Sooya dan Haza memutuskan untuk menjenguk Yeri terlebih dahulu. Mereka membawa mpek-mpek karena Sooya melihat twitter Yeri yang mengatakan sedang mengidam mpek-mpek.
"Yaampun Sooya, Pak Haza, sini masuk." Sambut Yeri kala membuka pintu rumah dan sudah ada Sooya dan Haza disana.
Sooya, Haza dan Yeri duduk di Ruang tamu. Disana juga ternyata ada Bobby yang memakai pakaian santai.
"Sebentar ya, aku ambilin minum dulu. Mau minum apa?" Tanya Yeri.
Sooya memegang bahu Yeri. "Duh nggak usah, Bumil nggak usah capek-capek. Biar Bapaknya aja."
Bobby mendelik tajam. "Za kalo Sooya ngeselin banting aja."
Bobby menatap Yeri malas lalu menatap sofa. "Duduk aja, biar saya yang ambilin minum."
"Dih sinis banget sama istri sendiri." Sindir Sooya kesal.
"Lagi ngambek dia." Sahut Yeri.
"Oh ya? Kenapa?"
"Nggak tahu, aku yang hamil dia yang ambekan. Aku ngobrol sama pedagang siomay aja dia ngambek-nya dua hari."
"YERI DIEM!" Teriak Bobby dari dapur.
Sooya terkekeh pelan. Berarti Bobby dan Yeri sudah saling suka ya? Dia kapan?
"Oh iya ngomong-ngomong soal siomay aku tadi liat tweet-an kamu lagi ngidam mpek-mpek ya? Ini aku bawain sekalian tadi lewat ada pedagang mpek-mpek." Ucap Sooya memberikan paperbag berisi mpek-mpek.
Yeri menerima-nya dengan senyum cerah. "Ih makasih banyak, aku lagi pengen banget mpek-mpek."
Bobby datang bersama dua minuman ditangannya. Ekspresi wajah-nya masih sama, seperti orang kesal.
"Jangan ambekan dong, masa mau jadi Bapak masih cemburuan gitu." Goda Sooya.
"Bukan cemburu, namanya Ibu hamil rentan kena virus Soo, udah dibilang biar saya aja yang beli malah ngotot pengen dia aja sendiri karena pedagang-nya ganteng." Misuh-misuh Bobby.
Yeri memukul paha Bobby. "Bukan ganteng! Aku bilang karena mau cari udara seger! Dirumah mulu butek!"
"Alesan!"
"Dih?"
Sooya mengelus bahu Yeri. "Emang gitu anaknya kalo cemburu nyebelin, sabarin aja."
Mereka akhirnya memakan mpek-mpek yang dibeli Sooya dengan keadaan tenang. Sekali-kali Bobby melontarkan candaan yang membuat mereka tertawa.
"Eh by the way Za minggu depan ke Miami ya?" Tanya Bobby.
"Digantiin Devan."
Bobby tersenyum menggoda. "Cie ilah, pengantin baru nggak mau pisah, bucin juga ternyata. Padahal saya udah khawatir loh Za takut kamu beneran ke Miami. Mana cewek-cewek disana pada cantik kan ya? Kaya Sooya mah kerikil batu disana-mah lo pasti poligami dah."
Bugh!
Sooya memukul kepala Bobby dengan bantal sofa. "Akhlak kurang! Gila aja aku disamain sama batu kerikil!"
"Pribahasa-nya Soo elah marah-marah amat."
"Emang dipikirannya cewek mulu dia mah." Sahut Yeri.
"Pengagum pedagang siomay nggak usah ikut-ikutan." Sahut Bobby lagi.
Haza terkekeh menyaksikan perdebatan suami-istri itu.
"Kapan nyusul jadi Bapak Za?" Tanya Bobby basa-basi.
"Udah jadi Bapak."
"Astaga lupa, maksudnya Bapak dari anak-anak Sooya. Kalian nggak ada rencana buat honeymoon gitu?"
YOU ARE READING
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...