19. AROMA CINTA

27K 2.3K 92
                                    

19. AROMA CINTA

Annyeong

Makin kesini makin sepi aja ya.

Mana nih suara yang lain?

Berhubung Miawww udah rajin up
Bisa yuk komen tiap part

•••
Mila sedang bersantai di ruang tamu sembari menonton drama Korea. Suara ketukan pintu dari luar membuat dia langsung menoleh kearah pintu, lalu melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul tiga sore.

"Siapa yang bertamu sore-sore gini cobak?" Gumamnya. "Put, tolong bukain pintu dong," suruh Mila, saat melihat Puput yang baru saja keluar dari dapur.

"Sayang" panggil Gesar, kemudian duduk di samping Mila sembari meletakkan belanjaan yang di pesan oleh istrinya di atas meja.

Mila membuka belanjaan yang Gesar bawa, memastikan jika tidak ada yang ketinggalan. Apa lagi makanan anjing kesayangan Mila. Coco

Mila membuka plastik putih besar yang berisi buah mangga. "Astaga kak, ini kenapa banyak banget?"

Gesar mendekatkan kepalanya, melihat isi plastik yang berada di pangkuan istrinya. "Masa sih? Perasaan aku ini sedikit"

"Satu plastik kamu bilang sedikit?" Gesar mengangguk sambil membuka sepatunya.

"Udah gak apa-apa, yang makan kan bukan kamu sendiri, tapi Dede bayi juga." Gesar mengambil alih plastik tersebut, "mau aku kupasin gak?"

"Mau"

"Bentar aku cuci tangan dulu," Gesar kemudian beranjak untuk mencuci tangan.

"Terus ini susunya kenapa mereknya beda-beda?" tanya Mila saat Gesar Sudah kembali duduk di sampingnya dengan membawa pisau serta piring.

"Aku gak tau mana yang bagus, jadi aku ambil aja semua"

"Makanya tadi tuh maunya kamu tanya Mama atau kak sita dulu"

"Gak sempat mikir sampai sana sayang. Lupa"

"Kasihan banget suami aku, masih muda udah pikun," ledek Mila.

"Pikun-pikun begini kamu juga Cinta?" ujar Gesar sembari menggerak-gerakkan alisnya kebawah dan keatas.

"Cinta lah. Cinta banget malah"

Gesar meletakkan mangga yang dia potong keatas piring. "Sayang, gimana kalau kita tinggal di rumah Barga aja sementara biar kamu gak bosan"

"Pengen sih, cuman aku takut ngerepotin kak Sita. Apalagi Mia masih kecil."

"Emang kamu bakal ngerepotin Sita apa? aku yang suami kamu aja gak pernah kamu repotin, apa lagi kakak ipar kamu sendiri"

Sampai sekarang Gesar masih heran pada istrinya itu. Apa-apa takut, apa-apa tidak enak.

"Gak ada juga sih, tapi kan kamu tau aku kadang suka rewel"

"Yaudah kita tinggal di rumah Mama aja kalau gitu," saran Gesar lagi.

"Mama kan jarang di rumah kak. Jatuhnya ntar sama aja kaya disini"

Gesar membelai pipi Mila. "Maaf ya udah sering buat kamu bosan di rumah. Besok kalau kamu bosan, kamu boleh keluar bareng Yasmin"

"Benaran boleh?"

Gesar mengangguk, "tapi kamu harus tetap ijin dan jangan sampai kecapean." Gesar lalu mengusap perut Mila. "Ingat disini ada anak aku"

Mila menjauhkan tangan Gesar dari perutnya. "Enak aja anak kamu, anak aku"

"Yang buat kamu hamil siapa?" Mila menunjuk suaminya dengan jari telunjuk. "Yaudah berarti ini anak aku"

Mila mengakat tangannya. "Wait wait, berarti kalau yang hamilin aku orang lain, ini bukan anak kamu gitu?"

Gesar mengerjap-ngerjapkan matanya. Perkataan Mila barusan sangat ambigu untuk nya.

"Iyalah! emang siapa yang berani hamilin kamu selain aku?"

Mila terdiam, tersadar perkataan nya barusan sangat aneh. "Ehh barusan aku ngomong apa sih kak?"

Gesar terkekeh melihat reaksi istrinya yang bingung sendiri. "Kamu pasti mau bilang, kamu yang ngandung jadi ini anak kamu kan?" kata Gesar membenarkan.

"Iya itu maksud aku. Kamu sih, pake bahas siapa yang buat. Kalau gak ada aku emang kamu mau buat Dede bayinya sama siapa?"

"Sama siapa lagi, kalau bukan sama istri aku"

"Istri yang mana?" tanya Mila galak.

"Pake nanya lagi, emang istri aku berapa?"

"Satu dong, cuman Mila Adalvini" Mila lalu menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya.

Mila tiba-tiba mengendus-endus dada Gesar. "Kak kok kamu bau asem ya"

"Kan aku belum mandi"

"Tapi ini gak kaya biasanya. Biasanya kamu pulang kerja masih wangi. Kok kali ini bau banget? bukan bau keringat juga deh ini"

Gesar berdecak. Istrinya itu jika berbicara terlalu jujur.

"Tadi aku beli mangga nya di pasar. Terus kecipratan air ikan pas ngelewatin penjual ikan"

Mila langsung menjauh, "ih jorok banget sih kak, pake gak bilang lagi." Mila mengusap bagian wajahnya yang dia sandarkan di dada Gesar tadi. "Kenapa harus beli di pasar? kenapa gak di supermarket aja?"

"Yang di pasar lebih segar buahnya,"

"Itu sepatu kamu juga kotor kak." Mila menunjuk sepatu Gesar yang terdapat banyak lumpur. Lalu melihat kearah pintu, ada banyak bekas sepatu Gesar disana. "Kamu kenapa jadi jorok gini sih kak. Lihat tuh lantainya sampai kotor gitu"

"Percuma dong aku gaji Puput, kalau gak untuk bersihin itu semua"

Mila memutar matanya malas, "iya tau, tapi tetap aja kamu jorok. Udah sana mandi, kamu bau"

"Ga apa-apa ini namanya bau cinta sayang." Gesar lalu mendekap kepala istrinya erat. Mila mendorong suaminya itu keras agar menjauh.

"Huek huek huek ...." Mila berlari ke dapur, memuntahkan semua isi perutnya.

Gesar pun menghampiri Mila lalu mengusap-usap punggung Mila lembut. Untung saja rambut Mila dia Cepol, jadi tidak terkena muntah.

"Dede bayinya sensitif banget, masa nyium bau ikan langsung muntah"

"Gimana gak sensitif, Papa nya aja juga sensitif," ujar Mila setelah mencuci mulutnya.

Gesar mengambil kan tissue dan memberikannya pada Mila untuk mengelap mulut.

Mila mundur selangkah lalu meletakkan jari telunjuknya di dada Gesar. "Jangan dekat-dekat. Sana mandi, kamu bau"

"Peluk dulu bentar, baru aku mandi"

"Gak mau. Mandi dulu baru aku peluk"

"Bentar doang sayang." Gesar merentangkan kedua tangannya siap ingin memeluk.

"Mandi atau gak sama sekali," ancam Mila.

"Oh, sekarang kamu udah berani ngancam aku? oke kalau gitu. Aku mandi, dari pada gak di peluk sama sekali."

Mila tersenyum karena ternyata suaminya itu menurut.

Baru dua langkah Gesar berjalan, dia kembali berbalik dan mencium pipi Mila singkat. Kemudian berlari kecil menaiki tangga sambil tertawa senang.

Mila menggelengkan kepal. Beberapa hari ini tingkah suaminya itu tiba-tiba saja berubah seperti anak kecil.

Mila menunduk mengusap perutnya. "Dek, Papa kamu kok bisa gitu ya? untung Mama sayang"

•••

Gimana sama part hari ini?

Spam next disini 👉

Jangan cuma di baca aja

Follow+vote+komen jangan lupa

I WANT PREGNANT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang