Pagi ini seperti biasa, keluarga kecil itu melaksanakan sarapan. Mereka mengobrol ringan, sesekali bercanda.
Hari ini Xavier akan sekolah seperti biasa, Sooya juga menjalankan tugasnya menjadi Dokter seperti biasa. Namun Haza akan mempertimbangkan dinas penting ke Laos.
"Bunda, suapin Bunda." Ucap Xavier manja.
"Soo, saya mau sandwich satu lagi." Ucap Haza bebarengan dengan Xavier.
Xavier dan Haza sontak melirik satu sama lain dan dengan sesegera mungkin memasang tatapan tajam. Xavier memegang lengan Sooya agar didahulukan sementara Haza memalingkan pandangannya.
"Kalian mulai lagi ya..." Pasrah Sooya.
Xavier mengerlingkan matanya tiba-tiba. "Bunda kita tuh se-frekuensi banget nggak sih Bun? Kenangan kita kayak lebih banyak gitu aduh nggak ngerti lagi."
"Iya kamu aja duluan Xav. Besok saya." Pasrah Haza.
Sooya tertawa. Ada-ada saja.
*****
Sooya berjalan semangat kedalam ruangan-nya. Didalam Ruangannya sudah ada kelima temannya memegang kue kecil bertema butterfly. Mereka memasang wajah tersenyum bahagia.
"Selamat ulang tahun Sooya!" Teriak mereka berlima.
Sooya menutup mulutnya. Bahkan ia sendiri tidak mengingat hari spesial-nya astaga... Tapi tentu saja Sooya sangat senang dengan apa yang dilakukan teman-temannya.
Sooya menghampiri mereka sambil sesekali menyusut air matanya yang akan jatuh.
Haidar menyenggol lengan Sooya. "Jangan mewek lo anjir! Awas aja kalo cengeng. Kita disini untuk party you know?! Party!"
"Tapi jadwal pagi kalian?" Tanya Sooya.
Lisa berkacak pinggang. "Ya gimana ya..."
Jennie dan Rosie bersorak. "KITA DAPAT FREE DARI PAK DIREKTUR!"
Keenam orang itu bersorak heboh sambil merangkul satu sama lain mengelilingi kue bertema kupu-kupu dengan perasaan senang.
"Tiup lilin dong." Ucap Travi mengingatkan.
Sooya tersenyum, Sooya memejamkan matanya, berdo'a. "Terimakasih tentang semuanya Tuhan. Dalam umur duapuluh dua, aku yakin akan ada duka dan tawa. Entah kapan, kuatkan ketika duka, berikan rasa bersyukur ketika tawa. I'M TWENTY TWO EVERYONE!"
Haidar, Travi, Jennie, Lisa dan Rosie bersorak lalu Sooya segera meniup lilinnya dan mereka bertepuk tangan.
"Happy birthday happy for you!" Ucap Jennie, Lisa dan Rosie memeluk Sooya.
Haidar menatap Sooya lama lalu tertawa. "Makasih sudah memaklumi ketidak warasan gue, ketika mereka mem-bully gue, cuma lo yang diem aja. Makasih Soo makasih."
Sooya tertawa puas karena perkataan Haidar. Ada-ada saja lelaki itu.
Travi membawa Sooya kedalam pelukannya. "Teman gue sudah duapuluh dua ya? Jadilah dewasa dan bahagia."
"Makasih semuanya! Mau nangis tapi takut ditonjok Haidar."
"Iya gue tonjok mau apa lo?!" Haidar sudah menyingkilkan lengan panjang kemeja-nya.
Jennie merangkul semua teman-nya. "Bali nggak nih?"
Mereka saling berpandangan satu sama lain lalu mengangguk sambil tertawa. "HARUS DONG! BALI YUHU BALI!"
"Aku izin dulu tapi."
Mereka berlima memasang wajah pasrah. Susah kalo bini orang cuy.
"Susah kalo udah punya bojo ya Cuy? Makanya Ayang kita jangan dulu nikah ya Ayang ya?" Haidar merangkul Rosie namun Rosie malah tersenyum.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
My Doctor
RomantizmSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...