. So... Aku bakalan nunggu sampai Pak Haza dan aku mau bertukar masalalu, dalam artian kita harus sama-sama tau tentang masalalu kita."

"Ya, nanti saat kita sama-sama sudah siap."

Sooya mengangguk-anggukan kepalanya. "Em... Seberapa dekat Pak Haza dengan Xavier?"

"Kenapa?"

"Nanya aja."

"Sedekat anak dan Ayah.",

"Nope! Kata Xavier sedekat Indonesia dan Arab yang dimana Indonesia dan Arab itu sa....ngat jauh!" Ucap Sooya sambil duduk dan menatap Haza seram.

Haza menghela napas lalu ikutan duduk. "Kasih sayang orang tua nggak harus ditunjukkan dengan dekat sama anak."

"Tapi anak butuh dekat dengan orang tua. Pak Haza nggak tahu kan seberapa pentingnya orang tua menanyakan 'how's your day?' 'Are you good?' 'What's happen today?"

My DoctorWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu