16. JADI SUPERMAN

27K 2.3K 116
                                    

16. JADI SUPERMAN

Annyeong

Apa kabar kalian?

Absen yuk

Kalian tau cerita ini dari mana?

Jangan lupa vote komen yawww

•••
Gesar membuka pintu kamar dengan pelan. Dia tersenyum saat melihat istrinya yang tengah tidur. Tidak ingin mengganggu tidur Mila, Gesar langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, karena badannya sudah. begitu lengket.

Setelah mandi Gesar langsung menuju walk in closet untuk memakai baju.

"Kamu udah lama pulang?" tanya Mila saat Gesar keluar dari walk in closet.

"Sekitar setengah jam yang lalu." Gesar lalu duduk di tepi ranjang.

"Kamu udah makan?" Mila bangun dari tidurnya.

"Belum, kan aku baru selesai mandi." Gesar membelai pipi Mila lembut. Gesar meneliti wajah istrinya dengan seksama. "Kamu habis nangis ya? mata kamu sembab."

Mila tidak menjawab, dia malah memeluk Gesar dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Menghirup aroma khas tubuh Gesar yang begitu memabukkan.

"Kamu kenapa, hm?" rasa khawatir tiba-tiba saja hinggap di bedak Gesar. Tidak biasanya Mila seperti ini. Biasanya jika Gesar pulang malam Mila pasti langsung menyuruhnya untuk makan lalu tidur.

"Ada yang sakit?" tanya Gesar lagi, karena Mila tak kunjung menjawab.

Mila menggeleng pelan, "kalau aku benar-benar gak bisa kasih kamu anak, kamu gak apa-apa?"

Gesar menghela napas, jika sudah membahas perihal anak dia jadi bingung harus menjawab apa. Jika di tanya, Gesar Jelas ingin memiliki anak. Suami mana yang tidak ingin memiliki anak dari Istrinya?

"Udah berapa kali aku bilang sama kamu. Aku gak apa-apa sayang. Yang penting kamu terus di samping aku."

Walaupun dalam benak Gesar, dia sangat ingin. Namun, dia tidak bisa mengatakan pada Mila secara terang-terangan. Dia tidak mau istrinya terbebani.

"Tapi Papa sama Mama gimana kak? kamu anak tunggal mereka pasti butuh penerus"

"Papa sama Mama kan udah bilang juga sama kamu, mereka gak apa-apa. Jangan terlalu kamu pikirin lah," kata Gesar lagi.

Herman dan Rima memang sangat ingin menimang cucu secepatnya, tapi mereka juga tidak bisa mendesak Mila. Bukan karena mereka pasrah, hanya saja mereka sudah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Tuhan pasti punya rencana indah untuk keluarga kecil Gesar. Tidak sekarang, mungkin nanti.

Gesar melepas pelukannya, "udahlah aku gak mau bahas ini lagi"

"Kak, kalau kita adopsi anak aja gimana?"

Gesar menatap istrinya dengan sorot mata tajam. Dia tidak suka mendengar saran Mila barusan. Istrinya dan dia sehat, Gesar yakin dan percaya jika Mila pasti bisa hamil.

"Aku gak mau anak orang lain. Aku mau anak dari rahim istri aku. Dan itu kamu," tekan Gesar.

"Kalaupun kamu gak bisa kasih aku anak, aku gak masalah. Jadi plis jangan ada pikiran untuk adopsi anak orang"

"Kak, diluar sana banyak kok pasangan yang adopsi anak dan mereka bahagia. Kenapa kamu malah gak mau?"

"Itu mereka sayang. Anak yang kamu adopsi nanti pasti bakal nanya kemana orang tua kandung dia"

"Jangan kita kasih tau dong kak, kalau kita bukan orang tua kandungnya"

"Dia pasti bakal tau. Foto kamu hamil gak ada. Papa sama Mama juga pasti gak setuju sama pilihan kamu ini. Aku juga gak mau nantinya sampai nyakitin hati anak itu dengan kenyataan pahit."

Gesar menakup pipi Mila. "Aku gak bakal tinggalin kamu apapun yang terjadi. Sekalipun kita gak punya anak. Aku cuma mau kamu terus temanin aku sampai maut memisahkan kita berdua nanti"

Apa lagi yang harus Mila keluhkan dari hidupnya? Dia sudah memiliki semuanya. Mila memiliki suami yang sangat mencintai nya yang tidak pernah menuntut apa-apa. Mila memiliki Abang yang sangat menyayangi nya.

Mila juga memiliki kakak ipar yang sangat baik, yang memperlakukan dia layaknya adik kandung dan Mila memiliki mertua yang sangat amat mencintai dan menyayanginya seperti orang tua kandung.

Hanya saja Mila kehilangan sosok kedua orang tua. Namun, Mila tidak pernah merasa kehilangan kasih sayang dari kedua orang itu. Orang tua Mila masih berada di hati Mila.

Bulir air mata Mila jatuh membasahi pipinya. Mila kembali memeluk suaminya. "Aku bahagia karena kamu yang jadi suami aku, tapi kebahagiaan kita pasti bakal bertambah kalau aku bisa kasih kamu anak, kak"

Hening beberapa saat. Gesar dan Mila saling memandang.

"Kak," panggil Mila pelan.

"Hm?"

"Kalau misalkan aku hamil, terus aku berubah. Kamu masih sayang aku kan?" tanya Mila tiba-tiba.

Gesar menunduk, melihat wajah istrinya yang berada di pelukannya. Entah apa yang akan istrinya ini bahas lagi.

"Kamu kenapa jadi random gini sih?" kata Gesar heran.

"Ihh jawab aja,"

"Emang orang hamil bisa berubah?" tanya Gesar balik

"Iya bisa"

"Berubah gimana? Jadi Superman?"

Mila menatap suaminya kesal, "kamu kaya gak pernah lihat orang hamil aja. Semua perempuan kalau hamil pasti berubah, kaya kak sita"

"Kaya sita gimana?" tanya Gesar.

"Jadi gendut," jawab Mila.

"Kamu kok malah body shamingin sita sih? dosa loh"

"Aku bukan body shamingin kak Sita, tapi aku kasih contoh. Intinya kalau hamil pasti gendut," ucap Mila mutlak

"Bukannya ibu hamil itu gendut wajar ya? kan di perutnya lagi ada Dede bayinya."

"Jadi kalau aku hamil terus aku jelek, gendut, dekil. Kamu masih sayang sama aku atau gak?"

"Iya masih, itu semua bukan alasan untuk gak mencintai lagi sayang," Gesar menatap Mila penuh tanya

"kamu kenapa tiba-tiba bahas ini? emang kamu hamil?"

•••

Spam komen next disini 👉

Spam komen next disini 👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT PREGNANT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang