"Waduh kurang lucu ya?" Ucap Xavier karena Sooya malah menangis.
Sooya tersenyum lalu mengacungkan kepalan lengannya. Membentuk semangat untuk Xavier. Xavier membalas dengan membentuk finger heart untuk Sooya dan mereka tiba-tiba tertawa menertawakan ke-anehan mereka berdua.
"Bunda jangan nangis. Emang Xavier selemah itu? Semenyedihkan itu? Segini masih bugar sehat sentosa lah Bun. Tadi Xavier bilang nggak kuat cuma prank aja sih." Ucap Xavier sambil tertawa.
"Alah..." Sooya meledek Xavier.
Cklek...
Haza datang dengan raut wajah khawatir. Haza tidak datang sendiri, Haza bersama Zize dan kedua orang tuanya. Mereka segera berpencar duduk disamping Xavier.
Sebenarnya keadaan Xavier cukup memprihatinkan karena selang infus di kedua lengannya, memakai selang oksigen dan lainnya. Namun bukan Xavier jika tidak tersenyum saja.
"Xavier..." Lirih Dara langsung menangis.
Horald memeluk Dara, mengusap rambut lembut istri-nya. Seorang Nenek memang sangat mudah tersentuh hatinya. Termasuk Dara. Apalagi melihat cucu-nya memasang beberapa selang kesehatan.
Xavier berdecak kesal. "Mulai.... Mulai melow-nya. Hey, Xavi baik-baik aja oke? Ini kulit Xavi merah-merah mungkin efek samping dari pemutih abal-abal yang Xavi pakai."
"Huh nakal sih jadi manusia." Celetuk Horald menyahuti lawakan Xavier.
"Yang bisa diajak ngelawak disini cuma Kakek aja. Semuanya pada seserius debat pilkada. Padahal Xavier gapapa!"
Dara menghampiri Sooya lalu berbisik. "Bisa kita bicara diluar Sayang?"
Sooya melirik Haza lalu menatap Dara. "Boleh Mi."
*****
Keadaan di Ruangan Sooya cukup tegang. Firasat Sooya Dara akan menanyakan tentang keadaan Xavier dan apa yang diderita Xavier.
Dara memegang lengan Sooya. "Sooya kamu tahu Nak? Walaupun Mami sudahh tua namun Mami tidak semudah itu untuk kalian bohongi. Apa penyakit yang diderita Xavier? Mami tahu dan yakin itu bukan penyakit biasa."
Sooya menunduk. Bagaimana ini? Dara mempunyai darah tinggi, Dara juga jika kaget rentan nge-drop.
"Sooya... Mami janji Mami nggak akan kenapa-kenapa? Pasti Haza memberi tahu kamu tentang darah tinggi Mami ya? Sooya i'm okay. Mami sudah menyiapkan diri Mami bahwa cucu Mami memang menderita penyakit akut. Mami janji Mami tidak akan kaget.
"Autoimun jenis Lupus eritematosus sistemik."
Keduanya diam. Hening. Sooya yang tidak berani menatap reaksi Dara dan Dara yang tersenyum sambil menatap kosong kedepan.
Dara menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya untuk menguatkan dirinya.
Dara terkekeh pelan lalu mengusap bahu Sooya. "Nggak apa-apa. Mami gapapa. Itu sudah rencana Tuhan. Kita harus nerima itu. Penyakit ini juga nggak bisa disembuhkan ya?"
Sooya mengangguk.
"Gapapa. People come and go. Kita juga harus nerima fakta bahwa Xavi akan pergi. Ini saatnya kita menunjukkan semua rasa sayang dan membuat Xavi kita senang ya?"
Sooya memeluk Dara. Dara menangis tersedu disana. Sooya mengelus rambut Dara membiarkan Dara meluapkan rasa sedihnya.
"Mi i know it's hurts. Nggak apa-apa, nangis aja jangan dipendam." Ucap Sooya.
*****
Xavier sedang bercanda bersama Zize dan Kakek-nya. Disana juga ada Gialita, Mama Irene dan Bu Ichi yang menjenguk. Benar-benar ruangan yang hangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/300460558-288-k850899.jpg)
ESTÁS LEYENDO
My Doctor
RomanceSeorang Dokter anak yang selalu merawat anak dari pemilik salah satu brand ternama. Sang Dokter selalu menemani dan memeriksa sang anak setiap minggunya, sampai suatu hari sang anak menderita penyakit Lupus eritematosus sistemik. Apa yang akan terj...