27. MANDI BARENG

26.3K 2.7K 856
                                    

27. MANDI BARENG

Annyeong

Jangan lupa vote komen yawww

Kalian baca ini jam berapa?

•••
"sayang." Gesar memeluk Mila dari belakang, lalu menyenderkan kepalanya di pundak wanita itu. "Kebiasaan banget kamu ninggalin aku di kamar."

"Kak."

Gesar terdiam, dia sedang memeluk istrinya sekarang, tapi kenapa dia malah mendengar suara Mila dari arah belakangnya.

Gesar menoleh.

"Sayang," kemudian dengan cepat di lepasnya pelukannya dari wanita tadi.

"Puput?" Kata Gesar terkejut. Ternyata wanita yang dia peluk tadi bukanlah istrinya.

"Kak, kamu barusan kenapa peluk Puput?" tanya Mila terkejut.

"Gak, kamu salah paham." Gesar mendekat pada Mila. "Aku pikir tadi itu kamu, soalnya baju tidurnya sama kaya punya kamu, sayang."

Mila menatap Puput dengan tatapan yang tidak bisa di baca. Baju yang Puput kenakan memang sama persis dengan baju tidur tanpa lengan yang biasa dia pakai, tapi itu bukan bajunya, dan Mila tau itu. Di tambah lagi rambut Puput yang juga di Cepol asal, sama seperti Mila sekarang.

"Put, kamu beli baju yang sama kaya punya aku?"

Puput mengangguk pelan. "Iya Mbak, saya suka sama baju tidur Mbak. Kebetulan ada yang sama di online shop."

"Terus kenapa pas saya peluk kamu diam aja?" tanya Gesar emosi. Padahal tadi dia memeluk Puput lumayan lama, seharusnya wanita itu bersuara bukannya malah diam.

"Maaf Den, tadi saya terkejut," kata Puput dengan kepala menunduk.

Mila menggandeng lengan Gesar, agar suaminya itu tidak emosi pagi-pagi begini.

"Put, mulai besok kamu jangan pakai baju kaya gitu lagi ya," larang Mila lembut.

Mila bukan tidak mau Puput mengikuti cara dia berpakaian, hanya saja baju yang Puput pakai terlalu tipis dan tembus pandang. Berbeda jauh dengan baju miliknya.

"Di rumah ini ada suami aku juga. Jadi pakai baju sebagai mana mestinya," lanjut Mila.

Puput mengangguk dengan wajah datar. "Iya Mbak."

"Ayo kak," Mila membawa Gesar menuju taman belakang.

"Kamu habis yoga?" tanya Gesar ketika mereka sampai di taman belakang. Ada satu matras biru, botol minum dan handphone Mila yang tergeletak di ubin.

Kandungan Mila sudah jalan enam bulan. Dokter menyarankan agar Mila rajin olahraga, seperti yoga contohnya.

Mila meneguk airnya hingga setengah, lalu duduk di kursi besi yang memang sudah ada di taman itu.

Gesar menggulung matras tersebut dan meletakkan handphone Mila di atas meja. "Kenapa gak bangunin aku? aku kan pengen temanin kamu yoga juga."

Mila berdecak. "Kamu aja sekarang bangunnya susah banget."

Mila menarik napas, lalu menghembuskan kembali napasnya pelan. Perutnya tiba-tiba terasa kram.

Gesar jongkok di depan Mila, lalu mengusap-usap perut Mila yang besar. "Kenapa? perut kamu sakit?"

"Perut aku kram. Kayanya gara-gara aku tadi kaget deh."

"Kaget kenapa?" tanya Gesar dengan raut wajah khawatirnya.

"Kamu tadi peluk Puput loh kak," Mila refleks meninggikan suaranya. "Gimana aku gak kaget?"

"Maaf, aku benar-benar gak tau tadi itu bukan kamu," sesal Gesar merasa bersalah.

"Kamu kenapa malah duduk di bawah?" Mila menarik tangan Gesar. "Sini duduk di samping aku."

"Gak ah, duduk disini nyaman." Katanya, sembari memijit-mijit kaki Mila. "Kamu gak marah kan?"

Mila menggeleng sembari merapikan rambut Gesar yang berantakan karena baru bangun.

"Ngapain juga aku aku harus marah sama kamu? kan kamu gak sengaja kak."

Tangan Mila kembali bergerak, membersihkan kotoran pada mata Gesar, kemudian mengusap rahang suaminya yang kasar karena sudah di tumbuhi bulu-bulu halus.

"Kamu baru bangun kenapa malah tambah ganteng sih, kak?"

"Kamu baru sadar suami kamu ini ganteng?"

Mila menepuk pipi Gesar pelan. "Di puji dikit langsung besar kepala."

"Kamu juga kan gitu." Gesar menyandarkan kepalanya di perut Mila, sembari sesekali mencium perut besar istrinya itu. "Jagoan Papa gak nakal kan di dalam perut Mama?"

"Gak Papa," jawab Mila dengan menirukan suara anak kecil. "Ayo berdiri, kamu kan harus siap-siap ke kantor."

Gesar berdiri. "Mau aku gendong?"

"Gak perlu, aku berat. Kamu mana kuat." Mila meremehkan.

"Enak aja kamu kalau ngomong. Aku kuat tau gendong kamu. Lagian kamu gak gendut, cuman perut kamu doang yang besar."

Badan Mila memang masih sama seperti dulu. Hanya perutnya saja yang membesar.

"Iyain deh." Mila memegang kedua pundak Gesar dari belakang, lalu dia dorong dengan pelan.

"Ayo mandi bareng," ajak Mila tiba-tiba.

Dengan semangat Gesar langsung menggendong Mila ala bridal menuju kamar mereka.

•••

"Astaga sayang, ini belanjaan kamu kenapa banyak banget?"

Gesar yang baru pulang dari kantor seketika terkejut melihat banyaknya paper bag di atas meja ruang tamu.

"Aku tadi abis belanja sama Mama. Itu semua Mama yang beliin."

"Dari jam berapa? pulang jam berapa? kenapa kamu gak kabarin aku dulu?" tanya Gesar sedikit marah. Dia tidak mau kejadian yang lalu sampai terulang lagi.

"Tadi sore, gak lama kok. Buktinya aku baik-baik aja," jawab Mila santai. "Aku gak ngabarin kamu, karena Mama yang larang. Soalnya Mama bilang kalau ijin pasti gak kamu bolehin."

"Kebiasaan banget sih. Jangan sampai di ulangin lagi." Mila mengangguk. Gesar lalu mengusap perut Mila. "Kamu udah minum susu?"

"Oh iya belum. Tolong buatin dong kak," pinta Mila.

Gesar lalu beranjak untuk membuat kan Susu. Sedangkan Mila membuka paper bag tersebut satu-satu untuk melihat isinya.

Gesar meletakkan susu yang sudah dia buat atas meja. "Minum dulu susunya sayang, itu kan bisa besok."

"Bentar kak, ada yang lagi aku cari." Jawab Mila tanpa menoleh.

"Kamu gak capek emang? biasanya jam segini udah tidur." Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam lewat, biasanya Mila memang sudah tidur, tapi tidak dengan malam ini.

"Nah ketemu." Mila mengangkat dot bayi warna biru dengan senang. "Aku tadi beli ini kak, kamu mau coba gak?"

Tanpa menunggu jawaban dari Gesar, Mila langsung memasukkan Dot tersebut ke mulut suaminya.

"Kok malah aku sih yang coba?" Gesar melepas Dot tersebut dari mulutnya.

"Gak apa-apa lah, kamu kan Papanya."

"Yaudah kalau gitu kamu juga coba." Gantian, Gesar yang memasukkan Dot tersebut ke mulut sang istri. "Kamu kan Mamanya." Balas Gesar tak mau kalah.

•••

Gimana part hari ini?

Komen next disini 👉

Komen lanjut disini 👉

I WANT PREGNANT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang